Kampung Halaman, Pameran Sketsa Karya MN Juna Putra di Big Guy Gallery. Mataram adalah kota yang nyaman. Kota dengan udara dan air yang segar, langit yang biru, tidak terlalu ramai, tidak pula sepi, fasilitas yang cukup, dan tidak jauh dari tempat-tempat indah sekitar Lombok. Begitulah dua kalimat pembuka tadi tercantum pada e-flyer pameran sketsa berjudul “Kampung Halaman” karya seniman bernama lengkap Muhammad Nourissafaat Juna Putra atau MN Juna Putra. Sejak lama saya sudah mengagumi karya seorang teman yang akrab saya sapa dengan nama Ois ini. Sebagian besar karyanya, banyak diunggah di akun instagramnya (@mn.junaputra). Maka ketika ia berkesempatan menggelar pameran perdananya, saya menjadi satu dari sekian banyak orang yang sangat antusias menyambutnya. Terlebih lagi, Big Guy Gallery-tempat pameran tersebut diselenggarakan, letaknya hanya sepelemparan batu dari tempat tinggal saya. Jadi seperti apa sih keseruan pameran sketsa kota Mataram ini? Penasaran gak gimana hasil karya yang ditampilkan di sana?
Hampir saja saya batal hadir di pameran perdana sketsa karya Ois, sekaligus opening Big Guy Gallery ini. Bagaimana tidak, sedari pagi hingga sore harinya saya dan anak-anak berada di luar rumah. Sejak pukul 9 pagi saya dan Tita sudah berada di Rumah Sakit UNRAM guna melaksanakan tes pemeriksaan tumbuh kembang anak, GRATIS! (Gratisnya dibesarkan wkwk). Itu lho, hadiah karena saya termasuk 10 peserta pendaftar pertama pada seminar Mataram Child Development Update beberapa waktu silam.
Baca Juga: Mataram Child Development Update, Belajar Tentang Tumbuh Kembang Anak Bersama Para Pakar
Namanya pemeriksaan detail dan ada sekitar 10 anak di sana (lebih malah, karena ternyata ada yang mau ikut pemeriksaan juga meski bayar), antri lama dong guys! Daripada lama nunggu antrian, saya sempat ajak anak-anak makan siang dan bermain dulu di Lombok Epicentrum Mall yang letaknya gak jauh jauh amat dari RS UNRAM. Intinya kami sampai rumah tuh udah sore dan asli tepar! Tapi ya kali saya batalin janji, udahlah rumah dekat gini, ya minimal setor mukalah. Padahal saya berencana ajak si sulung Rani ke sana karena dia lagi senang banget menggambar. Apa daya, Rani udah tepar duluan. Sampai rumah blas tidur, dan baru bangun keesokan harinya. Maka malam itu saya berangkat by jalan kaki bareng the one and only Tita d’explorer. Hahaha. Heran deh saya nih anak gak ada capeknya.
Big Guy Gallery, Galeri Seni yang Tidak Jauh dari Rumah
Niatnya mau datang sebelum acara dimulai, eh malah tiba pas orang udah ramai. Acara opening aja udah kelar. Huhuhu. Tapi gak papa, momen banyak penontonnya masih dapat kok. Lokasi Big Guy Gallery ini gimana ya, dekat banget lho dari rumah. Tepatnya di Jalan Pariwisata No.61, Monjok, Mataram. Terlalu dekat untuk harus ditempuh menggunakan Grab. Makanya malam itu, sekitar pukul 19.00 saya berangkat sambil jalan kaki. Dan ternyata gempor juga karena sambil gendong anak usia 2 tahun, kondisi jalan yang ramai, plus perlu 2 kali nyebrang (errr..tadi katanya dekat..wkwk).
