Penyakit Jantung Bawaan, Apakah Bisa Disembuhkan?

penyakit jantung bawaan

Penyakit Jantung Bawaan, Apakah Bisa Disembuhkan? Setelah 3 bulan berjuang, pada 12 Februari 2024 lalu, putri ketiga saya yang mengidap Penyakit Jantung Bawaan (PJB) akhirnya meninggal dunia. Sebenarnya ini penyakit apa? Bagaimana pencegahannya? Apakah bisa disembuhkan? Akankah operasi menjadi jalan terakhir? Berapa besar kemungkinan seorang bayi terlahir dengan PJB? Bisakah mereka bertahan hidup? Dan berbagai pertanyaan dari keluarga, kerabat, bahkan mereka yang tak saya kenal sama sekali, dilemparkan ke DM instagram saya. Setelah mengetahui bahwa Ufaira, putri ketiga saya, mengidap penyakit tersebut.

Pada 7-14 Februari setiap tahunnya, diperingati sebagai Congenital Heart Disease (CHD) Awareness Week atau Pekan Kesadaran Penyakit Jantung Bawaan. Masya Allah, Ananda Ufaira tersayang pun kembali ke Sang Khalik di pekan itu, membuat keinginan untuk menulis postingan ini kian tinggi. Di samping -alasan lain- bahwa tidak mudah menemukan banyak artikel terkait PJB di internet. Harapannya, semoga semakin banyak orang tua – pun calon orang tua- yang kian sadar untuk mencegah terjadinya PJB, setidaknya segera bertindak ketika menemukan gejala-gejala kelainan ini pada bayinya.

penyakit jantung bawaan

 

Apa itu Congenital Heart Disease (CHD) atau PJB?

Congenital Heart Disease (CHD) atau Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan kelainan struktur jantung akibat kegagalan proses pembentukan organ jantung saat berada di dalam kandungan, terutama pada usia satu bulan pertama kehamilan. Situs Ayo Sehat Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa dari sekitar 5 juta bayi lahir setiap tahunnya di Indonesia, terdapat 50.000 bayi lahir dengan PJB, dan 12.500 dari jumlah tersebut merupakan kondisi PJB berat. Setiap kali mengingat fakta ada 50ribu bayi lahir dengan kondisi PJB, saya seperti ingin mencubit diri sendiri, ke mana saja saya selama ini? Bahkan istilah PJB saja baru saya dengar tepat ketika mendengar diagnosis Ufaira. Hiks.

Penyebab Penyakit Jantung Bawaan

Sebenarnya apa saja sih yang menyebabkan seorang bayi lahir dengan kondisi kelainan struktur jantung bawaan? Sampai saat ini, sejumlah situs web terkait kesehatan jantung menyebutkan bahwa penyebab dari kondisi ini sering kali tidak dapat diterangkan, bahkan disebutkan 80% penyebab terjadinya PJB tidak diketahui/terjadi tanpa sebab. Meski demikan, terdapat sejumlah faktor risiko yang berperan, antara lain:

  • ibu hamil dengan kebiasaan merokok (aktif maupun pasif), konsumsi alkhohol, terinfeksi TORCH, mengidap diabetes melitus, hipertiroid, konsumsi obat-obatan tertentu
  • terpapar radiasi
  • faktor genetik, yakni ada keluarga yang juga mengalami PJB, misalnya: orangtua, saudara kandung, sepupu, dll.

Kenali Gejala Penyakit Jantung Bawaan

Penting bagi para orangtua untuk mengenali gejala berikut pada bayi yang baru dilahirkannya, terutama di minggu-minggu pertama setelah bayi lahir. Apakah terdapat tanda-tanda di bawah ini atau tidak, yakni:

  • Bayi tidak dapat menyusu dengan baik. Entah itu kelelahan, napasnya memburu/terengah-engah, berkeringat, berhenti-berhenti saat sedang menyusu (sehingga waktu menyusunya jadi lama)
  • Berat badan sulit meningkat, bahkan cenderung menurun
  • Sering bolak-balik rumah sakit/opname, karena infeksi paru berulang
  • Mudah lelah, sesak napas, dan gampang berkeringat saat melakukan aktivitas apapun/bergerak
  • Terdapat warna kebiruan pada bagian bibir, kuku jari kaki dan tangan (sianosis)

Jenis-jenis Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Ada banyak sekali jenis kelainan jantung bawaan, namun jenis-jenis tersebut kemudian dibagi ke dalam dua kelompok besar, yakni Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Sianotik dan Asianotik.

