Belajar Storytelling bareng Pak Dwi Santoso – Anto Motulz. Mengapa belajar storytelling itu penting? Ya, sebab kita lebih mudah menerima pesan yang mengena, dibanding yang membuat kita berpikir. Itu salah satu kutipan dari materi yang disampaikan oleh Pak Dwi Santoso atau yang akrab disapa Anto Motulz. Kalau dipikir-pikir, benar juga yaa. Betapa kita lebih mudah menyerap dan menerima informasi yang disampaikan dalam bentuk cerita. Bercerita atau menyampaikan suatu cerita ini maknanya luas, bisa dalam bentuk kata-kata (tulisan), gambar, foto, maupun suara. Ada yang pernah mendengar Mop Papua? Semacam cerita lucu/lelucon yang disampaikan dengan dialek Papua, ada yang bentuknya seperti stand up comedy juga. Kemudian cerita rakyat, pasti masih ingat dong bagaimana orang tua atau kakek nenek kita berkisah tentang Malin Kundang, Bawang Merah dan Bawang Putih, semasa kita kecil dulu?
Kembali lagi pada mengapa storytelling itu penting, ah saya jadi teringat pada pengalaman di masa pandemi. Saat menjadi bagian dari akun PandemicTalks, sedikit banyak, saya belajar bagaimana menerjemahkan berita menjadi sesuatu yang bercerita. Tapi itu beberapa tahun yang lalu, pun konteksnya menerjemahkan dalam bentuk gambar/postingan carrousel instagram. Perihal storytelling ini, saya penasaran bagaimana mengaplikasikannya ke dalam bentuk tulisan, lebih tepatnya postingan blog. Tak heran saya begitu excited ketika melihat agenda kegiatan Peningkatan Kapasitas Penulisan untuk Komunitas yang diselenggarakan Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek, 3-5 Juli 2024, memuat storytelling sebagai salah satu materinya. Ah, saya mau belajar! Siapa pun narasumbernya!
Belajar Cepat Storytelling
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, waktu Indonesia bagian Santika Slipi. Ahay! Sudah ada lah ya iramanya. Seusai menuntaskan sarapan, saya mengambil posisi kursi terdekat dari layar, berharap mendapatkan posisi strategis untuk menyimak materi. Berbekal cappuccino panas yang sudah terisi di dalam tumbler, dari sisi seberang meja berbentuk U tersebut terlihat seorang pria yang kalau saya terka adalah narasumber yang kami tunggu. I have no idea, hanya tahu narasumber kami untuk pagi itu- yang membawakan materi storytelling, bernama Dwi Santoso dari Kumparan. Ternyata saya tidak tahu, bahwa sosok tersebut adalah pria di balik akun @motulz, yang sejak lama telah saya baca tulisan, menikmati hasil sketsa, pun tangkapan kameranya. Semacam kejutan gak sih? Rasanya jiwa kepo saya dulu belum diaktifkan, sampai benar-benar tidak begitu peduli siapa sosok bernama @motulz itu. Dan ya, kini, setidaknya pagi hingga sore nanti, saya bersama puluhan peserta lainnya akan belajar langsung dari beliau. Masya Allah~
Belajar Cepat Storytelling. Begitu judul slide presentasi tersebut terlihat di layar. Posisi menentukan prestasi, begitu kata sebuah ungkapan. Nyatanya, posisi saya kini sangat dekat dari layar, tapi sangat jauh dari pemateri. Hahahaha. Ditambah kilau sinar LCD, dan dekat dari layar rupanya tidak sebaik yang saya bayangkan, saya harus menengadahkan kepala berkali-kali untuk menyimak isi slide presentasi. Kurang lebih, serupa penonton di bioskop di kursi paling depan. Sempurna!
Dalam Waktu Empat Jam, Bisa Belajar Apa?
