Mengenal Festival Moyo, Festival Seni dan Budaya Kebanggaan Sumbawa. Ada sebuah festival seni dan budaya yang digelar setiap tahun di Pulau Sumbawa, satu dari dua pulau besar di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Festival Moyo namanya. Festival ini mengangkat nama Pulau Moyo, sebuah pulau kecil yang cantik di Sumbawa yang namanya sudah dikenal dunia. Branding Moyo dipakai karena pulau tersebut memang menjadi salah satu destinasi kebanggaan di sana, ya rasanya semua orang tahu akan Pulau Moyo. Maka tidak heran kalau sejumlah orang ternama seperti Pangeran Charles, mendiang Putri Diana, David Beckham, Mick Jagger, David Bowie, Maria Sharapova dan yang lainnya memilih Pulau Moyo sebagai tempat liburan yang menyenangkan. Dengan mengangkat nama Moyo, diharapkan semakin banyak wisatawan yang tertarik dengan festival yang diisi dengan beragam pertunjukan seni dan budaya Sumbawa tersebut.
Sumbawa, Pulau Cantik di Nusa Tenggara
Jadi sebelum kenalan dengan festivalnya, kita kenalan dulu dengan pulau tempat festival tersebut diselenggarakan yaa. Namanya Pulau Sumbawa. Seperti yang disebutkan di awal postingan tadi, Pulau Sumbawa merupakan satu dari dua pulau besar di provinsi NTB. Ya, provinsi NTB ini punya dua pulau besar yaitu Lombok dan Sumbawa. Karena saya tinggal di Lombok dan memang jarang sekali ke Sumbawa, jadi tahunya tentang Lombok saja. Padahal Pulau Sumbawa pun tidak kalah cantik loh. Pantai berpasir putih, pulau-pulau kecil tak berpenghuni, air terjun yang cantik, dan objek lainnya juga ada di Sumbawa. Kalau kalian sudah sampai di Lombok, tidak ada salahnya untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Sumbawa. Kalian hanya perlu menyeberang menggunakan kapal ferry dengan waktu penyeberangan sekitar 100 menit dari pelabuhan Kayangan, Lombok Timur ke pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat.
Festival Moyo dan Para Warga yang Melek Seni Budaya
Senang sekali karena saya berkesempatan hadir di Festival Moyo 2016 yang diselenggarakan pada 23 September hingga 16 Oktober 2016 lalu. Hadirnya cuma di dua hari pertama perayaan sih. Senang karena akhirnya saya ke Sumbawa lagi setelah hampir 13 tahun tidak menginjakkan kaki di bumi Sabalong Samalewa ini. Meskipun jaraknya tidak jauh dari Lombok, tapi terakhir kali saya ke Sumbawa itu ya di tahun 2003 lalu. Lama banget kan? Begitu kapal merapat di dermaga, bus yang membawa rombongan kami langsung menuju ke Kecamatan Unter Iwes, Sumbawa Barat. Cuacanya cukup panas, tapi tidak begitu berasa panas karena ada AC di bus yang kami tumpangi #okeyanginigakpenting. Eh iya, jalanan yang kami lewati cukup membuat perut terguncang a.k.a bikin mabuk perjalanan. Ada yang pernah melewati jalur sepanjang pantai Senggigi hingga bangsal? Meliuk-liuk kan? Nah ini versi yang lebih meliuk-liuk lagi.
Lalu, ada apa di Festival Moyo? Ada para warga yang melek seni dan budaya! Eh iya, beneran! Jadi karena satu dan lain hal, rombongan kami kemarin gak ikut pembukaan Festival Moyo. Iya…acara pembukaan yang kalau dalam berita itu mah mungkin penting banget, dan kami terlewat! Hiks. Ya udah, skip. Penting mana sih acara pembukaan festival dibanting isi dari acara itu sendiri? #hiburdiri. Karena untuk menuju lokasi acara pembukaan emang udah gak bisa. Maka kami berdiri gak jelas aja di sekitar area hotel tempat kami menginap. Jalanan padat banget sama warga. Rupanya usai pembukaan, ada kegiatan Pawai Budaya siang hingga sore itu. Warga yang menyaksikan banyakkkkk banget! Kalau kalian gak lihat warga di foto di atas, itu karena mereka kasih jalan ke peserta pawai agar bisa melintas. Jangan bilang hoax ya, kalian gak ada di sana. Camkan itu! Bwahahahhaha.
