Bulan Mei, tepatnya di tanggal 11 hingga 13 Mei 2016 lalu saya berkesempatan mendokumentasikan sebuah acara. Acara yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Ini berawal dari teman saya yang pernah bekerja sebagai staf di salah satu lembaga PBB yang berada di Indonesia. Terus si teman ini udah gak kerja di sana lagi. Terus dia dikontak sama temannya untuk cari fotografer yang bisa mendokumentasikan acara mereka nanti selama di Lombok. Terus dengan cihuynya dia merekomendasikan saya karena gak punya kenalan siapa-siapa lagi di sini. Hadeeeh banget kan? Dianya pula bilang cuma acara pertemuan gitu. Gampanglah buat saya katanya, soalnya dia sering lihat saya bawa kamera dan foto ke mana mana. Ckckckck.
Ya sudah singkat cerita saya dihubungi orang yang mau bikin acara. Diminta untuk survei lokasi dulu. Kalau gak salah ingat saya ditugaskan survei lokasi seminggu sebelum acara diselenggarakan. Jadi lokasinya ini ada di dua tempat, yaitu Kila Senggigi Beach Lombok (tempat pertemuan dan nginapnya para peserta) dan di Hotel Tugu Lombok. Karena saya gak sanggup ngurus ni acara sendirian, maka kami membentuk tim tiba-tiba yang anggotanya terdiri dari saya, suami saya dan tema saya namanya Anton. Untuk urusan survei, si Anton ini gak ikutan. Ya biar gak ramai aja. Bwahahhahaah. Gak ding, si Anton juga lagi ada kegiatan di waktu yang sama.
Sehari sebelum hari H pun kami ketemuan dulu sama kakak-kakak panitia yang kece di Maktal Coffee Bar. Buat diskusi dikit aja gimana foto-fotonya nanti, jam berapa mesti ke sana dan lain lain dan sebagainya. Di situ juga saya jadi tahu nama acara yang bakal didokumentasikan nanti yaitu “UNCT Retreat 2016”. UNCT itu singkatan dari United Nations Country Team. Retreat? Artinya ngumpul-ngumpul lagi kalau gak salah. Kalau gak salah loh ya. Kata teman saya sih, ini kegiatan ngumpul-ngumpul dan diskusi tahunan gitu.
Sampai tiba hari diselenggarakannya acara, kita sempat kagok sendiri. Hee? Ini yang orang Indonesia cuma kakak-kakak panitia kemarin doang? Itupun panitianya ada yang WNA juga. Beugghh, tahu gitu gak usah kita deh yang ditugaskan foto-foto. Ntar kalau gak memuaskan gimana? kalau itu gimana? dan lain lain. Belakangan saya baru tahu kalau ini macam rapat para pimpinannya setiap lembaga-lembaga PBB yang ada di Indonesia gitu. Di negara lain pun diadakan kegiatan yang sama. Terus saya dengar dari mana, katanya lembaga-lembaga PBB di Indonesia ya pimpinannya gak boleh orang Indonesia, harus WNA. Demikian pula di negara lain, gak boleh tuh lembaga PBBnya dipimpin sama orang berkewarganegaraan tersebut. CMIIW yakk~ Kaget sih satu ruangan lalu lalang, duduk serius, ngobrol dan isinya orang asing semua. Kaget dong, apalagi cas cis cus Inggris kita gak bener.
Terus tugas kita apa? Gak banyak sih, tapi ya cukup melelahkan karena emang gak berhenti jepret sana sini. Ya tugas kita mendokumentasikan acara pembukaan, sesi foto bareng, suasana tanya jawab sama buat acara gala dinner di Hotel Tugu keesokan harinya. Foto-fotonya banyak euy, tapi gak boleh di-share dong yak ๐ Saya share yang bisa bisa di-share aja nih. Selain mereka sesama pimpinan lembaga-lembaga PBB representatif Indonesia sendiri, ada banyak pembicara lain juga yaitu Bapak Najmul Akhyar (Bupati Kabupaten Lombok Utara), TGH Hasanain Juaini (Pimpinan Ponpes Nurul Haramain), Mamiq Muh. Rois ( Kepala Adat yang mempertahankan budaya awig-awig) dan masih banyak lagi.
Sore tanggal 12 Mei 2016, para peserta pun bertolak dari Kila Senggigi Beach Lombok menuju lokasi Gala Dinner yaitu di Hotel Tugu Lombok. Itu kali pertama saya masuk ke yang namanya Hotel Tugu Lombok, juga Kila Senggigi Beach Lombok. Sebelumnya tidak pernah sama sekali. Oh iya, waktu acara gala dinner hanya saya dan Anton yang pergi dokumentasi, karena suami sedang ada urusan. Layaknya saat rapat, kerjaan kami di sana ya foto-foto lagi. Bedanya, saat gala dinner tersebut bapak gubernur NTB tercinta turut hadir ๐ Kita sempatkan buat wefie deh, walaupun hasilnya gak beres karena emang buru-buru banget. Huhuhu.
Beres acara makan-makan, ngobrol-ngobrol dan sambutan kami pun menaiki mobil elf untuk kembali ke Kila. Di deretan bangku saya ada pimpinan UNESCO Indonesia dan seorang pembicara dari Pulse Lab Jakarta yang bernama George. Karena selama acara saya emang sibuk foto-foto aja terus, akhirnya ya saya gak melewatkan kesempatan selama perjalanan untuk ngobrol bersama mereka. Walaupun endingnya mereka pada ngantuk dan malah tidur. Hiks. Hahahahah. Eh tapi senang lo, kita sempat follow-followan di media sosial dan ya emang sampai sekarang masih lanjut komunikasi.
Pukul 10 malam lebih kami tiba lagi di Kila Senggigi Beach Lombok. Seperti biasa, disambut dengan suasana lobbynya yang berasa tenang dan nyaman banget. Karena capek dan emang mau transfer foto dari kamera ke laptop ya sudah kami duduk-duduk dulu sebentar. Oh iya, dan gak lupa kami foto bareng teman baru kami. Iya, ini dia George, seorang teman asal Skotlandia yang bekerja di Pulse Lab Jakarta (satu dari sekian banyak lembaga PBB).
Ya udah, itu aja sih. Sebenarnya ceritanya bisa lebih lengkap lagi. Sebenarnya mau ditulis dengan bahasa Inggris. Sebenarnya… tapi karena kelamaan nunggu realisasi dari “sebenarnya” itu jadi ya sudah, yang penting ada dokumentasi! Dokumentasi postingan kayak gini maksudnya, ya walaupun berantakan banget ๐
[…] dokumentasi acara United Nations Country Team (UNCT) Retreat di Lombok. Ceritanya bisa dibaca di sini. Dan itu sudah lama, bulan Mei yang lalu. Sejak kedatangan pertama saya, saya sudah jatuh cinta […]
Pengalaman seperti ini memang sayang kalau nggak ditulis, mba. Apalagi bisa welfie bareng Gubernur ๐
Beruntung ada kesempatan keren. Yg penting ada jejak. Masalah edit bisa belakangan kan? ๐
Dokumentasi memang penting u/ kenanga-kenangan hehe
seru… ya.., tapi kenapa ga boleh di share??? apa rahasia banget yak…
Lbh seru kalau ditulis lengkap ya mbak. Hehe
Keren Mbak diberi kesempatan baik ini, sungguh beruntung.
Wuih kece mbak, acaranya pun bertaraf internasional pula, pasti lumayan lha nambah pengalaman yg bisa dimasukin portfolio hehe ๐