PJB Sianotik

PJB Sianotik atau biasa disebut sebagai kelainan jantung bawaan dengan biru (sianosis). Kelainan jantung jenis ini, menyebabkan terjadinya warna kebiruan pada daerah lidah/bibir dan ujung-ujung anggota gerak (kuku kaki dan tangan) akibat kurangnya kadar oksigen di dalam darah. Kondisi kelainan ini tentunya sangat berbahaya sehingga harus ditangani secara cepat. Kelainan jantung bawaan sianotik terbagi lagi menjadi 2 jenis, yakni: PJB Sianotik berupa tercampurnya darah yang kurang oksigen dengan yang kaya oksigen melalui kelainan struktur jantung (mixed blood lesions), dan kondisi di mana aliran darah ke paru menurun (decreased pulmonary blood flow).

Mixed Blood Lesions, contohnya yaitu:

  • Truncus arteriosus, kondisi ketika satu pembuluh darah besar gagal membelah menjadi dua arteri selama perkembangan janin.
  • Transposition of the Great Arteries (TGA), yakni tertukarnya letak pembuluh darah utama (aorta dan arteri pulmoner). Dimana aorta yang harusnya keluar dari bilik kiri ternyata dari bilik kanan. Kemudian arteri pulmoner yang harusnya keluar dari bilik kiri, justru keluar dari bilik kanan.
  • Total Anomalous Pulmonary Venous Return (TAPVR), adalah kondisi di mana keempat pembuluh darah vena yang membawa darah dari paru-paru justru mengarah ke bagian kanan jantung, bukan ke bagian kiri jantung. Sehingga sirkulasi darah hanya berkisar di daerah paru-paru dan tidak pernah keluar ke tubuh.
  • Hypoplastic left heart syndrome (HLHS), yaitu kondisi dimana bagian kiri jantung berukuran lebih kecil (tidak berkembang dengan normal) sehingga tidak dapat memompa darah cukup baik ke seluruh tubuh.

Decreased pulmonary blood flow, contohnya yaitu:

  • Tetralogy of Fallot (TOF), merupakan gabungan 4 kelainan, yaitu Ventricular Septal Defect (VSD), Pulmonic stenosis (PS), aorta overriding dan penebalan dinding bilik kanan.
  • Pulmonary Atresia with Ventricular Septal Defect (PA-VSD), kondisi di mana katup paru tidak terbentuk, dan tidak ada darah yang bisa mengalir dari ventrikel kanan ke paru-paru. Ditambah dengan kondisi adanya lubang antar ventrikel. Sehingga mengakibatkan tercampurnya darah yang kaya dan kurang oksigen dari ventrikel (bilik) kanan dan kiri jantung.
  • Pulmonary Atresia with Intact Ventricular Septum (PA-IVS), adalah kondisi di mana atresia katup pulmonal (katup paru tidak terbentuk). Sehingga mengakibatkan tidak adanya sambungan antara saluran keluar ventrikel kanan (RVOT). Serta arteri pulmonalis dengan IVS yang tidak memungkinkan adanya sambungan antara kanan dan kiri ventrikel.

PJB Asianotik

Berbeda dengan PJB Sianotik (kebiruan), PJB Asianotik merupakan jenis kelainan jantung bawaan tanpa mengalami kebiruan. Pada kelainan jantung bawaan jenis ini pun tidak nampak gejala yang nyata sehingga seringkali tidak disadari dan tidak terdiagnosis dengan baik oleh dokter maupun oleh orang tua. Namun secara umum, baik PJB Sianotik maupun Asianotik, keduanya sama-sama menunjukkan gejala bayi yang sulit menyusui, dan pertumbuhannya terhambat. Untuk gejala infeksi paru berulang lebih khas pada anak dengan PJB Asianotik.

Pada PJB Asianotik, terjadi kelainan jantung berupa proses pompa darah dari jantung ke seluruh tubuh tidak dapat berjalan secara normal. Namun di kondisi ini, darah memiliki suplai oksigen yang cukup. Seperti halnya PJB Sianotik, PJB Asianotik pun terbagi menjadi dua jenis, yaitu: aliran darah ke paru meningkat (increased pulmonary blood flow), dan obstruksi aliran darah pembuluh besar (obstructive lesions).