Dari kejauhan sudah terlihat area parkir Big Guy Gallery ramai dengan motor dan beberapa unit mobil. Dimana selama ini deretan ruko di sana ya seringnya sepi sepi aja. Wajar kalau sejumlah pengendara pada menoleh ke arah sana, penasaran ada acara apa sih sampai ramai begitu. Setibanya di sana, saya langsung menuju ke lantai 2 tempat pameran berlangsung. Oh ya, Big Guy Gallery ini berada di lantai 2, sementara lantai 1 diisi oleh franchise makanan siap saji bernama BukaChicken, yang logonya mirip BukaLapak gitu. Hihihi #salahfokus
Kampung Halaman, Pameran Sketsa Karya MN Juna Putra di Big Guy Gallery
Begitu sampai di ruang pameran, saya terkagum-kagum dengan antusiasme pengunjung. Saya pikir yang datangnya ya gak jauh-jauah dari circle kami, salah satunya teman-teman dari Kelas Inspirasi Lombok. Eh ternyata gak lho, nyatanya lebih banyak pengunjung yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Meski tentu saja, saya ketemu dengan beberapa teman, seperti: Dee Founder Buku Ini Aku Pinjam, Lely Si Pecinta Lingkungan, Kak Novi teman sesama relawan Sahabat Sajang-yang juga teman kantornya Ois, dan lainnya. Pengunjung lain ada yang merupakan teman kantor Ois di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), rekan-rekan sekampungnya dari Dompu, dan masih banyak lagi. Ramai yaa, banget!
Baca Juga: Pentingnya BPK dalam Pengawasan Pengelolaan Dana Desa
Setelah puas menyapa beberapa teman yang dikenal, saya pun mengisi buku absen. Usai mengisi daftar hadir, setiap pengunjung akan mendapatkan satu kupon doorprize. Jika beruntung, pada kupon eh kertas kecil tersebut tertulis hadiah yang berhak kami dapatkan. Entah itu gantungan kunci, mug, stiker, maupun pembatas buku. Alhamdulillah kemarin saya dapat gantungan kunci dong! Oh ya, kesemua souvenir tadi pastinya bergambar salah satu skets karya MN Juna Putra a.k.a Ois. Sambil menikmati setiap karya, teman-teman juga bisa menikmati kue-kue lengkap dengan kopi dan teh yang telah disajikan. Asyik, bukan?
Mataram sebagai Kampung Halaman di Mata MN Juna Putra
Saya ingin memotret kota Mataram dengan menggunakan sketsa yang dibuat di tempat. Merasakan suasananya, berinteraksi dengan warga, dan berusaha menyampaikan pesan: bahwa sebenarnya, Kota Mataram adalah tempat indah itu sendiri.
Demikian cuplikan pengantar terkait pameran sketsa Kampung Halaman yang ingin disampaikan oleh MN Juna Putra, yang lagi lagi saya temukan pada desain e-flyer kegiatan ini. Hahahha. Soalnya saat acara, saya gak bisa banyak wawancara. Entah faktor kepanasan (sepertinya besok mesti dipasangkan AC nih galerinya), rempong gendong Tita, atau memang mau fokus menikmati karyanya #eaa #alesyann.
Total ada 12 karya sketsa yang ditampilkan pada pameran bertajuk Kampung Halaman ini. Tentu saja semuanya merupakan perwujudan dari sejumlah sudut di kota Mataram. Beberapa diantaranya yaitu Kota Tua Ampenan, Pura Mayura, Cakranegara, Pantai Ampenan, dan lainnya. Seperti kutipan di atas, sepintas kita mungkin akan melihat ini sebagai sebuah gambar biasa, padahal ada banyak cerita di baliknya. Ya, Ois menggambarnya langsung di tempat seraya berinteraksi pula dengan warga sekitar. Di balik tarikan garis dan setiap warna pada gambar tersebut, tersimpan cerita serta bukti cintanya akan kenyamanan Kota Mataram.
Baca Juga: Nasi Kuning Warung Pojok Ampenan: Si Legendaris dan Ngehits!
Dari hasil nanya-nanya saya dengan Ois, rupanya ia menghabiskan waktu sekitar 3 minggu untuk menyelesaikan seluruh karya yang dipamerkan tersebut. Oalah, saya pikir karya-karya ini sudah dibuatnya jauh sebelum pameran berlangsung. Rupanya tidak, karena biasanya dia hanya menggambar pada sketchbook. Dimana ukuran kertas sketchbook berbeda jauh dengan ukuran karya yang akan dipamerka. Ya, sebagian besar karyanya malam itu berukuran 30×40 cm. Tidak sekadar dipamerkan, tentu saja bagi siapa pun yang berminat, bisa membeli karya sketsa tersebut dengan harga yang bervariasi. Seingat saya sih harganya mulai dari 300ribu, gambar saja yaa..tidak termasuk bingkai. Mau menghargai hasil karya seniman? Maka membeli karya mereka adalah salah satu caranya. Tapi kemarin saya gak beli, jadi saya buat postingan blog aja ya. Hihihi.