Saya kembali mengecek file agenda kegiatan yang telah dibagikan di WhatsApp grup beberapa hari sebelumnya. Memastikan kira-kira berapa lama durasi belajar untuk materi ini. Sekitar empat jam, bisa kurang-bisa lebih, tergantung kondisi. Mempertimbangkan pula dengan posisi duduk saya yang agak kurang nyaman ini, apakah ada yang benar-benar bisa saya pelajari? Alhamdulillah, tidak seburuk yang saya bayangkan. Meski beberapa kali harus menengadahkan kepala, tidak bisa melihat langsung dengan jelas saat pemateri berbicara, setidaknya sedikit-banyak ada yang menyangkut di kepala. Untuk memastikan bisa fokus pada materi, saya coba atasi kondisi tersebut dengan memotret slide presentasi- kemudian sesekali melihatnya pada galeri hp. Sembari tetap mendengarkan apa yang disampaikan oleh Pak Anto Motulz- selaku pemateri. Poin-poin yang disampaikan beliau, saya tuangkan dalam bentuk grafis yang saya buat di aplikasi Canva.
Memahami dasar-dasar cara bercerita dan pemanfaatannya dalam presentasi dan media sosial. Begitu sub judul yang tertulis pada slide presentasi materi belajar teknik bercerita tersebut. Kita mungkin sudah sering bercerita, mendengarkan cerita, terpapar dengan konten-konten jenis storytelling, nah bagaimana jika kita belajar untuk membuatnya? Memahami bagaimana sebuah konten storytelling itu tercipta, bagaimana pun komponen apa saja yang membangunnya menjadi satu kesatuan yang utuh. Selama sekitar empat jam, kami belajar dasar-dasar storytelling, dilanjutkan dengan praktik membuat tulisan bercerita. Apakah waktunya cukup? Oh tentu saja tidak, tidak semua peserta bisa dibahas di sana tulisannya. Tapi dari beberapa contoh tulisan, cukup membuat kami belajar memahami apa itu storytelling.
Poin-poin Penting dalam Storytelling
Pernah terpikir tidak, mengapa kita lebih mudah mengingat isi buku cerita dibanding buku pelajaran? Itulah salah satu kehebatan storytelling. Bagaimana kita- para pembaca jadi lebih mudah memahami dan menerima informasi yang disajikan dalam bentuk cerita. Maka tak heran bahwa belakangan ini kata cerita atau storytelling jadi sering dibahas atau diperbincangkan. Untuk bisa memahami dalam waktu singkat, mungkin teman-teman perlu mengetahui beberapa poin penting dalam storytelling berikut:
Pahami Mediumnya
Suatu informasi maupun pesan yang telah kita buat, kelak akan disebarkan melalui bantuan medium apa. Ini penting untuk diketahui, karena beda medium akan beda pula jenis penyampaiannya. Dalam hal ini misalnya, mediumnya adalah media massa (portal berita online, akun instagram berita official), maka disajikan dalam bentuk berita (substantif). Sedangkan jika mediumnya adalah media sosial (blog, akun pribadi, bukan akun official), maka disajikan dalam bentuk cerita (naratif).
Kerangka Umum Cerita
Setiap cerita, pasti disusun dari sebuah kerangka umum yaitu: introduksi – konflik – konklusi. Ketiga item ini harus termuat dalam cerita, dengan urutan yang tak harus selalu sama. Apa sih informasi dari tiga item tersebut?
- Introduksi: perkenalan karakter, situasi, substansi, dan sejenisnya
- Konflik: masalah pada karakter, masalah pada keadaan, kondisi tidak menjalankan substansi, dll
- Konklusi: akhir dari masalah, jawaban dari pertanyaan, penjelasan dari sebuah substansi
Konklusi yang Tidak TerdugDa (Twist)
Pernah gak sih menonton film/series, membaca buku, atau mungkin sekadar menonton tayangan reels Instagram yang ending atau akhirnya tidak seperti yang dibayangkan/diduga? Nah, itulah yang disebut twist. Saat menonton drakor Crash Landing On You misalnya, sudah terbayang ending keduanya tidak mungkin hidup bersama mengingat keduanya berasal dari negara yang saling bersitegang, eh ternyata endingnya tidak demikian.
