Kawis Krisant, Kampung Wisata Penuh Warna di Lombok

kawis krisant

Kawis Krisant, Kampung Wisata Penuh Warna di Lombok. Konsep sebuah kampung yang dicat dengan aneka warna memang sedang menjadi trend di Indonesia belakangan ini. Dulu saya hanya bisa melihatnya di foto teman-teman yang berkunjung langsung ke kampung-kampung warna warni tersebut, sambil membayangkan andai saja di Lombok dibuat pula yang demikian. Sayangnya saya hanya bisa membayangkan, tidak bergerak apalagi mewujudkannya. Tidak seperti apa yang dikerjakan oleh Kak Aisyah Odist, di tangannya, kampung warna warni yang selama ini kita inginkan hadir di Lombok pun terwujud. Kampung penuh warna itu diberi nama Kawis Krisant.

Kawis Krisant dan Semangat di baliknya

kawis krisant

Foto bareng Kak Aisyah Odist

Kampung Wisata Kreatif Sampah Terpadu atau lebih akrab dikenal dengan nama Kawis Krisant adalah sebuah kampung wisata yang terletak di Lombok. Tepatnya di belakang Bank Sampah NTB Mandiri, yaitu di JL. Leo No.24 Lingkungan Banjar Selaparang Ampenan, Pejeruk, Ampenan, NTB.

Kawis Krisant didirikan oleh Kak Aisyah Odist, yang juga merupakan pimpinan dari Bank Sampah NTB Mandiri. Berawal dari keresahan Kak Aisyah akan situasi lingkungan sekitarnya yang masih juga kumuh, serta keinginannya agar adik-adik dan para pemuda di sana mempunyai semangat yang sama untuk memberdayakan kampungnya. Bagaimana agar kampung tempat tinggal mereka tersebut menjadi bersih, nyaman, menyenangkan dan layak untuk dikunjungi. Karena kampung ini terletak persis di belakang Bank Sampah NTB Mandiri yang dipimpinnya, Kak Aisyah merasa bertanggung jawab untuk memberikan edukasi terkait kebersihan lingkungan bagi masyarakat sekitarnya.

Baca Juga: Lebih Dekat dengan Sampah di Bank Sampah NTB Mandiri

Berawal dari niat baik itulah, bungsu dari 11 bersaudara ini kemudian mulai mengajak para pemuda di sana untuk menata kampung kumuh yang sekarang telah menjelma sebagai sebuah kampung wisata bernama Kawis Krisant. Lewat akun media sosial Kak Aisyah Odist, saya melihat betul bagaimana semangat di balik berdirinya Kawis Krisant. Tentang proses pengecatan yang tersendat, warga kampung yang harus pelan-pelan diberi edukasi, dana pengelolaan kampung yang terkadang masih mengais dari kantong sendiri dan masih banyak lagi.

kawis krisant

Tapi yang namanya niat baik, selalu saja akan dipertemukan dengan jalan yang baik. Satu persatu permasalahan tersebut pun teratasi. Jika dibandingkan saat pertama kali ke sana, kini Kawis Krisant semakin penuh warna saja. Alhamdulillah, bantuan cat datang dari mana saja. Warga pun semakin semangat mewarnai tembok-tembok dan lingkungan sekitar rumahnya.

Kampung Wisata Penuh Warna di Lombok

kawis krisant

Makna Kampung Wisata Penuh Warna

Kawis Krisant, Kampung Wisata Penuh Warna di Lombok. Kalimat tersebut memiliki dua makna. Pertama, karena memang saat teman-teman masuk ke kampung wisata ini akan disambut dengan tampilan cat tembok pun jalanannya yang berwarna-warni alias penuh warna. Tujuannya mungkin agar terlihat menarik di mata wisatawan, juga di mata warga kampung itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, di zaman sekarang lokasi foto-fotoan yang instagramable adalah koentji! Wahahahaha. Makna selanjutnya yaitu karena benar, Kawis Krisant adalah kampung wisata yang penuh warna. Warna keceriaan, kebahagiaan, semangat untuk menanamkan pola hidup bersih, semangat untuk tidak henti belajar dan masih banyak lagi. Benar-benar penuh warna, bukan?

