Great Giant Foods, Memukau dengan Inisiatif Hijau

great giant foods

Great Giant Foods, Memukau dengan Inisiatif Hijau. Menjadi perusahaan yang tidak sekadar mencari keuntungan, tetapi juga peduli lingkungan adalah hal yang sulit. Tapi, Great Giant Foods melakukannya. Perkenalan saya dengan perusahan yang basisnya di Indonesia berada di Lampung ini bermula dari sebuah pisang. Saya ingat sekali, hari itu saya sangat excited karena supermarket tempat saya biasa belanja bulanan, menyediakan aneka produk buah segar. Dimana pilihan buahnya kini semakin beragam. Dari sekian jenis buah, saya melihat Pisang Cavendish terpampang di sana. Jenis pisang yang selama ini hanya saya lihat keindahannya di postingan blog teman-teman di Pulau Jawa. Sebuah pisang yang menurut saya terlihat sangat sempurna, benarbenar tak ada kekurangannya. Sayangnya, butuh waktu lama sampai akhirnya Pisang Cavendish itu hadir di tengah-tengah masyarakat Lombok. Ah, tuntas sudah penasaran saya. Akhirnya bisa juga menikmati Pisang Cavendish setiap harinya.

Karena puas dengan rasanya, saya pun mencoba membeli beberapa buah untuk dibawa pulang ke rumah. Rencananya, mau saya berikan pada mama. Beliau sangat suka makan pisang, entah dimakan langsung atau dengan bentuk penyajian lainnya. Bayangan sosok mama yang mengagumi kualitas pisang tersebut, dan meminta untuk dibelikan lagi kelak, tiba-tiba sirna. “Hati-hati makan pisang yang terlalu bagus gini, pasti dari luar negeri. Sudah ditambahkan bahan-bahan yang lain”, respon mama saat melihat Pisang Cavendish yang saya bawakan untuknya. Deg, bayangan saya salah besar. Jangankan disuka dan minta dibelikan lagi, Mama malah mengingatkan untuk hati-hari pada produk luar. Ya, sebenarnya saya pun berpikiran yang sama: Pisang Cavendish dengan bentuk dan rasa yang sempurna ini pasti tidak berasal dari Indonesia. Pasti ada kandungan tambahan lainnya, yang bisa saja membahayakan tubuh kita.

great giant foods

Great Giant Foods, Memukau dengan Inisiatif Hijau

Siapa sangka, pikiran saya tentang Pisang Cavendish ternyata salah besar. Beberapa teman yang sering mengkonsumsinya, dan tahu betul tentang Sunpride, salah satu merk dari PT Sewu Segar Nusantara yang merupakan bagian Great Giant Foods (GGF) meluruskan dugaan saya. Berkali-kali mereka meyakinkan bahwa Pisang Cavendish tidak didatangkan dari luar, melainkan asli produk Indonesia. Meski tetap mengkonsumsi produk tersebut, saya masih belum percaya bahwa ini adalah produk lokal. Sampai ketika saya mengikuti seri Webinar yang diadakan oleh Great Giant Foods (GGF), dijelaskan bahwa Pisang Cavendish (tepatnya Pisang Cavendish Sunpride) merupakan produk lokal. Pisang ini diproduksi dan dikelola oleh masyarakat kita sendiri, lokasinya pun terletak di Indonesia. Dan tahu gak sih, rupanya Pisang Cavendish menjadi salah satu komoditas favorit pasar dunia. Jadi bukan datang dari luar yaa, hahaha..salah sangka nih saya.

Seri webinar yang diselenggarakan oleh GGF beberapa waktu yang lalu menurut saya benar-benar menjadi pengetahuan baru. Saya berkali-kali dibuat berdecak kagum setiap menyimak pemaparan dari tiap narasumber. Kagum karena ternyata ada perusahaan bernama GGF yang memiliki kepedulian yang tinggi. Seperti peran serta GGF dalam menjaga kesehatan dengan gizi optimal di masa pandemi Covid-19 sekarang, juga bagaimana GGF membangun sosial ekonomi masyarakat melalui Program Kemitraan Perusahaan. Serta yang terkahir dan terpenting yaitu, perihal pemanfaatan limbah produksi GGF dengan Konsep Circular Ekonomi berkelanjutan. Ya, GGF atau Great Giant Foods membuat kita semua terpukau atas inisiatif hijau yang dilakukannya. Satu hal yang justru mulai dilupakan oleh banyak perusahaan.