Konklusi adalah yang paling ditunggu dari sebuah cerita, yaitu bagaimana akhirnya. Tentu akan menarik ketika konklusi dari cerita tersebut di luar dugaan. Twist merupakan istilah yang digunakan pada suatu kondisi konklusi yang tidak terduga dari sebuah cerita.
Dramaturgi
Penting untuk menyelipkan yang namanya dramaturgi dalam sebuah storytelling. Pernah merasa emosi kita dikoyak-koyak saat menyimak sebuah film/series/, membaca buku, atau yang lainnya? Perasaan yang membuat kita jadi benar-benar fokus dan enggan berpaling barang sejenak dari tayangan/bacaan tersebut? Nah, itulah dramaturgi. Kehadiran dramaturgi tujuannya untuk membangun alur emosi naik-turun pemirsa/penonton/pendengar agar mereka terikat pun terus menyimak jalannya cerita.
Membangun Klimaks
Poin lainnya yang tidak kalah penting dalam storytelling adalah bagaimana membangun klimaks. Membangun klimaks berarti membangun naik-turun emosi pemirsa/penonton/pendengar agar merasakan naik secara perlahan hingga menuju puncak/klimaks, yang merupakan tujuan emosi utama yang hendak dicapai. Contohnya:
- Klimaks sedih – menangis
- Klimaks kesah – marah
- Klimaks senang – bahagia
- Klimaks tertawa – terbahakbahak
Kekuatan Pesan/Cerita
Kekuatan pesan pada storytelling itu terdapat pada emosi dan rasa. Cerita yang menyentuh emosi seseorang, tentu akan lebih mudah diterima, dan mudah menggerakkan orang tersebut untuk melakukan apa yang tersampaikan pada pesan. Lihat deh konten-konten utas yang sering muncul di twitter, cerita seorang anonim di tiktok/IG, meski tidak begitu mengenal pembuat pesan, tapi karena cerita tersebut menyentuh emosi, maka akan banyak yang jadi tergerak.
Oh ya, emosi itu adalah perasaan yang muncul sebagai respon atas kondisi tertentu ya. Jadi bukan seperti definisi orang pada umumnya, yang mendefinisikan emosi sebagai kemarahan. Bukan ya.. Emosi itu bisa saja perasaan sedih, senang, bahagia, kesal, gemas, saya, cinta, marah, semangat, optimis, pesimis, dll.
Sasaran Pesan
Setelah kekuatan pesan, poin penting dari storytelling adalah sasaran pesan. Penting untuk mengarahkan pesan ke heart baru ke head. Mendahulukan rasa, baru kemudian logika. Ini karena manusia akan lebih mudah menerima pesan yang mengena (perasaan) dibanding yang dimengerti.
Tahapan Menulis Storytelling
Setelah memahami poin-poin penting dalam cerita/storytelling, maka saatnya praktik membuat tulisan dengan teknik bercerita (storytelling). Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Narasi/Premis/Ide Cerita
Tentukan sejak awal, ini kisah tentang apa dan apa yang menjadi daya tariknya
2. Naskah/Skrip/Skripsi
Merupakan cerita yang disajikan dalam bentuk tulisan secara lengkap dan utuh, termasuk dramaturgi/tensi dramatis
3. Diksi/Kata Penekanan/Kata Penguat
Dari cerita yang sudah dibuat, mulailah mengganti kata-kata penting dengan pilihan kata (diksi) yang menguatkan rasa pada cerita keseluruhan.
–
Usai mendapatkan materi dari Pak Anto Motulz tentang storytelling, kami langsung dapat tugas untuk membuat tulisan dengan teknik bercerita (storytelling). Kira-kira tulisan saya akan seperti apa ya? Tunggu di postingan blog berikutnya ya. Masih dalam edisi kegiatan lokakarya Peningkatan Kapasitas Penulisan untuk Komunitas yang diselenggarakan Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek, bertempat di Ruang Betawi 3 Hotel Santika Slipi Jakarta Barat, 3-5 Juli 2024.
aku juga suka cerita yang plot twist, lebih menarik 😀