kawis krisant

Karena Cat Aneka Warna Saja Tidak Cukup

Di tempat lain mungkin ada banyak kampung penuh warna seperti ini. Kalaupun mau, dengan bermodalkan cat aneka warna dan orang-orang yang bersedia mengecat, maka teman-teman bisa menyulap kampung tempat tinggal kalian menjadi sebuah kampung kreatif yang baru. Ya kan? Tapi apa yang berbeda jika tidak ada bahan pembelajaran di dalamnya?Bagi saya, Kawis Krisant menjawab itu semua. Penuh warna dalam arti sebenarnya, pun dalam arti yang semua orang impikan. Yaitu menjadi kampung wisata yang tidak hanya memberi manfaat bagi warganya, tetapi juga bagi siapapun yang berkunjung ke sana.

Penasaran apa yang ada di Kawis Krisant? Dan mengapa saya terus-menerus menyebutnya sebagai kampung yang penuh warna? Baca terus tulisan ini sampai selesai ya πŸ˜‰

Warna Warni di Kawist Krisant

kawis krisant

Sumber: Aisyah Odist

Semangat Berkreativitas

Di tempat ini, saya menemukan generasi muda yang tidak biasa. Semangat berkreativitasnya tidak bisa dilawan. Satu prestasi terbaiknya di awal adalah ketika mereka membuat miniatur masjid dari kumpulan ribuan botol plastik bekas. Ah, mungkin mereka juga sudah lupa bagaimana menjadi anak “nakal”. Kak Aisyah telat membuat mereka “terjebak” pada kegiatan lain, yang bisa dikatakan lebih baik. Mereka yang kini disebut sebagai satgas Kawis Krisant sudah akrab dengan aktivitas menghias kampungnya, memandu para wisatawan yang datang berkunjung dan masih banyak lagi.

kawis krisant

Kak Aisyah, Satgas Kawis Krisant dan Komunitas EH Lombok. | Sumber: Aisyah Odist

kawis krisant

Kak Aisyah, Satgas Kawis Krisant dan Komunitas KI Lombok. | Sumber: Aisyah Odist

Tidak hanya itu, selain semangat berkreativitas dari mereka yang memang bertindak sebagai satgas. Kawis Krisant juga telah menjadi tempat berkumpulnya para pemuda yang berasal dari sejumlah komunitas yang ada di Lombok, seperti Earth Hour Lombok, Kelas Inspirasi Lombok dan sejumlah komunitas lainnya.

Baca Juga: Kelas Inspirasi Lombok 4, Pengalaman Pertama Bersama Kelas Inspirasi

Keceriaan dan Kebahagiaan Untuk Semua

Kampung wisata yang dicat beraneka warna dibuat untuk membahagiakan siapa? Wisatawan atau mereka penduduk asli di sana? Bagaimana kalau keduanya? Saya melihat keceriaan dan kebahagiaan tersebut dari keduanya, baik wisatawan maupun mereka yang menempati kampung yang dulunya kumuh itu. Kawis Krisant menyediakannya, memfasilitasi warganya agar bisa sama-sama ceria dan berbahagia.

kawis krisant

Sumber: Aisyah Odist

kawis krisant

Sumber: Aisyah Odist

Mereka, para anak, dibuatkan sebuah area bermain terbuka yang disebut taman pintar. Siapapun boleh bermain di sana, berbaur dengan anak-anak yang merupakan warga Kawis Krisant. Fasilitas yang mungkin sangat biasa bagi kita, tapi dapat menciptakan senyum dan tawa paling lebar di bibir mungil mereka.