Semua Orang Bisa Sketching
Selain memamerkan 12 karya sketsanya mengenai kota Mataram, di acara ini berlangsung pula berbagai kegiatan. Dimana kalian bisa memesan beragam merchandise bergambar karya sketsa MN Juna Putra, melihat koleksi karya lainnya yang tidak dipamerkan di beberapa buku sketsanya, serta yang paling menarik adalah live sketching! Ya, di tengah kesibukannya menyapa pengunjung, meladeni pertanyaan sejumlah wartawan, Ois-sang seniman malam itu pun menyempatkan diri melakukan live sketching. Ia menunjukkan kepada kita bagaiman sebuah karya dibuat. Bagaimana ia melakukan sketsa, serta mewarnainya dengan cat air. Semuanya dilakukan di tempat, beberapa pengunjung yang adalah anak-anak pun sangat menikmati kegiatan tersebut. Mereka malah pada request, ingin digambarkan tokoh kartun favoritnya.
Melalui kegiatan live sketching itu Ois ingin mengajak teman-teman memahami bahwa sketching adalah semacam rekreasi jiwa. Dimana kegiatan tersebut merupakan hal yang asyik dan dapat dilakukan semua orang. Iya juga sih, bukankah semua dari kita pasti pada bisa gambar? Ya minimal gambar dua gunung, tengahnya ada matahari dengan garis-garis sinar, terus ada jalanan yang makin ke sini makin lebar, serta sawah di bagian kiri dan kanannya. Hahahah. Pasti udah kebayang tuh gambar yang saya maksud.
Suasana Keakraban Saat Pameran
Bagi MN Juna Putra -Ois, Kampung Halaman tidak hanya menjadi judul pameran karya sketsanya, tapi mungkin juga suasana pengunjung di malam itu. Saya melihat bagaimana akrab dan hangatnya para pengunjung bersama dirinya, sang seniman. Saya melihat kebahagiaan dari kawan-kawan kecilnya, para petinggi di kantor tempatnya bekerja serta wajah-wajah takjub dan tidak kalah bahagia lainnya. Semakin waktu beranjak, tidak menjadikan pengunjung semakin berkurang, tetapi pengunjung kian berdatangan. Ada yang pulang, ada pula yang baru saja datang. Termasuk dr.Qiqi, adik dari si Ois-empunya pameran malam itu. Oh ya, saya mengenal Ois pun dari adiknya ini. Rupanya karena urusan pekerjaan, si adik baru sempat hadir di jam-jam terakhir. Dibawakannya bucket bunga untuk si kakak, semacam ucapan selamat atas salah satu milestone yang telah dicapai.
—
Mataram memang demikian, adalah tempat nyaman sebagai kampung halaman. Saya turut mengiyakan apa yang ingin disampaikan MN Juna Putra pada setiap pengantar karya sketsanya. Meski lama tinggal dan sudah dibuat jatuh cinta pada kuliner Makassar, serta saya yakin setiap tempat memiliki keunikannya masing-masing. Bagi saya, Mataram merupakan tempat yang tepat untuk menjalani hari. Udaranya masih segar (walaupun dulu sekali jauh lebih segar), tidak ramai tidak perlu sepi, tidak perlu khawatir akan polusi udara ataupun macet sana sini, dan masih banyak lagi.
Terima kasih Ois eh MN Juna Putra untuk karya-karyanya yang membuat kami bersyukur bisa menjadi salah satu warga di sini, di kota Mataram. Fragmen-fragmen sudut kota yang terbingkai di dinding-dinding galeri seakan membuat kami jatuh cinta kembali pada kota mungil ini. Terima kasih Big Guy Gallery untuk tempatnya, untuk kesempatannya pada seniman seperti MN Juna Putra, semoga kelak galerinya menjadi tempat yang nyaman bagi semua orang.
Terima kasih banyak Andy (alias Tutut ?) atas kebaikan hatinya menulis tentang pameran Kampung Halaman ??.
Mudah2an kehidupan berkesenian dan literasi di Mataram/Lombok semakin ramai dan beragam ya.