Rangkaian Kegiatan Festival Moyo
Karena kami cuma dua hari berada di Sumbawa, jadi ya emang gak banyak pertunjukan yang bisa kami tonton. Seingat saya sih ya cuma pawai budaya, pameran atau expo gitu, seminar kearifan lokal, dan pentas teater. Beruntung banget kalian yang bisa stay di Sumbawa sepanjang festival tersebut berlangsung. Karena rangkaian kegiatan pada Festival Moyo 2016 kemarin ya memang seru-seru banget.
Ada Tari Sagembang Baguba, Samawa Baguba, Karnaval Kerealang, Pawai Budaya, Pekan Budaya Sumbawa, Expo UMKM, Main Jaran, Parade Jaran Main, Jelajah Wisata Motor, Pelatihan & Festival Tenun, Gebyar Pesta Jagung, Pentas Kolaborasi DKS, Samawa 10K, Malala, Lomba Drumband, Sepeda Gunung, Balap Sampan dan masih banyak lagi. Banyak kan? Mulai dari yang namanya bisa ditebak itu kegiatan apa, sampai yang nama kegiatannya sama sekali asing bagi kita. Berdoa saja semoga kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan kembali di Festival Moyo 2017 yang akan datang. Dan semoga kalian ada kesempatan untuk jalan-jalan ke Sumbawa.
Oh iya, dari acara yang saya datangi tersebut saya paling suka dengan pentas teater. Pentas ini menampilkan kekayaan ragam cerita rakyat Sumbawa. Kenapa? karena pemerannya adalah anak-anak usia sekolah. Terus para penontonnya itu entah kenapa kok ya pada hikmat semua, serius gitu nontonnya. Semua pada duduk tenang menyaksikan. Jadinya kita bisa fokus dengan cerita yang ditampilkan tersebut. Saya sempat tanya-tanya nih sama seorang anak yang duduk di sebelah saya, namanya Fira. Anak ini berasal dari sebuah sekolah dasar di daerah Maronge. Dia menjadi salah satu peserta pentas teater tersebut. Iya, acara teater ini dilombakan juga ya gaes. Jadi untuk tampil di Festival Moyo tersebut sebelumnya setiap sekolah diseleksi terlebih dahulu. Sampai akhirnya ada satu sekolah yang bisa tampil mewakili kecamatannya di pentas yang kami saksikan malam itu.
Karena kami jalannya bareng rombongan, jadi ya kemana-mana juga mesti ngikut ketua rombongan. Hihihihi. Plis, jangan tanya ketua rombongannya siapa. Dan pagi itu, sebelum kami bertolak ke pelabuhan Poto Tano, kami menyempatkan diri hadir di Wisma Daerah Kabupaten Sumbawa. Di sana kami mengikuti Dialog Budaya dan Seminar yang judulnya panjang banget kalau saya ketik di sini. Jadi cukup baca di gambar di atas itu aja ya. Saya sendiri sih gak fokus sama pembahasan di acara tersebut, bahasanya berat euy. Fokusnya malah ke acara pembuka seminar, yaitu Sakeco. Sakeco ini kesenian khas Sumbawa. Terdiri dari dua orang yang memainkan rebana, terus mereka nyanyi gitu. Lirik lagunya semacam cerita rakyat, pakai bahasa Sumbawa. PS. Benerin yak kalau penjelasan saya salah. Hehehe.
Rombongan kami dibagi dua kala itu. Ada yang ikut seminar, ada yang menyaksikan balap kuda yang disebut main jaran. Kata teman, jokinya tuh kebanyakan adalah anak-anak. Semangat mereka luar biasa, berapa kali jatuh pun gak mengeluh. Diceritain kayak gitu saya jadinya mupeng dan nyesal kenapa gak ikutan ke sana. Tapi kata mereka suasananya panas banget, berdebu pula. Ya kali arena balap kuda ada AC-nya. Xixixixi.
Yuk Hadir di Festival Moyo 2017!
Festival Moyo ternyata sudah diselenggarakan sebanyak 5 kali. Iya, penyelenggaraan Festival Moyo tahun 2016 kemarin ini adalah yang kelima kalinya. Festival Moyo merupakan festival tahunan, jadi yuk ah bersiap untuk hadir pada Festival Moyo di tahun selanjutnya 😉 Oh iya, saya sekalian share nih video karya seorang teman. Semoga bisa memberikan sedikit gambaran tentang Festival Moyo yang diadakan September hingga Oktober yang lalu.
—
indonesia memang kaya budaya ya mba.. festival budaya moyo termasuk didalamnya.
btw itu tulisan yang dibawa si mba2 apa artinya ya . hehe
kerennnya…
saya suka tenun ikatnya…. indah banget…….
thx sudah sharing
semoga ane bisa hadir di even even berikutnya, amin amin