Increased pulmonary blood flow, contohnya yaitu:

  • Atrial Septal Defect (ASD), adanya lubang antara atrium (serambi jantung) kiri dan kanan.
  • Ventricular Septal Defect (VSD), adanya lubang antara ventrikel (bilik jantung) kiri dan kanan.
  • Atrio-ventricular Septal Defect (AVSD), merupakan gabungan dari adanya lubang pada bagian antara atrium dan ventrikel jantung, terletak di bagian tengah.
  • Patent Ductus Arteriosus (PDA), adalah keadaan di mana pembuluh darah ductus arteriosus gagal menutup setelah lahir.

Obstructive Lesions, contohnya yaitu:

  • Pulmonary Stenosis (PS), kelainan jantung bawaan di mana katup pulmonal menjadi menyempit sehingga menyebabkan aliran darah tidak lancar.
  • Aortic Stenosis (AS), yakni gangguan di mana katup aorta jantung yang tidak dapat terbuka sempurna atau menyempit.
  • Coarctation of the Aorta (CoA), yakni terjadinya penyempitan aorta atau pembuluh darah arteri utama pada jantung.
  • Interrupted Aortic Arch (IAA), atau lengkungan aorta terputus adalah kondisi di mana terjadi diskontinuitas antara lumen aorta ascenden dan descenden. IAA terbagi lagi menjadi 3, yakni: IAA tipe A, B, dan C.

Apakah Penyakit Jantung Bawaan Bisa Disembuhkan?

Lantas apakah PJB bisa disembuhkan? Apakah mereka yang terlahir dengan kondisi kelainan jantung bawaan ini harus dioperasi? Pada live instagram 20 Februari 2024 yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) NTB bekerja sama dengan RSUD Kota Mataram, dr. G.A.R. Prawisanthi, Sp.JP(K), FIHA, menjelaskan bahwa PJB merupakan gangguan struktural, oleh sebab itu sebagian besar kondisinya akan mendapatkan tindakan.

Penyakit Jantung Bawaan jenis sianotik (biru) sebagian besar memerlukan tindakan operasi. Termasuk pula PJB Asianotik dengan defek yang besar atau menimbulkan gejala gagal jantung harus dilakukan tindakan intervensi baik secara non operatif atau operatif. Adapun obat-obat yang diberikan kepada pasien, tujuannya hanya untuk mengurangi gejala, menghambat memburuknya kondisi yang mengarah pada gagal jantung atau hipertensi paru.

Meski demikian, ada beberapa kondisi PJB asianotik yang diharapkan bisa sembuh sendiri, misalnya: ASD, VSD atau PDA yang berukuran kecil

Bagaimana Kehidupan Pasien dengan PJB ke depannya?

Masih dari pemaparan dr. G.A.R. Prawisanthi, Sp.JP(K), FIHA, disampaikan bahwa mereka dengan riwayat penyakit jantung bawaan asianotik dengan defect yang kecil pada umumnya bisa beraktivitas normal. Dengan tetap mengkonsumsi obat, mereka pun terbantu untuk mengurangi gejala-gejala gangguan yang mungkin timbul. Sama halnya dengan mereka yang sudah berhasil menutup lubang pada jantung atau sudah berhasil dilakukan operasi, maka sudah bisa beraktivitas normal.

Berbeda pada penderita PJB kompleks (PJB asianotik dengan hipertensi paru, atau post Fontan procedure), meski sudah dilakukan tindakan operasi, namun tetap ada pembatasan aktivitas. Tidak disarankan untuk melakukan aktivitas yang berlebih, seperti: berlari, berenang, dll.

Apakah Perempuan dengan PJB Boleh Hamil?

Apabila kelainan jantung bawaannya sudah dikoreksi, serta sisa hipertensi parunya terbilang ringan, maka dengan tetap minum obat, seorang perempuan dengan riwayat PJB diperbolehkan untuk hamil. Namun jika belum dikoreksi, terlebih lagi jika ada kondisi hipertensi paru, maka tidak disarankan untuk hamil. Sebab kondisi demikian akan membahayakan dirinya sendiri (selaku ibu), serta sang anak kelak.