Salam kenal Kak. Saya mengagumi semua karya nya nih. Melihat kegiatan dan foto melalui artikel Mbak Andy ini. Sukses selalu ya ?
Wah mantap ???. Tapi untuk sketsa pantai Ampenan nya udah kekinian banget. Waktu Abadi dulu tinggal di Sukaraja dan jadi remaja bahari masih terasa antik dengan gudang pertukaran barang samping dermaga. Tapi ini luar biasa. Jadi rindu ????????
Sampai kapan pamerannya kak, live scetching spertinya menarik untuk dilihat.
Saya suka sekali Gaya sketsanya. Keren banget. Clean tapi cukup detail dgn warna yang ceria
Wah congrats, semoga banyak anak2 muda yang terinspirasi mengikuti jejak nya mas Ois yah mba hehe, makasih yo mba udah mau berbagi info 😉
keren lukisannya….mantap
Aku belum pernah datang ke galeri seni khusus sketsa gini. Kepengen juga jadinya. Oiya, karya bang Juna ini ada rencana dijadikan buku nggak ya? Mungkin buk
Main ke Big Guy Gallery udah sepaket ya mba. Abis nonton pameran, turun ke bawah langsung makan di BukaChicken. Anak-anak pasti suka nih. Biasanya kan anak-anak cepat bosan tuh main ke galeri seni (kecuali galeri seni anak-anak). Orang tuanya mah hepi hepi aja. Hehehe.
sketsa karya tmnnya mas bagus ya. ndak salah mas bisa seantusias itu. padahal jarang2 loh mas ada yg dukung temen sendiri kayak yg mas lakuin ini.
keren banget sudut kota lombok dijadikan fragmen dalam bingkai, apakah di jakarta ada pameran seperti ini?
Bagus-bagus hasil sketsanya ya mba, benar2 menunjukkan suasana kampung yang begitu alami.
Daku yang kudet sepertinya ya mbak. Baru tau ini dengan nama seniman @mn.junaputra. Sketsanya bagus-bagus.
Insya Allah bakal jadi follower nya di IG.
Asik juga yah. Aku belum pernah menghadiri pameran seni lukisan. Apalagi kalau ternyata kenal sama pelukisnya. Wahh ikut bangga ya bisa menyaksikan perjalanan karir seorang kawan.
Saya selalu kagum banget ama orang yang pandai melukis atau pelukis, nggak tahu kenapa, bahkan (terlihat) coret-coret pun hasilnya bagus banget.
Saya mah sampai serius banget juga hasilnya bagusan gambarnya anak Paud hahaha.
Apalagi bikin sketsa, hasilnya wasalam deh 😀
sketsa memang punya nilai seni yang tinggi. kereen sekali yah. Dulu saya juga pernah punya cita2 mau jadi sketsator tp nd jadi2 hahahaa
Setiap baca tulisan nya mbak Andy selalu mupeng pingin ke Lombok deh
Terlebih ada pameran sketsa.
Duh
Wah….Tita mirip Zafa ini kayanya, ga ada capeknya yang penting jalan terus, keknya bakal jadi penjelajah dunia mereka ini ya?
Suka banget ini, Mbak Andy selalu explore Lombok mulai dr kuliner sampai dg bercerita ttg isi lukisan ttg kampung halaman.
Jaman sekarang bisa menggambar itu sebuah keahlian lebih yang sangat bernilai. Berbagai perusahaan animasi pasti menanti ya.
Senang bisa mengangkat galeri lokal bertaraf internasional nih
Apa kabar aku ya Teh?
Yang me ggambar gunung yanh sudah ada patternya saja ga bisa, hahaha
Makanya suka kagum dengan karya-karya seperti ini. Dulu masih di Denpasar suka juga ke gallery2, skrg tinggal di Kuta Selatan mau keman-mana jauh kecuali bandara dan mall hahaha.
Saya terkecoh dengan judul, saya pikir cerita tentang pulang kampung. Ternyata pameran lukisan.
Keren banget…
Kampung halaman memang selalu dirindukan, terekam erat dalam sanubari.
Sukses terus untuk karya MN Juna Putra.
Sketsanya bikin ingat style buku-buku pelajaran zaman dulu. Pengen juga deh bisa menggambar di tempat, tapi aku sih masih butuh belajar lagi nih supaya bisa cepat selesai.