great giant foods

Konsep Ekonomi Sirkular, Agar Setiap Limbah dapat Kembali Mengikuti Alur Produksi

Jujur saja, sebelumnya saya tidak pernah mendengar tentang Konsep Ekonomi Sirkular. Tapi, oleh seorang pejuang lingkungan di Lombok sini, Mbak Aisyah Odist namanya, beliau berkali-kali mengingatkan satu hal penting pada kami. Dimana pada bank sampah yang dikelolanya, ia menolak sampah hasil memulung. Mbak Aisyah menekankan pada kami untuk bijak mengelola sampah yang dihasilkan di rumah, bukan termotivasi untuk mengumpulkan saldo rekening tabungan di Bank Sampah dengan bertindak sebagai ‘pemulung’. Jika demikian, mindset yang tertanam dalam diri kita adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin sampah. Bagaimana mengumpulkannya? ya dengan menghasilkan lebih banyak sampah lagi. Lain halnya dengan mulai mengelola sampah di rumah, dari kondisi tersebut, kita akan belajar untuk sebisa mungkin tidak mengkonsumsi sesuatu yang berpotensi menghasilkan sampah.

Sedikit banyak, konsep tersebut sejalan dengan Konsep Ekonomi Sirkular yang penjelasannya saya dapatkan dari webinar GGF. Sejak awal, ekonomi sirkular memang dirancang dengan ‘ketiadaan limbah’. Sirkularitas ini sendiri menjadi salah satu penanda penting keberlanjutan sebuah perusahaan. Lantas seperti apa sih alur dari circular economy ini? Singkatnya, raw materials – production – use – recycling – production. Dari alur tersebut, bisa kita lihat sendiri, bahwa konsep ekonomi sirkular membuat limbah produksi bisa dimanfaatkan kembali. Untuk apa? tentunya untuk kembali mengikuti tahapan produksi seperti bahan-bahan mentah sebelumnya. Jadi limbah yang ada, tidak lagi didaur ulang menjadi sesuatu yang lain, melainkan dapat dimanfaat dan digunakan kembali untuk produksi. Tidak ada limbah yang dihasilkan, tidak ada pula produk-produk lain hasil daur ulang. Itulah mengapa, ekonomi sirkular harus dirancang sejak awal, agar hasil limbahnya dapat diproduksi kembali. Mengikuti alur yang ada lagi.

great giant foods

Inisiatif Hijau ala GGF: Tidak Ada yang Dibuang, Semua dapat Memberi Manfaat

Great Giant Foods, Memukau dengan Inisiatif Hijau. Apa itu inisiatif hijau? Singkatnya, adalah perihal kesadaran untuk melakukan aksi hijau, untuk peduli akan kelestarian lingkungan. Termasuk di dalamnya, berkaitan dengan upaya kita semua dalam menghadapi perubahan iklim. Dalam hal ini, perusahaan, apa yang dilakukannya untuk meminimalkan sampah? apa yang dilakukan agar semua bagian bisa dimanfaatkan tanpa ada yang dibuang dan berakhir menjadi sampah/limbah? Salut, karena rupanya GGF sejak lama menerapkan inisiatif hijau. Sejalan dengan diterapkannya pula konsep ekonomi sirkular di sana.

Bagaimana Pemanfaatan Pohon Nanas ala GGF

Dari gambar di atas, bisa kita lihat sendiri bagaimana proses yang terjadi di GGF. Dimana semua dapat dimanfaatkan. Salah satu contohnya yaitu pada pemanfaatan buah nanas. Bisa dirincikan sebagai berikut:

  • Setelah panen, maka mahkota buah nanas akan dikembalikan ke kebun untuk kemudian menjadi bibit.
  • Buah nanasnya sendiri, akan masuk ke pabrik pengalengan.
  • Selanjutnya, bagian batang nanas, akan diproses atau diambil untuk kemudian masuk ke pabrik Enzim Bromelin (enzim proteolitik yang ditemukan pada bagian batang dan buah nanas).
  • Terakhir yaitu bagian daun, yang nantinya akan dikembalikan ke lahan sebagai biomassa.