Seorang ibu hamil dengan riwayat PJB, maka diharuskan untuk rutin kontrol ke dokter spesialis jantung dan dokter spesialis obgyn. Harus melahirkan di rumah sakit yang memiliki dokter spesialis jantung, serta memiliki fasilitas ruang NICU.

penyakit jantung bawaan

Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan

Beberapa hal bisa dilakukan oleh ibu hamil sebagai upaya untuk menghindari lahirnya bayi dengan kondisi kelainan jantung bawaan. Terutama ketika sudah siap mempunyai anak, maka pasangan sudah harus waspada menyiapkan segalanya. Penting diingat, bahwa pembentukan jantung terjadi di satu bulan pertama kehamilan. Oleh karena itu, penyakit jantung bawaan sebenarnya bisa dihindari dengan:

  • skrining kesehatan, apabila ada kondisi penyakit tertentu, maka sembuhkan dulu sebelum memutuskan mempunyai anak
  • vaksinasi, terutama vaksin TORCH (di mana infeksi toksoplasma dan rubella menjadi faktor penambah risiko terjadinya PJB)
  • hindari paparan asap rokok dan radiasi
  • senantiasa menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan sehat dan tetap bugar (berolahraga)
  • tidak ada patokan untuk mengkonsumsi makanan/minuman tertentu, namun ada baiknya untuk mengutamakan yang alami, dan menghindari makanan mentah dan Ultra Processed Food
  • hindari konsumsi obat-obatan (konsultasikan dulu pada dokter setiap ada obat yang dikonsumsi)

Apakah Penyakit Jantung Bawaan Bisa Dideteksi Saat Masa Kehamilan?

Deteksi terjadinya PJB pada janin dapat dilakukan pada kehamilan usia>20 minggu dengan melakukan Fetal echocardiography. Kelompok ibu hamil yang disarankan untuk melakukan Fetal echocardiography diantaranya: riwayat keluarga dekat yang menderita PJB (orang tua atau saudara kandung), ibu hamil yang menderita diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat-obatan (misalnya anti epilepsi, anti depresi) pada masa kehamilan, atau ibu hamil yang terinfeksi virus TORCH (toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex virus)

Jadi, apakah penyakit jantung bawaan bisa disembuhkan? Ya atau tidak, jawabannya akan mengacu pada jenis PJB yang dialami, ringan atau berat, serta pada di usia berapa kondisi tersebut terdeteksi.

Referensi:

  • dr. Bidhari Hafizhah. (2023). Orang Tua, Waspada Penyakit Jantung Bawaan pada Anak!. Diakses pada 23 Februari 2024. https://ayosehat.kemkes.go.id/orang-tua-waspada-penyakit-jantung-bawaan-pada-anak
  • Norton Childrens. (tanpa tahun). Congenital Heart Defect. Diakses pada 23 Februari 2024. https://nortonchildrens.com./services/cardiology/conditions/congenital-heart-disease/
  • Sin Weon Yun. (2011). Congenital heart disease in the newborn requiring early intervention. Diakses pada 22 Februari 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3145901/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
  • Childrens Mercy. (tanpa tahun). Pulmonary Atresia with Ventricular Septal Defect. Diakses pada 22 Februari 2024. https://www.childrensmercy.org/departments-and-clinics/heart-center/pulmonary-atresia-with-ventricular-septal-defect/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
  • National Cardiovascular Center Harapan Kita. (tanpa tahun). PJB (Penyakit Jantung Bawaan). Diakses pada 23 Februari 2024. https://pjnhk.go.id/pustaka/detail/penyakit/3
  • Nicole Sekarski, Yogen Singh, Cecile Tissot.(2023). Comprehensive Echocardiography and Diagnosis of Major Common Congenital Heart Defects. Diakses 23 Februari 2024. https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-031-26538-9_9
  • Live Instagram CHD Awareness Week: Kenali Penyakit Jantung Bawaan, Selamatkan Generasi Kita. 20 Februari 2024 di akun @rsudkotamataram @insidelombok @perkintb

Biasa dipanggil Andy. Pernah tinggal lama di Makassar dan sekarang di Mataram, Lombok. Ngeblog sejak 2007. Senang kulineran, staycation, kopdaran di cafe, browsing produk di toko online tapi gak beli, dan tentu saja...senang menulis :) Bisa dikontak di andyhardiyanti@gmail.com

39 Comments

  • Ruli retno 25 February 2024 at 6:15 pm

    Barakallah, terimakasih edukasinya ya mbak, pengalaman besar kehilangan ufaira memang jadi hikmah besar dan jadi perhatian bagi kami utk kenal lebih jauh ttg penyakit ini.