Keren ya mba bisa liat pameran seni kaya gitu. Dan temennya berbakat banget sampe bisa bikin pameran hasil karyanya. Sketchnya simpel tapi artistik dan bagus.
Waah asyiknya ada gallery seni baru..jadi kangen jalan-jalan ke Lombok lagi. Pasti seru ya bisa lihat kegiatan live sketching…seruuu…
Belum pernah berkunjung ke galery seperti ini. Pastinya saya juga nggak mau ketinggalan nih datang ke pameran seperti ini apalagi lokasinya juga dekat dari rumah. Btw sketsanya keren2
Ois pastinya bangga pamerannya dikunjungi banyak orang dari berbagai kalangan. Tulisan Mbak Andy ini sekaligus menjadi jembatan buta kami yang tidak tahu dan tidak bisa hadir pada acara tersebut
Mihil juga ya Tutut, sketsanya .. tapi pantas memang soalnya karya kreatif yang orisinil. Artistik pula.
Yang namanya karya seni, saya selalu tertarik ingin tau.
gilee… keren banget ternyata. jujur malam itu saya sebenarnya saya mau hadir, saya udah puter puter di mataram tapi nggak ketemu tempatnya, saya cek di google eh di suruh ke ampenan, akhirnya setelah 45 menit gak ketmu saya menyerah.
semoga pameran berikutnya saya bisa hadir.
Saya termasuk jarang mengunjungi galeri seni, tapi kalau ada pameran seni suka melihat hasil karya para seniman. Bahkan kagum dengan upaya mereka menerjemahkan pesan kehidupan dalam sebuah kanvas
Saya pernah sekali datang ke pameran lukisan. waktu itu juga karena tugas sekolah dan asli karena banyak lukisan yang abstrak saya tak memahami Gambar apa yang disajikan tersebut.
tapi lihat pameran dari Kak Juna ini tentang kampung halaman saya bisa merasakan bagaimana yang dirasakan Kak Juna terhadap tempat asalnya
sukses untuk Big Guy Galey dan Mas Ois. Smeoga karyanya makin sukses.
Ini keren banget dia bikin sktech ya…Dan meski tiap orang bisa sketching tentu beda hasilnya dengan yang bertalenta
Ya ampun sketsanya keren, secara detail menggambarkan audit sudut yang familiar di Kota Mataram. Bangga sih ada seniman sketsa Di Mataram.
Sama kak, jadi ikut bangga sebagai warga Mataram ^^
Karya sebanyak dan sekeren itu hanya butuh waktu 3 minggu? super keren dan cakep benerrrr
Setuju, Mbak. jika mau menghargai seniman membeli karya mereka adalah salah satu caranya.
Dan harga mulai 300 ribu dinilai dari hasil seni terjangkau ini. Semoga sukses buat MN Juna Putra dengan karya-karya selanjutnya:)
Aaaaarh, aku pasti iri kalau lihat org pandai sketsa, gambar, dan semisal. Apalagi sketsanya emang clean, detil, dan eye-catchy.
Sama, saya juga terkagum-kagum dengan orang yang bertalenta seperti ini. Karena saya pegang pensil gambar saja sudah kaku duluan apalagi bikin pameran. Salut buat MN Juna Putra!
“Mataram merupakan tempat yang tepat untuk menjalani hari. Udaranya masih segar (walaupun dulu sekali jauh lebih segar), tidak ramai tidak perlu sepi, tidak perlu khawatir akan polusi udara ataupun macet sana sini, dan masih banyak lagi.”
Kalimat itu jadi bikin saya makin pengen ke Mataram deh… Hiks.
Saya toh penasaran. Tita d’explorer ngapain saja selama ada di pameran sketsa? ?
noted banget ini sketching adalah rekreasi jiwa dan semua orang bisa gambar wkwk aku juga mba eta gambar dua gunung dengan matahari di tengah adalah favorit 😀
Kerenn banget mbak,, walaupun bukan asli Mataram, postingan ini buat saya ingat kampung halaman.
Sukses selalu mbak
Mataram keren ya Mba Andy..
Semoga acara seperti ini menjadi lebih sering diadakan agar terlihat bibit bibit baru kreativitas anak Lombok /Mataram.
