Tradisi Ramadan di Indonesia. Sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman suku dan budaya, pasti penasaran dong, bagaimana tradisi ramadan di Indonesia. Lebih tepatnya, apa saja sih tradisi ramadan di berbagai daerah di Indonesia? Melihat topik ini sebagai salah satu bagian dari tantangan menulis bertajuk BPN Ramadan Blog Challenge 2024, membuat saya berpikir-pikir, di daerah tempat saya tinggal sekarang, di Lombok, ada tradisi apa ya yang kaitannya dengan bulan ramadan? Ada sih beberapa yang pernah saya dengar saat ngobrol atau sekadar terlintas diposting oleh konten-konten media di Lombok, tapi agar tidak menerka-nerka, saya cari tahu lagi dari beberapa sumber bacaan di internet.
Salah satunya yaitu tradisi penampahan, sebuah tradisi ramadan di Lombok yang diadakan satu hari sebelum tanggal 1 Ramadan (H-1 puasa). Berdasarkan sumber yang saya baca, dari halaman media WartaLombok Pikiran Rakyat, disebutkan bahwa tradisi penampahan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Lombok, yang ditandai dengan adanya prosesi mandi safar atau mandi besar atau mandi junub. Hal tersebut dilakukan sebagai perantara untuk membersihkan diri baik secara lahir maupun batin.
Tradisi Penampahan oleh Masyarakat Lombok
Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa sebagian warga tersebut memilih melakukan mandi besar di danau atau sendang sebagaimana banyak dijumpai di sejumlah air terjun terkenal di Lombok. FYI, di Lombok tuh ada banyak sekali air terjun dan mata air. Beberapa diantaranya yaitu, Air Terjun Kembang Kuning (Otak Kokok), Air Terjun Sendang Gile di Kabupaten Lombok Utara atau di Taman Raja Kolam Air Awet Muda, Narmada, hingga di pemandian Sesaot Lombok Barat. Wah, baru ngeh, kenapa H-1 Ramadan, di Lombok, terutama daerah wisata air (air terjun, pemandian, pantai) tuh ramainya luar biasa.
Saya pribadi, gak termasuk yang menjalankan tradisi ini ya teman-teman. Lagi-lagi, balik pada keyakinan masing-masing, saya terbilang baru nih tinggal di sini, yakni sejak tahun 2012. Meskipun Bapak Rahimahullah adalah orang asli Lombok.
Ngomongin Tradisi Ramadan
Biar topiknya gak berat-berat amat, apalagi kalau belum didukung referensi yang mumpuni, bagaimana kalau kita ngobrolin tradisi ramadan yang di usia kecil dulu kita lakukan? yang bahkan masih ada aja sampai sekarang. Menarik sih, ada beberapa tradisi ramadan, seingat saya, yang masih aja saya temui meski berkali-kali saya berpindah tempat tinggal. Pernah menjalankan puasa ramadan di Makassar, Ambon, Kupang, Dompu, dan Mataram, membuat saya teringat, oh yaa.. ternyata meski beda tempat, ada aja tradisinya yang sama.
Tradisi tersebut diantaranya yaitu: pawai menyambut masuknya bulan ramadan, beramai-ramai menyiapkan sajian buka puasa bersama di masjid setiap harinya, penyelenggaraan aneka lomba/kegiatan di masjid-masjid, hingga pawai takbiran di malam lebaran. Eh itu termasuk tradisi juga gak sih? Oh ya, tradisi lainnya- mungkin termasuk tradisi juga, tapi gak saya ikuti, yaitu mengadakan event ngabuburit, dan Sahur On The Road (SOTR). Kegiatan-kegiatan yang demikian benar-benar membuat ramadan jadi semarak ya.
–
Topik tradisi ramadan di berbagai daerah di Indonesia ini membuat saya jadi membaca kembali, apa sih arti tradisi? Dari Wikipedia, tradisi adalah sebuah bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama dan cenderung terjadi secara tidak sadar. Kebiasaan yang diulang-ulang ini dilakukan secara terus menerus karena dinilai bermanfaat bagi sekelompok orang, sehingga sekelompok orang tersebut melestarikannya.
Hmm.. jadi kalau mengacu pada definisi di atas, apakah kegiatan yang saya sebutkan sebelumnya (pawai menyambut ramadan, sampai pawai takbir jelang lebaran) bisa disebut sebagai tradisi juga?
No Comments