    Reply
  • Nur Liya 26 February 2024 at 10:29 am

    Adik U.. 3 bulan doang tapi udah ngajarin ilmu sabar, ilmu kuat dan gak pantang menyerah, ilmu ikhlas, ilmu menebar kebahagiaan dengan senyuman, dan Ilmu kedokteran juga dongg buat Ibu dan semua pembaca… makasih adik U sudah luar biasa bermakna dalam hidup kami ❤️

    Reply
  • andiyani achmad 26 February 2024 at 6:22 pm

    wah jadi penyakit jantung bawaan adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin dalam kandungan.

    Reply
  • Alia 26 February 2024 at 10:45 pm

    MasyaAlloh bertmu dg ibu hebat,, salm kenal sy Alia anak sy jg pjb jenis vsd n asd sjk umur 2minggu tp sy mulai pengobatan th 2017 brngkt ke jkt n akhrx pindh RS krn menunggu antrian tindakan yg ckup lama hingga sy pindah ke RS sanglah n sudh mnjlni 4x tindakan, n masih bolak balik kontrol ke bali. Bb nya memng sulit bgt buat naik. Kami mash berjuang. Hampir 9th.

    Reply
  • Sari 27 February 2024 at 1:59 pm

    Skrining kesehatan nih yg penting, sebelum merencanakan punya buah hati, bisa konsultasi dulu. Kasihan kalau baby punya kelainan jantung. Semoga sehat-sehat para ibu

    Reply
  • Fanny_dcatqueen 27 February 2024 at 2:07 pm

    Ikut sedih banget saat tahu anak mba meninggal krn PJB. Paham banget rasanya kehilangan anak, karena kita pernah di posisi sama.

    Kalo bicara PJB, sebenernya dari pihak suamiku udah pernah kejadian. Adik bungsunya meninggal krn PJB juga. Tapiiii, ntah harus bersyukur atau ga, baru ketahuan saat usia 1 tahun. Jadi udah sempat dicover asuransi. Karena kalo ketahuan di awal saat lahir, asuransi ga akan ada yg mau cover.

    Cuma adik suami hanya bisa bertahan sampai usia 8 tahun. Dokter udah bilang dia ga akan bisa bertahan lama lebih dari 9 tahun. Dan memang hanya 8 tahun, meninggal saat di pesawat dalam perjalanan ke finlandia krn papa mertua dulu diplomat di Finland.

    Pesawat sampai hrs emergency landing di Azerbaijan. Tapi memang udah meninggal sejak pesawat terbang beberapa jam.

    Aku ga pernah tanya jenis sakit jantungnya apa, krn mama mertua terkadang masih sedih untuk ingat itu. Tapi krn itu juga aku selalu wanti2 suami utk jaga lifestyle, krn biar gimana ada riwayat seperti itu dalam keluarganya.

    Reply
  • Suciarti Wahyunintyas 27 February 2024 at 9:03 pm

    Peluk erat untuk mak Andi… Kamu ibu hebat mak, semoga Allah selalu jaga dan beri kesehatan selalu untuk mak Andi dan keluarga. Pentingnya seorang ibu yang memang akan memiliki anak agar menjaga gaya hidupnya itu penting banget ya. Terima kasih sudah berbagi dan memberikan edukasi untuk kita semua.

    Reply
  • Tetty 28 February 2024 at 1:24 am

    Innalillahi wa inna illaihi roji’uun, turut berduka cita yang sedalam-dalamnya ya Mba. Masya Allah, ditengah duka masih berbagi ilmu dan informasi untuk publik, semoga Allah SWT memberkahi mba Andy sekeluarga, amiinnn.

    Reply
    • Nurul Fitri Fatkhani 28 February 2024 at 10:52 pm

      Ternyata penyakit jantung bawaan ada yang bisa disembuhkan dan ada yang tidak, ya, karena mengacu pada jenis PJB yang dialami, ringan atau berat, serta pada di usia berapa kondisi tersebut terdeteksi.