Tidak ketinggalan pula bagi para orangtua, untuk bapak-bapak yang doyan mancing misalnya, satgas Kawis Krisant bersama dengan warga lainnya telah mendirikan tempat memancing yang sederhana. Lumayanlah untuk duduk-duduk santai menikmati segelas kopi hitam sambil menunggu hasil pancingan. Asal tentu saja, kebersihan kalinya tetap dijaga πŸ˜‰

Belajar Tidak Pernah Mengenal Tempat

Ah, kita memang bisa belajar di mana saja, dari mana saja. Termasuk di Kawis Krisant. Entah sudah ada berapa banyak pengunjung yang datang yang bersedia berbagi ilmu pengetahuan dengan adik-adik di sini. Mulai dari belajar perkusi, menari, kepenulisan, diskusi tentang apa saja dan masih banyak lagi.

kawis krisant

Sumber: Aisyah Odist

Nah, bukankah tempat wisata seperti ini yang selalu kita impikan? Tempat wisata yang tidak hanya untuk didatangi, berfoto, lalu pergi. Tetapi tempat wisata dimana kita nyaman berada di sana, membaur dengan para warga, pun menjadi tempat belajar yang menyenangkan. Begitu kan?

Semangat Mencintai Lingkungan

Karena letaknya yang sangat dekat dengan Bank Sampah NTB Mandiri, karena pendirinya merupakan seorang aktivis yang peduli akan kebersihan lingkungan, juga karena tempat wisata khususnya kampung wisata yang kebersihannya terjaga kini sangat sulit ditemukan, maka semangat mencintai lingkungan pun harus ditanamkan baik-baik di dalam diri warga Kawis Krisant.

kawis krisant

Sumber: Aisyah Odist

kawis krisant

Sumber: Aisyah Odist

Oleh Kak Aisyah Odist, dibantu dengan satgas Kawis Krisant, para warga diajarkan untuk mengelola dan memanfaatkan sampah rumah tangganya dengan baik. Untuk jenis sampah plastik misalnya, mereka diajarkan untuk membuat ecobrick sendiri (saya akan jelaskan tentang ecobrick ini di postingan terpisah), untuk nantinya dijual ke Bank Sampah NTB Mandiri. Urusan sampah plastik selesai, tabungan pun pelan-pelan terisi.

Baca Juga: Kreatif Memanfaatkan Kardus Bekas Untuk Membuat Aneka Mainan Anak

Eh tahu tidak, beberapa area di Kawis Krisant bahkan dibangun dengan memanfaatkan susunan-susunan ecobrick tersebut. Ecobrick adalah kumpulan sampah plastik yang dipadatkan di dalam sebuah botol plastik, yang dapat digunakan untuk membuat pagar, tembok dan aneka bangunan lainnya. Iya, di luar negeri sana malah ada yang membuat rumah dari ecobrick.

Yuk Berkunjung ke 6 Sektor di Kawis Krisant!

kawis krisant

Tertarik untuk berkunjung ke Kampung Wisata Kreatif Sampah Terpadu ini? Berikut saya infokan 6 sektor yang bakalan teman-teman telusuri selama berada di Kawis Krisant. Penasaran ada apa saja? Simak yuk!

Sektor 1, Painting Gate

Painting Gate merupakan pintu masuk yang dipenuhi dengan lukisan beraneka warna. Mungkin ini dibuat untuk memenuhi hasrat para pengunjung untuk senantiasa eksis di media sosial. Hahahaha. Mau nge-instastory? live facebook? Boleh…hayuk aja! Asalkan buang sampah pada tempatnya yaa. *teteup~

Sektor 2, Bank Sampah NTB Mandiri

kawis krisant

Salah satu sudut foto di Bank Sampah NTB Mandiri. Rani, anak saya berfoto dengan Kak Lely dari Komunitas EH Lombok.

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Ya bagaimanapun juga, kalau mau ke Kawis Krisant kalian bakal melewati Bank Sampah NTB Mandiri terlebih dahulu. Seru kan? Belajar-belajar tentang sampah dulu, biar nanti tidak asal buang sampah di kampung orang, eh di Kawis Krisant ding!

Sektor 3, Rute Wisata

kawis krisant

Rute wisata ini bakal melewati Taman Krisant, Panggung Sarief, dan Taman Pintar. Penasaran seperti apa tampilannya? Yuk ah ke Kawis Krisant! Ya kali mau saya jabarin semua di sini πŸ˜€

Sektor 4, Fishing Area

Di sektor ini para pengunjung bakal melihat area pemancingan di sepanjang kali yang masuk ke dalam kawasan Kawis Krisant. Eh percaya gak? Ini kali dulunya kotor banget banget. Duh salut deh sama warga yang pada semangat membersihkannya. Jangan lupa untuk terus dijaga kebersihan kalinya ya.

