Selamatkan Bumi Kita, Mari Bersama Bergerak Berdaya. Yuk selamatkan bumi kita, bersama bergerak berdaya dengan melakukan aksi nyata, yang sederhana dan bisa dilakukan sekarang juga. Memangnya apa yang terjadi pada bumi? Mengapa harus diselamatkan? Pertanyaan ini tentu akan muncul ketika melihat judul postingan blog di atas. Sebagian dari kita mungkin merasa semua baik-baik saja. Kita dapat menjalani hari, beraktivitas sebagaimana mestinya, tanpa ada perubahan yang berarti. Sementara sebagian lainnya, saya, mungkin pula teman-teman yang membaca tulisan ini, sadar bahwa ternyata bumi- tempat kita tinggal- sungguh sedang tidak baik-baik saja.
Beberapa tahun belakangan ini, suhu udara rasanya lebih panas dari biasanya. Kita pun lebih gampang merasa gerah. Rumah-rumah yang dulunya tak memasang penyejuk udara, kini sudah merasa lebih tenang dengan terpasangnya benda elektronik tersebut. Iklan-iklan properti, entah dijual maupun disewakan, selalu mencantumkan termasuk Air Conditioner (AC) sebagai salah satu keunggulannya. Sebagian orang berpikir ini adalah solusi, sementara sebagian lainnya melihat mirisnya jalanan-jalanan kota yang kian habis saja ditebang pepohonannya. Panas? Tentu saja. Tak ada lagi tumbuh pohon-pohon rindang di sepanjang jalan.
Selamatkan Bumi Kita, Mari Bersama Bergerak Berdaya
Itu baru tentang betapa berpengaruhnya pohon-pohon yang ditanam pada kualitas udara di sekitar kita. Ketika pohon-pohon tersebut habis ditebang, tidak lagi ditanam penggantinya (yang bahkan butuh bertahun-tahun untuk tumbuh besar), tentu akan berdampak pula pada lingkungan sekitar. Belum berbicara tentang tumpukan sampah di mana-mana, emisi karbon yang kian meningkat berawal dari aktivitas kita sehari-hari, permukaan air laut yang semakin naik, daerah pesisir dan perbukitan yang sudah berubah menjadi properti-properti mewah, dan lainnya. Ya, ada banyak sekali masalah. Ada banyak kekhawatiran, kehidupan seperti apa kelak yang akan dirasakan anak cucu kita? Akankah mereka merasakan kehidupan di bumi yang lebih baik atau justru sebaliknya?
Oleh karena itu, menjadi PR kita bersama untuk menyelamatkan bumi. Tempat tinggal kita, tempat anak cucu kita menjalani kehidupannya kelak. Memastikan bahwa kita tidak mewariskan tempat tinggal yang buruk dan tidak aman pada mereka. Melihat kondisi belakangan ini, tentu tidaklah mudah. Jelas adalah pekerjaan yang berat. Tapi percayalah, aksi nyata kita, meski sederhana, jika dilakukan bersama-sama, akan berdampak baik pada cita-cita ini.
Karena Bukan Tanggung Jawab Masyarakat Adat Saja, Bukan Pula Menjadi Tugas Pandawara Grup
Di berbagai daerah, kita mengenal mereka, para masyarakat adat. Sekelompok manusia yang berkomitmen hidup selaras dengan alam yang menjadi tempat tinggalnya. Menjunjung tinggi nilai kearifan lokal, adat istiadat, dan tradisi yang telah turun temurun diajarkan di lingkup kehidupan mereka. Semuanya, tidak lain bertujuan demi menjaga kelangsungan hidup di daerah tersebut. Bagaimana kemudian mereka belajar berterima kasih pada alam, berkomitmen menjaga dan memastikan bahwa itu semua akan terus ada di masa yang akan datang. Hidup selaras dengan alam adalah kuncinya.
Kemudian baru-baru ini kita mengenal Pandawara Grup, para anak muda dengan semangat luar biasa, bergerak membersihkan sungai yang satu ke sungai yang lain. Dari sungai yang awalnya dipenuhi sampah, tersumbat, hingga menjadi bersih dan dapat dialiri air dengan lancarnya. Tapi Pandawara Grup tentu tidak akan terus menerus memantau sungai-sungai itu kan? Bukan pula menjadi tanggung jawab mereka untuk memastikan aliran sungai tidak tersumbat. Justru, apa yang telah dilakukan selama ini oleh masyarakat ada, Pandawara Grup, atau pejuang-pejuang lingkungan lainnya, menjadi contoh pun cambuk agar kita pun melakukan hal baik lainnya. Demi menyelamatkan bumi.