      Reply
  • Lendyagassi 28 February 2024 at 9:34 am

    Turut berduka cita, ka Andy.
    Innalillahi wa inna lillahi roji’uun.

    Terima kasih untuk informasi lengkapnya mengenai sakit jantung bawaan. Adik sepups aku juga punya anak yang dengan penyakit jantung bawaan dan seperti penjelasan ka Andy, bliau bisa bertahan sama obat.

    Ternyata memang PJB itu case per-case yaa..
    Gabisa dengan treatment yang sama.

    Reply
  • Shafira Adlina 28 February 2024 at 9:52 am

    Innalillahi wa innailaihi rojiun, turut berduka ya Mbak Andy. AKu sempet ikutin sedikit pas lihat IGSmu kapan hari. MasyaAllah dalam suasana berjuang dan berduka masih bisa belajar bahkan sharing tentnag PJB ini. Semoga Allah berikan keikhlasan untuk dirimu dan keluarga ya Mbak…peluk online

    Reply
    • Lendyagassi 28 February 2024 at 11:44 pm

      Ikutan peluk ka Andy..
      Aku mau cerita kalau ikut nangis pas liat dede Ufaira dirawat. Rasanya jadi inget pernah meluk sepupuku yang kehilangan bayi kembarnya karena PJB juga.

      Reply
  • Dizaz 28 February 2024 at 11:02 am

    Peluk erat dari jauh, mba.
    Terima kasih juga untuk sharing ilmunya, semoga menjadi berkah untuk ibu-ibu dan keluarga lain yang memiliki bayi dengan kondisi jantung bawaan.
    Btw, kakak sepupuku dulu juga ada yg punya kelainan jantung dr lahir, tergantung obat banget memang.
    Sehat2 semunya.

    Reply
  • Suci 28 February 2024 at 11:25 am

    Makanya suka sebel deh kalo ada yang merokok di tempat umum.
    Selain asapnya nempel bisa bikin baju/badan kita ikut bau ya itu, efeknya ke kesehatan ngga main2.

    Pernah berantem di lampu merah sama bapak-bapak yang ngerokok. Sudah rada tua tapi dikasi tau baik2 malah nyolot yaudah adu urat leher sekalian, hihii. Sebel bangeeet…

    Reply
  • Dessy Achieriny 28 February 2024 at 1:02 pm

    Semoga jadi pembuka pintu surga ya mbak Andy. Keponakanku dulu beda lagi, waktu bayi ada kebocoran jantung, tapi Alhamdulillah semakin besar dia nutup sendiri.

    Reply
  • Maria G 28 February 2024 at 3:09 pm

    anaknya temenku nih ngalamin PJB
    Temen saya selalu ekstra hati-hati merawatnya
    Termasuk pasca operasi di Singapura
    Alhamdulilah sekarang, sesudah dewasa bisa beraktivitas seperti orang normal
    Bahkan kuliah di ITB memakai sepeda motor

    Reply
  • Fenni (rejekingalir.com) 28 February 2024 at 3:18 pm

    Semoga PJB ini bisa diminimalisir kedepannya, dengan sosialisasi secara masif seperti ini agar lebih banyak yang aware ya. Dan semoga yang sedang dalam masa pengobatan bisa lekas pulih kembali

    Reply
  • Gita 28 February 2024 at 3:22 pm

    Peluk erat dan turut berduka cita sedalam2nya untuk kak Andy atas kehilangan sang putri tercinta hiks. Qodarullah.
    Jujur setelah baca tulisan ini, mata saya jadi terbuka lebar tentang apa itu penyakit jantung bawaan serta pentingnya menjaga kehamilan sedini mungkin. Makasih udah sharing kak Andy.

    Reply
  • Maria Tanjung 28 February 2024 at 3:59 pm

    Teman saya punya anak dimana mengidap jantung bocor. Kalau itu bukan penyakit jantung bawaan ya mbak? Memang ketika masih kecil sebisa mungkin segala penyakit pada anak terdeteksi ya mbak.

    Reply
  • Bambang Irwanto 28 February 2024 at 4:12 pm

    Ikut berduka, Mbak Andy. Insya Allah si kecil sudah tenang di sana. Dan PJB ini memang dari 100 ada 1 yang BJP. Dan tulisan sangat membuka wawasan kita semua, kalau BJP itu bisa dideteksi sejak awal. Jadi si bayi bisa mendapat penanganan sejak dalam kandungan ibu.