Sektor 5, Land

Saya ingat banget dulu pertama kali ke tempat ini di hari terakhir bulan Ramadhan. Waktu Kawis Krisant masih belum kece seperti sekarang. Kak Aisyah bercerita bahwa seantero Kawis Krisant area terbuka yang ada dulu ya cuma di sini. Jadi acara apapun yang diadakan di kampung, baik itu pernikahan, sunatan, tahlilan dll, bakal berlangsung di land. Sekarang disebut land, gak tahu dulu namanya apa. Yups, tempat ini penting banget bagi warga kampung. Dijamin deh gak bakalan ada acara yang berlangsung bersamaan di sana. Karena ya itu, tempat untuk ngadain acaranya ya cuma satu.

Sektor 6, Rumah Kompos

Di tempat ini para pengunjung akan melihat langsung proses pembuatan kompos. Jika memungkinkan, bisa sekalian belajar bikinnya juga lho πŸ˜‰

Tulisan 1500-an kata ini akhirnya selesai juga. Cerita tentang Kawis Krisant emang seru yak! Sudah ngomong panjang lebar gini kok ya gak berasa. Semoga kalian juga betah bacanya.
Di tempat tinggal kalian gimana? Ada kampung warna-warni gini juga gak? Share yuk di kolom komentar πŸ˜‰

Biasa dipanggil Andy. Pernah tinggal lama di Makassar dan sekarang di Mataram, Lombok. Ngeblog sejak 2007. Senang kulineran, staycation, kopdaran di cafe, browsing produk di toko online tapi gak beli, dan tentu saja...senang menulis :) Bisa dikontak di andyhardiyanti@gmail.com

32 Comments

  • Iqbal 20 September 2017 at 5:29 am

    jadi pengen ke sini lagi

    Reply
  • nabiya 19 September 2017 at 11:52 pm

    Ayok ajakin maen akak

    Reply
  • Alma Wahdie 20 September 2017 at 1:34 am

    Waah, ini namanya kereeen!
    Sudah indah, bermakna edukasi pula!
    Tertarik menunggu postingannya tentang eco brick!???

    Reply
  • Lisma 20 September 2017 at 3:39 am

    Keren, kreatif

    Reply
  • Dian Restu Agustina 20 September 2017 at 3:57 am

    Wah..kerennya..ada kawis Krisant di Lombok..Semoga ide brilian seperti ini menyebar juga ke seluruh negeri..

    Reply
  • Eni martini 20 September 2017 at 4:16 am

    Ah, kereeem tempatnya nih

    Reply
  • Rach Alida Bahaweres 20 September 2017 at 11:53 am

    Asiknya kalau banyak tempat yang semula kumuh jadi warna warni ya mba. Aku pengen ke kampung warna warni di Lombok dan Malang

    Reply
  • April Hamsa 22 September 2017 at 3:12 am

    Wah di Lombok juga ada yg mirip di Malang ya?
    Bagus jg idenya, mengubah yg kumuh jd perkampungan bersih,kece, dan bisa dijadikan destinasi wisata pula TFS πŸ˜€

    Reply
  • Mugniar 22 September 2017 at 8:28 am

    Masya Allah, kerennyaaa

    Anak2 muda yang luar biasa mereka ya

    Reply
  • Hastira 22 September 2017 at 7:30 pm

    wah semoag semakin banyak desa yang bisa memaksimalkan apa yg ada untuk bisa dijadikan objek wisata ya

    Reply
  • Winarni 24 September 2017 at 2:37 pm

    Kampung seperti ini pernah terbayang waktu jaman masih kuliah di PWK. Sayangnya sekarang sudah tidak beraktivitas di bidang itu lagi. Berharap kelak bisa terlibat di gerakan seperti ini. Lokasi seperti ini kalau di foto pakai drone pasti keren sekali. Semoga Kawis Krisant makin keren dan jadi inspirasi di tempat lain

    Reply
  • Shintaries 27 September 2017 at 1:53 am

    Iyaa yaa, kampung gini lagi tren banget di kota kota Indonesia. Tapi jadi malah meningkatkan kesejahteraan penduduk, kan bakal jadi tempat wisata dan banyak yang dateng ^^

    Reply
  • brigita 28 September 2017 at 6:05 am

    Jadi ingat kampung warna serupa ini di Malang dan Jogja ?. Semoga, kebersihan dan kreativitasnya selalu dijaga baik dari penduduk dan turis ya mbak. Salam kenal ?