Btw, kenapa Mba Andy dipanggil Tutut? Hehe
Gambar sederhana tp maknanya mendalam ya. Dan yeahhh sketsa itu gak mudah membuatnya menurutku meski di bilang semua orang bisa. Wkwkwk.. aku jadi pengen mug nya mbak
wah jadi kangen mataram sm Lombok nih mba…
lama gak kesanaa.
kapan yaa bs ketemuan mba andi lg ehehe
Pameran sketsa kampung halaman, keren nih. Jarang loh. Biasanya pameran foto dan pameran lukisan. Sketsa, sesuatu yang baru.
Baru pernah denger apa ya, kalau ada Pamera Sketsa. Ini mah unik, lain daripada yang lainnya. Dan hasil karya dari Mas MN Juna Putra itu bagus banget. Meskipun karya sketsa tapi tampak nyata.
Keren mb…selalu takjub dengan mereka-mereka yang pintar gambar. Mampu memgabadikan suasana lewat goresan tangan. Semoga sukses untuk pameran temannya ya…
Bisa ngegambar sketsa sebagus itu,duh keren banget.
Apalagi bisa memberi dampak positif ke yang lain terutama generasi muda sekarang.
Semoga pameran yang di adakan serupa, tidak hanya di Mataram saja.
Tetapi kota – kota besar lainnya
Teryata banyak juga yang datang untuk melihat pamerannya ya, berarti banyak yang minat. Padahal saya melihat pameran gitu gak ngerti apa yg bisa dinikmati. Tapi tiap orang beda-beda sih.
Aku pengin banget bisa sketching, tapi kayaknya gak bakat. Seneng ya, Mbak bisa lihat langsung leive sketcingnya. Aku selalu antusias kalau ada yang gambar-gambar gitu, kagum banget sama mereka yang tangannya ajaib.
Those are lovely sketches indeed.. dan sketsanya penuh warna dan cerita yaa mba
Keren banget Bang Juna, selamat untuk karya-karya indah dan pamerannya, keren banget dukungan saudara dan handai taulan ya..semoga makin banyak karyanya aamiin
bagus-bagus sketsanya ya, Mbak Andy. Bisa diterapkan di media apa saja. Kaos, tas, pin dan mug. Naksir mug-nya hehehe. Dan soal kampung halaman, pastinya banyak sekali kenangan dan itu bisa dituangkan dalam bentuk sketsa.
Lukisan sketsanya keren – keren simple dan mudah dimengerti.Sukses selalu untuk kak MN Juna Putra
memang bagus-bagus sih sketsa nya. gak heran memang diapresisasi seperti itu oleh teman sejawatnya.
uwaw keren
dan di balik karya-karyanya tersebut tentu ada arti
btw gak ada yang ukuran jumbo ya
kan lumayan, lebih kelihatan kalau dipajang, hoho
Baru aja pulang dari Lombok liburan akhir tahun
Lalu lihat sketsa-sketsanya langsung menghadirkan kenangan akan kota yang cantik ini
Kangen Lomboooook
Sukses selalu buat mas MN Juna
Terus berkarya
Ois sangat menghayati arti Mataram bagi dirinya ya mba.
Masak sih setiap orang bisa nggambar? Kok aku udah berusaha seperti apapun untuk menggambar tetap saja nggak jadi apa-apa coretannya?? *malah curhat 😀
Wah menarik banget galerinya mbak. Bisa mewadahi pameran buat seniman2 gtu ya? Saya dari dulu tertarik pengen belajar sketsa tapi gak ada yang ngajarin haha. Menurut saya seni menggambar skets itu unik, walau kadang gambarnya terkesan blm 100 persen jadi tapi udah bisa dinikmati org awam sekali pun 😀
Seniman dan juga masih sebagai karyawan BPK. Wow… biasanya kalau seniman kan pengennya bebas lepas ya, ini masih kerja kantoran dan menghasilkan karya pula. Keren
Aku paling demen nih sketsa seperti ini, ingat jaman sekolah suka banget gambar dan mainan dengan kuas dan cat airnya. Sekarang kayaknya kalau disuruh lagi kaku semua tanganku.
Wah, pameran seperti ini biasanya aku luangkan waktu untuk nonton Mbak. Bukan karena suka seni, tapi berjumpa dengan teman-teman seniman yang pasti ada di sana tuk support acara.
Asyik, ya, Mas Juna bisa bercerita tentang kotanya dari sektsa.