    Reply
  • Ophi Ziadah 28 February 2024 at 4:17 pm

    jadi dejavu mba Andy, dulu hampir sebulan setiap hari datang ke jam visit di NICU saat Dek Paksi dirawat, ada beberapa teman dek Paksi yang dirawat di NICu dengan PJB yang macamnya juga beda2…
    Sebagian bahkan bisa survive meski kasusnya sangat “langka” masyaAllah ya kemajuan dunia kedokteran dan kuasanya Allah

    Reply
  • Damar Aisyah 28 February 2024 at 4:24 pm

    Turut berduka cita atas kepergian Ananda, semoga menjadi pembuka pintu surga untuk kedua orangtuanya. Amiin. Di lingkungan kami ada yang mengidap penyakit ini, jadi saya kebayang betapa besar perhatian yang harus dicurahkan dari orangtua. Tak hanya perhatian, namun tentunya biaya yang tidak sedikit. Semoga dengan artikel ini semakin banyak orangtua dan calon orangtua yang lebih peduli sehingga dapat terdeteksi sedini mungkin. Barakallah, insya Allah ilmunya sangat bermanfaat bagi pembaca seperti saya.

    Reply
  • Desi 28 February 2024 at 5:11 pm

    Penyakit jantung bawaan perlu ditangani dengan baik secara dini ya Kak. Penyakit jantung bawaan dengan jenis tertentu bisa disembuhkan ddengan operasi dan ada juga yang tidak ya. Peluk dari jauh buat Kak Andy, semoga senantiasa dalam kasih sayang dan diberi rahmat serta kekuatan dari Allah

    Reply
  • Gemaulani 28 February 2024 at 5:14 pm

    Innalillahi wainnailahi rojiun. Kak Andy, turut berduka atas berpulangnya ananada Ufaira kepada sang Pencipta. Husnul khotimah dan semoga kak Andy sekeluarga diberikan ketabahan, kekuatan, serta keikhlasan.

    Terima kasih juga sudah mengedukasi tentang penyakit jantung bawaan yang ternyata bisa dideteksi sejak bayi dan dilakukan pencegahan. Membaca ini mengingatkan saya pada almarhumah teman saya yang dulu penyakit jantungnya menurun dari ayahnya.

    Seperti yang kak Andy tuliskan, alamrhumah teman saya tetap diperbolehkan hamil karena masih dalam kondisi ringan, namun saat melahirkan prosesnya sesar. Tapi di usia anaknya yang baru 4 tahun, Qodarulloh komplikasi jadi ada paru juga. Dan akhirnya berpulang.

    Reply
  • Ratna Kirana 28 February 2024 at 5:15 pm

    Terima kasih infonya dan turut berduka cita atas kepergian ananda tersayang. Semoga dengan majunya teknologi semakin meningkatkan potensi penyembuhan penyakit ini.

    Reply
  • Ugik Madyo 28 February 2024 at 5:31 pm

    Innalillahi wa innaillaihi rojiun. Turut berduka cita untuk Ananda tercinta. Terima kasih Mbak atas tulisannya yang lengkap sekali. Selama ini saya hanya mendengar sekilas tentang penyakit jantung bawaan. Ternyata ada banyak sekali jenisnya. Mulai dari yang ringan sampai kompleks. Semangat buat Mbak dan keluarga.

    Reply
  • Momtraveler 28 February 2024 at 5:35 pm

    Peluk mbak Andy. Turut berduka cita ya mbak..dirimu insyaallah sudah punya bidadari yg menanti di surga mbak.
    Terima kasih edukasinya seputar kelainan jantung bawaan. Semoga jd pelajaran penting buat ibu2 lain ya. Deteksi dini memang penting

    Reply
  • Lisdha www.daily-wife.com 28 February 2024 at 9:10 pm

    Turut berduka cita sedalam-dalamnya Mak Andy. Baru beberapa minggu lewat, dan Mak Andy sudah bersedia berbagi pengetahuan ttg PJB melalui blog ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi banyak orang. Saya mencoba membaca istilah2 medisnya, aduuuuuh langsung pucing pala berbi. Semoga dunia kedokteran bisa menemukan inovasi yang makin membantu para penderita PJB.