    Reply
  • Baiq Rosmala 29 September 2017 at 1:05 am

    Pengen banget kesana tapi belum sempat heuheu

    Reply
  • Yudi 29 September 2017 at 4:01 am

    Fishing areanya asyik banget ya mbak

    Reply
  • Zakky 29 September 2017 at 7:46 pm

    Ini sepertinya sering diliput di tv, jadi salah satu desa yang mengispirasi. lumayan pasti bakal meningkatkan perekonomian πŸ™‚

    Reply
  • nur rochma 2 October 2017 at 1:52 am

    Seperti kampung warna Jodipan, Malang. Tapi disini ada sisi edukasinya.

    Reply
  • Amallia Sarah 2 October 2017 at 2:42 am

    Dari dulu pengen banget bisa jalan-jalan di kota Lombok. Banyak banget destinasi liburannya ternyata ya mba. Makasih infonya mba

    Reply
  • Doni Nurdiansyah 3 October 2017 at 2:16 am

    Bagus juga tempatnya mbak…sangat merakyat suasananya,,,

    Reply
  • Indira 3 October 2017 at 8:36 am

    Seru banget mbak Andyyyy..Sayang Lombok saya belum pernah kesana

    Reply
  • Anindita Ayu 4 October 2017 at 1:22 am

    Bagus banget ya mbak… Anak-anak pasti suka banget diajakin ke sana nih..

    Reply
  • Dian Ravi 4 October 2017 at 5:03 am

    Cantik banget ya, Mbak. Lombok pun sudah terkampung warna-warnikan.
    Aku senyam senyum sendiri pas lihat foto tulisan-tulisan ngingetin soal kebersihan.

    Reply
  • uwan urwan 4 October 2017 at 7:16 am

    jadi lucu./ kayak di situbondo juga… hihihii.. warna warni

    Reply
  • Liza 4 October 2017 at 9:26 am

    wah wah wha, kawis krisant, kreatif banget mbak Andy. salut banget aku sama yang punya ide ini. Lombok makin kece aja jadinya

    Reply
  • Anisa Ae 6 October 2017 at 1:18 am

    Di sini juga ada, namanya kampung warna dan kampung 3D. πŸ˜€ Kapan2, kalau ke Lombok, pengen juga mampir ke Kawis Krisant. πŸ˜€

    Reply
  • Zeilla Mutia Devi 6 October 2017 at 6:51 am

    Inspiratif banget mba kampungnya. Aku pernah berkunjung ke Lombok tapi belum sempat explore terlalu banyak. Next time mau ke sana lagi hihi.

    Reply
  • Dunia Faisol 6 October 2017 at 9:23 am

    Tempatnya bisa unik gitu yah mbak, mantappppp…… Pengen kesana juga ah

    Reply
  • Putu Sukartini 6 October 2017 at 10:19 am

    Waaaaaa ini keren banget
    Mengelola sampah demi warisan terbaik buat anak cucu di masa depan
    Makjleb banget deh buat aku yang masih suka buang sampah plastik begitu saja huhuhu

    Reply
  • Cerita Bang Ale 6 October 2017 at 3:19 pm

    Ulasannya lengkap banget mbak. Kampung ini pasti jd favorit anak milenia krn instagramable bangeeeet hehehehe

    Reply
  • Agus Wibowo 2 April 2018 at 10:13 am

    Kalau seluruh desa di Indonesia punya kesadaran kayak gini, udah jadi negara Maju kali Indonesia…semoga bisa jadi contoh desa di Provinsi lainnya..

    Reply
  • Hafidhah 13 December 2019 at 7:43 am

    Tempat yang benar-benar indah. Sangat menginspirasi sekali

    Reply
  • Johan Cendono 23 June 2020 at 9:58 pm

    Kampungnya warna-warni kelihatan unik dan indah…

    Reply

Leave a Comment