Belajar Banyak Hal dari Sensus Ekonomi 2016. Kalau yang namanya Sensus Penduduk teman-teman pasti sudah pada akrab, bagaimana dengan Sensus Ekonomi? Ya, mulai bulan Mei 2016 kemarin Sensus Ekonomi kembali dilaksanakan. Kegiatan pendataan lengkap atas seluruh unit usaha/perusahaan yang berada dalam batas-batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diadakan 10 tahun sekali ini telah memasuki tahun ke-empatnya. Dan saya senang sekali bisa terlibat di dalamnya, yaitu sebagai petugas operator. Dari kegiatan tersebut, banyak hal yang saya pelajari. Apa saja?
Menjadi Operator Itu (Tidak) Mudah
Petugas operator dipilih melalui sejumlah seleksi. Informasi lengkap mengenai seleksi petugas operator seperti ini bisa Anda dapatkan pada kantor Badan Pusat Statistik (BPS) di tiap provinsi. Oh ya, sekali lagi. Saya di sini bertugas sebagai petugas operator, bukan pencacah. Pencacah itu yang mendatangi rumah kalian ya π Kalau operator, kerjanya di depan komputer terus. Oke, seleksi. Setelah melalui beberapa tahap seleksi, akhirnya terpilihlah kami para petugas operator. Lalu kerjaannya apa?
Correction, Completion, Stagging dan Validasi. Setidaknya ada empat jenis pekerjaan yang kami lakukan. Yang sebenarnya masih bisa dijabarkan lagi. Pekerjaan yang tidak hanya soal mengetik secara cepat dan tepat, tetapi juga tentang bagaimana memberikan solusi pada dokumen-dokumen yang error. Bingung kan? Lah saya saja bingung bagaimana cara ceritakannya π Intinya, menjadi operator itu tidak mudah.
Kerjaan yang Katanya Cuma Ngetik, Bisa Dapat Banyak Duit
Iyain ajalah dulu. Sambil lihat muka cerianya kita di atas π
Saya ceritakan sedikit. Iya sih, pekerjaan utama kita ya itu: ngetik. Ada yang tahu atau mungkin pernah jadi pekerja data entry captcha? Nah, salah satu kerjaan kita ya seperti itu. Melakukan koreksi terhadap hasil yang dibaca oleh komputer. Jadi misalnya si komputer tulisan tangan yang bertuliskan “KIOS SEMBAKO” sebagai “K105 SEMBAKO”, maka itulah yang kami koreksi agar terbaca sesuai tulisan aslinya. Untuk tahapan correction dan completion basic yang dibutuhkan memang seputar urusan mengetik cepat dan tepat. Iya, “cuma ngetik” doang terus dapat duit. Mau? π
Kalau di tahap stagging ya kurang lebih sama aja, hanya melakukan perbaikan-perbaikan dari kesalahan sewaktu tahap correction dan completion. Itulah mengapa petugas yang melakukan pekerjaan correction dan completion harus orang yang berbeda dengan yang melakukan pekerjaan stagging dan validasi. Pada tahapan stagging dan validasi, kita lebih dituntut untuk teliti dan bisa menemukan solusi atas error-error yang muncul pada dokumen. Saya ingat sekali waktu masih masa pelatihan, betapa setiap menemukan error kami kerjaannya panggil supervisor melulu. Setelah sebulan berjalan, supervisornya mah “dicuekin” aja π xixixixi.. ya kali nanya melulu.
Salah Satu Cara Mengabdi Pada Negara
Dear teman-teman yang kece beud yang pertanyaannya belum terjawab pada paragraf di atas. Terus, dibayar berapa kita untuk melakukan pekerjaan yang waktunya dari Senin hingga Sabtu di waktu 08.00 hingga 14.30 setiap harinya ini? Yang nyaris full duduk berhadapan komputer. Yang bukan asal ngetik-enter-ngetik-enter. Saya pribadi mungkin bisa menjawab: tidak banyak. Jadi mohon untuk tidak menaruh harapan yang besar. Plus jangan percaya pada isu-isu sekitar bahwa bayaran untuk pekerjaan ini sangatlah “wow”. Menyebutkan angka tentu saja tidak mungkin. Hanya saja, sebagai ilustrasi mungkin bisa saya sebutkan bahwa yang saya dapatkan setelah sebulan menjadi petugas operator kurang lebih sama hasilnya dengan empat tulisan job review yang saya tuliskan selama ini π #okesipjadibloggerajaterus #eh
Tetapi jangan lemas dulu. Anggap saja inilah salah satu cara kita mengabdi pada negara. Iya kan? Membantu dalam memberikan gambaran secara aktual mengenai kondisi ekonomi di seluruh lapangan usaha (di luar lapangan usaha pertanian) di Indonesia. Yang mana hal tersebut sangat berguna bagi perencanaan pembangunan serta merupakan data yang sangat ditunggu dan diharapkan oleh semua pihak. Keren kan? Keren dong.. #hiburdiri
Epilog
Bagaimanapun, saya bersyukur bisa ikut andil pada Sensus Ekonomi 2016. Bisa mengerjakan sejumlah data para pelaku usaha yang tersebar di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Saya jadi tahu bahwa suatu wilayah sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pengusaha oven tembakau, penenun kain, supir benhur atau yang lainnya. Tentang suatu wilayah di NTB yang minim akan pelaku usaha. Tentang betapa lelahnya mengerjakan data yang wilayahnya memiliki banyak pelaku usaha. Banyak, banyak sekali yang bisa dipelajari π
Jadi mungkin meski namanya Sensus Ekonomi, ada sisi lain yang tidak melulu harus kita lihat dari kacamata ekonomi. Sisi fee misalnya #eh #abaikan #masihedisihiburdiri
No Comments