Menariknya lagi, di pabrik pengolahan nanas itu pun terbagi lagi pemanfaatannya. Intinya, agar tidak ada bagian yang dibuat atau yang tidak dimanfaatkan. Nanas yang diolah dipabrik, terbagi menjadi:

  • Nanas kaleng atau nanas slice
  • Selanjutnya, nanas yang masih menempel di kulit akan dijadikan sebagai jus atau concentrate
  • Untuk nanas yang di bawah spesifikasi, akan dijadikan cocktail

Lantas bagaimana dengan kulit nanas? Tenang saja, kulit-kulit nanas tersebut akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi. Nah, dengan demikian, dari pohon nanas saja kita sudah mendapatkan rincian tiap bagian dengan pemanfaatannya masing-masing. Ya, baru satu pohon. Bagaimana dengan yang lainnya? Aih, luar biasa deh GGF ini!

Hal baik yang dilakukan oleh Great Giant Foods (GGF) ini mengingatkan saya pada sebuah ungkapan: you are, what you eat. Apa yang kamu makan itu, menunjukkan siapa dirimu. Maka makanlah makanan yang baik, yang bergizi, yang didapatkan dari hasil yang baik pula. Tujuannya apa? Agar kita menjadi manusia yang lebih baik. Ungkapan tersebut selaras dengan apa yang telah dilakukan selama ini oleh GGF, bagaimana kepeduliaannya menghasilkan produk makanan yang baik, yang sehat. Serta tentu saja, yang terdapat kebaikan di setiap prosesnya. Ah, Great Giant Foods, benar-benar Memukau dengan Inisiatif Hijau.

Biasa dipanggil Andy. Pernah tinggal lama di Makassar dan sekarang di Mataram, Lombok. Ngeblog sejak 2007. Senang kulineran, staycation, kopdaran di cafe, browsing produk di toko online tapi gak beli, dan tentu saja...senang menulis :) Bisa dikontak di andyhardiyanti@gmail.com

22 Comments

  • Dian 21 September 2020 at 12:56 pm

    Wahh Great Giant Foods keren banget ya konsepnya…
    Benar-benar Memukau dengan Inisiatif Hijau.
    Inspiratif

    Reply
  • Eryvia Maronie 21 September 2020 at 4:02 pm

    Jadi makin bangga dan cinta sama produk Indonesia, aku tuh…
    Ternyata banyak produk yang kita kira didatangkan dari luar negeri, asalnya dari Indonesia.
    Seperti pisang Cavendish Sunpride yang selalu saya beli setiap ke supermarket.

    Reply
  • Farida Pane 21 September 2020 at 4:44 pm

    Kalau cavendishnya sunpride aku tahu banget caranya biar tetap mulus kulitnya. Semuanya aman dan ditanam di lampung kok, ya.

    Reply
  • Jiah Al Jafara 21 September 2020 at 4:54 pm

    Suka nih sama tempat yang peduli sama lingkungan kaya Great Giant Foods ini. Semoga makin banyak tempat produksi kaya gini ya. Jadi kan tetap dapat makanan sehat, baik, tapi juga ramah lingkungan

    Reply
  • nurulrahma 21 September 2020 at 5:31 pm

    Aku nyetok SUNPRIDE di rumah mbaaaa
    Maksude nyetok dalam jumlah sewajarnya sih 😀
    Karena keluargaku kudu banget nih rutin maem buah, biar makin sehaaatttt dan setrong!

    Reply
  • nchie hanie 21 September 2020 at 8:54 pm

    SAlut banget dengan GGF ini. Btw Kulit Nanas pun bisa diberdayakan menjadi pakan ternak sapi, ahh keren pisan ya.

    Bener Andy, setuju banget dengan kata2 yang familiar itu, you are, what you eat, apa yang kamu makan itu menunjukkan siapa dirimu.

    Reply
  • Cindy Vania 21 September 2020 at 9:19 pm

    aku jadi inget bakso yang dibuat sama bonanza ini kan sapinya dikasih makan nanas ya. mereka emang keren banget sih. konsep sirkularnya itu good job banget

    Reply
  • Hidayah Sulistyowati 22 September 2020 at 11:10 pm

    Memang memilah sampah itu bisa mengurangi volume sampah yang benar-benar dibuang ke TPA. Aku juga memilah sampah, yang plastik kalo bisa digunakan untuk pot tanaman ya disisihkan. Sementara sayuran aku jadikan bahan kompos.

