Sinergitas Media dan Sejumlah Asosiasi dalam Membangun Pariwisata NTB. Dari mana kita mendapatkan informasi tentang suatu objek wisata? Televisi, koran, majalah, website, atau media sosial? Sebagian orang mungkin ada yang bepergian setelah mendengarkan langsung cerita perjalanan dari kawan/kerabatnya. Namun di zaman sekarang, saya percaya bahwa media berperan penting dalam mempromosikan keindahan suatu tempat. Entah itu media cetak (koran, majalah), maupun media elektronik (televisi, termasuk juga konten digital di internet). Tidak heran jika belakangan ini semakin banyak saja konten yang membahas tentang sektor pariwisata. Eitt..tapi, konten pariwisata seperti apa sih yang kita harapkan?
Tingkatkan Kondusifitas Pariwisata Melalui Informasi yang Positif
Pariwisata NTB dan Tren Positif
Sekadar info, pariwisata NTB khususnya Lombok beberapa bulan terakhir -yang katanya low season– justru ketiban rezeki. Ya, teman-teman bisa cek sendiri ketersediaan kamar hotel di Lombok. Full-nya jadwal meeting di sejumlah hotel mengakibatkan nyaris semua kamar disiapkan untuk para peserta. Tidak jarang, mereka harus memesan kamar di hotel lain karena hotel tempat berlangsungnya meeting sudah kehabisan kamar.
“Lombok Sumbawa sebenarnya sedang low season. Tapi Alhamdulillah justru di minggu-minggu ini akan ada banyak meeting, sehingga okupansi tetap bagus,” ungkap Lalu Abdul Hadi Faisal selaku Ketua PHRI NTB pada keterangan persnya di Golden Palace Hotel, Kamis (26/4).
Lalu Abdul Hadi Faisal, yang juga merupakan GM D’Praya Hotel menegaskan bahwa pariwisata NTB saat ini sedang berada pada tren yang positif. Menurutnya, jangan sampai citra positif yang telah dibangun bersama, hilang dalam sekejap karena adanya beberapa pemberitaan negatif. Dirinya menghimbah kepada rekan-rekan media agar dapat membantu menjaga kondusifitas ini, bukan malah sebaliknya.
Pentingnya Informasi Positif bagi Sektor Pariwisata di NTB
Sejumlah asosiasi seperti PHRI, IHGMA, dan AHM telah melakukan banyak hal demi memberikan pelayanan terbaik kepada para wisatawan, khususnya di NTB. IHGMA misalnya, dimana beberapa hari kemarin mereka baru saja melahirkan 13 GM yang lulus Sertifikasi Kompetensi Hotel Expert Level 8. Tidak hanya itu, sejak berdiri di tahun 2016, total sudah ada sekitar 5000-an SDM yang disertifikasi. Hal tersebut dilakukan tidak lain adalah untuk menjadikan pariwisata NTB lebih baik lagi, termasuk dari sisi kesiapan SDM perhotelannya.
Baca Juga: Rakerda IHGMA Lombok, Komitmen Untuk Terus Bermanfaat Bagi Pariwisata NTB
“Kami di IHGMA Lombok sejauh ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan peningkatan kualitas pelayanan hotel, villa dan resort melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi. Sehingga SDM yang ada dapat memberikan pelayanan paripurna dan memberikan kesan yang baik bagi wisatawan yang datang,” tegas Erik Tumbelaka selaku Ketua IHGMA Lombok.
Ernanda Agung Dewobroto, yang merupakan Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), menjelaskan bahwa fokus utama dari hotel-hotel yang berada di kota yakni Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE). Menurutnya, pemberitaan terkait adanya hotel yang menyediakan tempat karaoke plus plus, itu tidak bisa disamaratakan.
“Jika memang ada hotel yang melanggar, silahkan ditindak sesuai aturan yang berlaku. Sebagaimana yang kita ketahui, pariwisata ini adalah hal yang sensitif. Jangan sampai karena 1-2 hotel yang melanggar, lalu kemudian semua terkena dampaknya,” tegas Ernanda yang juga GM dari Golden Palace Hotel Lombok.
Sinergitas Media dan Sejumlah Asosiasi dalam Membangun Pariwisata NTB
Kerja keras yang telah dilakukan oleh sejumlah asosiasi tadi tentu sia-sia ketika kemudian muncul pemberitaan yang kurang bijak. Mereka belajar, mengikuti berbagai pelatihan, hingga akhirnya berjuang untuk lulus ujian kompetensi. Tidak lain dilakukan demi meyakinkan para wisatawan, bahwa kemampuan SDM perhotelan yang ada di NTB tidaklah main-main. Mereka adalah orang-orang yang berkompeten, yang siap melakukan pelayanan terbaik sesuai standar yang berlaku.
Baca Juga: IHGMA Chapter Lombok, Gelar Workshop Road To General Manager
Banyak yang mengatakan bahwa bad news is a good news. Tapi apa iya hal tersebut mau diaplikasikan ke dalam sektor pariwisata pula? Saya rasa akan lebih bijak jika kita mengeluhkan dan melaporkannya langsung pada pihak terkait. Kalau sudah lelah mengeluh lalu kemudian tidak mendapatkan tanggapan, baru deh naikkan ke media. Jangan sampai karena satu pemberitaan yang baru berjudul “kabarnya”, lantas kemudian berakibat buruk pada seluruh pihak yang berada di sektor yang sama. Sektor pariwisata.
Jadi guys, semoga sinergitas media dan sejumlah asosiasi pariwisata di NTB kedepannya semakin lebih baik. Sehingga Lombok Sumbawa tidak hanya dikenal memiliki objek wisata yang menakjubkan, tetapi juga menjadi destinasi dengan pelayanan terbaik kepada para tamunya.
No Comments