Sekarang karya seni tinggi nilainya ya. Dari dulu sih, tapi saat ino orang banyak yang sudah bisa menghargai karya seni lukis. Semoga banyak anak muda macam mas juna yang bisa menghasilkan hal positif dari kegiatannya.
Dan aku juga baru tau kalau sketsa itu ada yang berwarna.. xixixi.. soalnya setau aku sketsa itu hitam putih dengan menggunakan pensil.
Masya Allah.. bagus-bagus banget Mbak hasil karya sketsanya kak Ois. Bangga ya bisa kenal dekat dengan beliau.
Dan karya-karyanya bisa mewakili perasaan masyarakat Mataram 🙂
Pengen deh datang ke acara pameran gitu. Selalu suka lihat hasil karya para seniman. Foto, lukisan, sketsa, puisi, dll. Aku penikmat seni. Tapi belum mampu menghasilkan sebuah karya seni, hehehe
senengnya bisa lihat hadir diacara pameran sketsa, saya pernah ikutan belajar sketsa tap ya gtu hasilnya ga syantik hihi
tapi tetep saya suka liat gambar gambar para seniman, refreshing^_^
Kampung halaman memiliki makna yang begitu mendalam. Saya sering mendengar kata ini menjadi tema suatu karya atau pameran
Untuk gerlaran ini terbilang unik karena menyampaikan rasa itu lewat sketsa gambar
Aslik skestanya bagus banget yaa kak, makna tentang kampung halamanya kerasa banget yah. Warna-wani nan elok ~
Lukisan atau gambar adalah salah satu karya seni yang saya suka tapi tak bisa mengerjakannya, hehehe….
Tapi suka menikmati bukan harus pandai kan?
Makanya jika ada pameran, saya pasti nomor satu mendaftar dan hadir, apalagi kalau yang pameran itu teman sendiri tambah antusias deh.
Selamat ya Mn Juna Putra semoga makin sukses. Aamiin
Mataram, benar-benar kota yang nyaman. Saya sudah membuktikannya. Kala itu, beberapa waktu yang lalu, sempat berkunjung ke kota Mataram. Dan sekarang saya merindukannya setelah membaca tulisan ini.
gaya sketsanya khas ya. apalagi itu goresannya penuh makna. yg liat mungkin mikir, ah saya jg bisa. tp nyatanya meski semua orang bs bikin sketsa, hasilnya tak akan pernah sama
Membaca artikel ini Jadi inget dengan kunjungan saya ke Lombok beberapa minggu lalu. Dan ingin kembali lagi kesana. Semoga Mas Ois eh Mas Juna bisa selalu berkarya ya.
Wow, sketsanya keren-keren banget! Begitu lihat karya di foto kedua, langsung terpesona. Setuju dengan yang dibilang Ariefpokto, sketsanya bersih, detail, dan penuh warna-warni ceria. Langsung terpikir di kepala, “Nanti kalau ada tenaga dan waktu untuk nulis buku lagi, kayanya keren nih misalkan bukunya ditambahi sketsa-sketsa begini.” Cakep!
Jadi teringat masa kecil yang semangat belajar bikin Sketsa, nuangin semua isi kepala dan hasilnya ditempel di balik pintu lemari, hingga sekarang masih ada, kalau dilihat lagi kadang mikir, “kok dulu bisa ya bikin Sketsa kayak gini?”, haha.
Harus nih sesekali menghadiri Pameran Sketsa kayak gini, melihat Karya orang lain yang sangat bertalenta pasti akan membangkitkan semangat untuk berkarya lagi dengan “rasa” yang tentunya akan berbeda 🙂
Sukses terus untuk karya MN Juna Putra. Semoga galerinya makin besar dan semakin berprestasi
Sketsanya adem banget, temanya tentang kampung halaman, aku lagi belajar menggambar juga, pas banget suka liat gambar yang diwarnai pakai watercolors.
Sketsa nya bagus kak dan jadi inget saudaraku yang bisa buat sketsa ini pas tinggal di jakarta sering dibuatin. Karena sekarang udah pindah ke daerah ga pernah
Pameran seni kayak gini bagus banget sih, ak paling suka kalo ada pameran seni dekat kost ku.. Soalnya seru aja liat seni seni yang dibuat sama orang, apalagi orang tersebut orang yang ku idolakan..