    Salut deh dengan Great Giant Foods yang udah ikut aksi hijau dengan produknya. Nanas ternyata semuanya bisa digunakan ya, jadi nggak ada yang terbuang

    Reply
  • andiyani achmad 22 September 2020 at 11:23 pm

    concern terhadap lingkungan dan dunia agar tetap ‘sehat’ menjadikan semua manusia berlomba-lomba buat menjaga lingkungan salah satunya dengan memilah sampah dan mengurangi penggunaan plastik ya

    Reply
  • Damar Aisyah 23 September 2020 at 7:37 am

    Menyediakan bahan pangan namun tidak lupa merawat alam tempat menumbuhkan bahan pangan. Begitu kurang lebih konsepnya ya. Sekarang makin banyak brand yang concern dengan lingkungan seperti ini, jadi lumayan tenang karena makin banyak yang mikirin lingkungan.

    Reply
  • Tuty Queen 23 September 2020 at 9:44 am

    Aku pernah dengar nih kulit nanas jadi pakan ternak sapi, salut ya dengan dengan inisiasi GFF ini benar-benar inspiratif

    Reply
  • HM Zwan 23 September 2020 at 12:18 pm

    Aku lumayan suka beli pisang Sunpride mbk. Wa, luar biasa ya.. Tidak ada yang terbuang sia sia dari buah nanas, semua dimanfaatkan dengan baik

    Reply
  • Sapti nurul hidayati 23 September 2020 at 5:49 pm

    Saya tu dah nginget-inget. Mau ikut webinar ini. Eh kok kelupaan. Ngomonging Great Giant Food jadi ingat bakso bonanza yang lembut dan juicy. Yang ternyata sebabnya karena sapinya dikasih makan nanas. Jadi dagingnya empuk dan sehat.

    Reply
  • Kartika Nugmalia 23 September 2020 at 6:11 pm

    Selama ini aku juga mengira cavendish bukan produk dari indonesia loh mbak. Wah kudet banget aku ternyata hiks. Seneng kalau ada brand yang semakin concern sama lingkungan kaya GGF ini.

    Reply
  • April Hamsa | Parenting Blogger keluargahamsa.com 23 September 2020 at 7:57 pm

    Mungkin krn namanya agak2 keminggris jd pd gk percaya dr negeri sendiri haha. Tp agak miris jg ya kyk banyak gk percaya kalau kita jg punya buah yg sebagus itu 😀
    Aku suka nanas, baik itu yang masih segar atau yang kalengan. Suka juga buat campuran makanan maupun minuman 😀

    Reply
  • Ria Rochma 23 September 2020 at 8:28 pm

    Nah, aku dulu juga mengira kalau pisang Cavendish itu produk luar lho, mbak. Apalagi harganya sedikit lebih mahal, tapi bagus dan cantik pisangnya

    Reply
  • Nurul Fitri Fatkhani 23 September 2020 at 9:51 pm

    Konsep ekonomi sirkular itu sudah semestinya diterapkan dari lingkungan terkecil seperti rumah. Kita bisa meminimalisir sampah dengan mendaur ulang, atau menggunakan kembali sampah dalam fungsi yang berbeda

    Reply
  • Milda Ini 23 September 2020 at 10:12 pm

    I like gree. And then sure like it too. My eye look like star if look every thing green, specially money, hahaha

    Reply
  • Utie adnu 23 September 2020 at 10:22 pm

    Akupun baru Tau mba Great Giant Foods (GGF) menyatakan klo Pisang Cavendish tidak didatangkan dari luar, melainkan asli produk Indonesia asli

    Reply
  • Nia Haryanto 23 September 2020 at 11:54 pm

    Keren banget memang ya GGF ini. Bener-bener deh tagline perusahaan yang menutrisi masyarakat dengan produk berkualitas yang dihasilkan dari proses yang berkesinambungan dan dengan cara yang inovatif itu gak cuma tagline belaka. Tapi terbukti di lapangan. Patut dicontoh perusahaan lain GGF ini.

    Reply
  • Ivonie 24 September 2020 at 12:30 am

    Keren ini program dan inovasinya mbak, sungguh saya baru tahu tahapan pemanfaatan buah nanas dan saya juga dulu mengira pisang cavendish produk buah impor hehehe

    Reply
  • lendyagasshi 24 September 2020 at 12:42 am

    Gak ada yang kebuang sama sekali yaa…dari mulaidaging buah, sampai kulit buahnya, semua terpakai. Sungguh GGF membuat hidup petani kian produktif.

    Reply

Leave a Comment