    Reply
  • Larasatinesa 28 February 2024 at 10:23 pm

    Innalillahi wa inna illaihi rojiuun, turut berduka cita atas berpulang anaknya ya mbak. Aku salut mbak, pasti nggak gampang melewati masa dukanya, sampai akhirnya bisa menulis artikel ini untuk kasih info buat orang lain yang membutuhkan. Terima kasih ya.

    Reply
  • Dedew 28 February 2024 at 10:50 pm

    Turut berdukacita ya say, semoga diberikan kekuatan dan kesabaran. Terima kasih untuk artikelnya yang menambah wawasan tentang penyakit jantung bawaan..asap rokok ternyata berbahaya banget kalau dihirup ibu hamil ya..

    Reply
  • Novitania 28 February 2024 at 11:39 pm

    Innalillahi wainna ilaihi Raji’un, aku turut berduka cita untuk kepergian adik Ufaira ya mba. Baca postingan ini jadi terharu sekaligus dapat ilmu baru yang rasanya penting diketahui oleh kita para ibu

    Reply
  • Lina W. Sasmita 29 February 2024 at 12:06 am

    Mbak Andy, turut berduka cita Mbak. Semoga kelak ananda menjadi perisai bagi Ayah Bundanya dan kelak di akhirat menyambut keduanya di pintu surga.

    Reply
  • April Hamsa 29 February 2024 at 12:28 am

    Terima kasih sudah sharing Mbak Andy, semoga banyak yang terbantu dengan artikel ini.
    Ternyata PJB ada berbagai macam ya kasus2nya. Kebetulan keponakanku juga ada yang PJB sejak kecil keluar masuk RS. Dulu lahirnhya prematur karena ibunya kepleset di toilet. Awal2 kehidupannya sering screening ke RS. Sekarang alhamdulillah tumbuh sehat kyk anak2 lain.

    Reply
  • Uniek Kaswarganti 29 February 2024 at 7:07 am

    Turut berduka mak utk kehilanganmu, peluuukkk… Ternyata ada banyak penyebab PJB, bahkan bisa jadi dari faktor eksternal seperti paparan asap rokok juga. Sedih banget jika masih banyak yang belum menyadari pentingnya menjaga kesehatan gini.

    Reply
  • Erin Friyana 29 February 2024 at 7:14 am

    Inalillahi wainailahi rojiun, turut berduka cita ya, Mba. Teman aku juga ada riwayat penyakit jantung bawaan dan dia memang harus rutin minum obat.

    Reply
  • ikhwan 2 March 2024 at 9:55 am

    inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. allahummaghfirlaha warhamha waafihi wa’fuanha. Turut berduka cita atas kehilangannya.
    Terima kasih atas sharing-nya mengenai Penyakit Jantung Bawaan (PJB).

    Reply
  • Eni Rahayu 3 March 2024 at 4:27 pm

    Innalillahi wa innalillahi roji’un turut berduka ya mbak Andi. Ilmu baru ini buat saya mbak, ada murid saya yang mengalami PJB sejak kecil dan alhamdulillah sudah dioperasi dengan bantuan BPJS di jakarta. Alhamdulillah sekarang dia bisa beraktivitas normal tapi masih ada syarat-syarat kayak gak boleh terlalu berat kerjaannya.

    Reply
  • Diah Kusumastuti 4 March 2024 at 9:25 am

    Turut berduka cita ya Mbak atas kehilangan adek Ufaira, insyaa Allah dia sudah main-main di syurga ^^
    Ada hikmah besar ya Mbak atas kejadian ini. Insyaa Allah ilmu tentang PJB ini akan bermanfaat bagi banyak pembaca. Dan ya, efek rokok bisa mengakibatkan PJB juga ya selain penyakit-penyakit lain.

    Reply
  • Adriana Dian 4 March 2024 at 7:28 pm

    Kenal beberapa tema yang anaknya punya penyakit jantung bawaannya. Seneng liat orangtuanya masih optimis anaknya bisa beraktivitas normal. Alhamdulillah ya penderita jantung bawaan sebenernya masih bs aktivitas normal ya maaaak asalkan mendapat perawatan yang tepat

    Reply

Leave a Comment