Bersama Bergerak Berdaya, Selamatkan Bumi yang Kita Cinta
Langkah besar, dimulai dari langkah kecil. Langkah kecil yang dilakukan bersama-sama, tentu akan memberikan dampak yang besar. Oleh karena itu, mari mulai sekarang juga, kita berkomitmen untuk bersama bergerak berdaya, berjuang mengurangi emisi karbon. Lakukan aksi nyata, tunjukkan bahwa ini adalah tanggung jawab kita semua. Lantas, dari mana kita memulainya? Langkah demi langkah atau upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk bergerak dan berdaya menjaga lingkungan hidup? Berikut beberapa diantaranya:
- Membiasakan diri untuk berjalan kaki atau bersepeda saat akan bepergian dalam jarak dekat. Jika tetap harus naik kendaraan, utamakan penggunaan moda transportasi publik
- Bijak menggunakan listrik, dengan mengurangi penggunaan peralatan elektronik. Misalnya di pagi hingga siang hari, manfaatkan cahaya matahari yang masuk. Nikmati semilir angin, dibanding terus menerus menggunakan AC atau penyejuk udara.
- Mengelola sampah dengan baik. Dimulai dari bijak dalam menggunakan kemasan sekali pakai, memilah sampah berdasarkan jenisnya.
- Menggunakan air seperlunya, tidak boros dan membuang-buang dengan percuma/lupa mematikan kran sehingga air terbuang percuma.
- Jangan membuang-buang makanan. Masak atau belilah seperlunya. Sehingga kita tidak menghasilkan sampah sisa makanan. Tahu gak sih, faktanya Indonesia tuh negara yang menghasilkan 19 juta ton sampah di tahun 2022, dimana mayoritas berasal dari sisa makanan.
- Memanfaatkan lahan di rumah dengan menanam sayuran, cabai, tomat, dll, selain mendukung ekonomi sirkular, bertani sederhana begini pun ada gunanya lho, sampah-sampah organik yang dikumpulkan di rumah, kelak dapat dijadikan pupuk untuk menyuburkan tanaman.
Serta tentunya masih ada banyak aksi nyata lainnya yang bisa kita lakukan dan mulai dari rumah masing-masing. Pokoknya berkomitmen deh, lakukan sekarang juga #UntukmuBumiku.
Mengenal Emisi Karbon dan Dampaknya pada Perubahan Iklim
Salah satu langkah yang disebutkan di atas adalah meminimalisasi penggunaan kendaraan bermotor, kalaupun harus digunakan, maka gunakanlah transportasi publik. Ada yang tahu mengapa? Sebab penggunaan bahan bakar fosil (minyak, gas bumi, batu bara) untuk memenuhi kebutuhan manusia, seperti pada transportasi (kendaraan bermotor), pembangkit listrik, dll, merupakan salah satu penyebab emisi karbon. Lantas, emisi karbon itu apa sih?
Dilansir dari situs lindungihutan.com, disebutkan bahwa fenomena emisi karbon merupakan proses pelepasan karbon ke lapisan atmosfer bumi. Dimana saat ini, emisi karbon menjadi salah satu penyumbang terjadinya perubahan iklim dan pemanasan bersamaan dengan emisi gas rumah kaca. Ya, keduanya menyebabkan naiknya suhu bumi atau efek rumah kaca. Hiks. Sedih gak sih? Dampaknya tuh ke mana-mana. Mulai dari lingkungan (meningkatnya suhu bumi), kesehatan (timbulnya aneka penyakit baru), pertanian, pariwisata, dan lainnya.
Andai Diberi Kesempatan Membuat Kebijakan…
Setiap dari kita pasti punya harapan untuk menyelamatkan bumi kan ya? Inginnya begini, begitu. Tapi ah, kita kan masyarakat biasa. Sementara lagi-lagi, terbenturnya pada kebijakan di atas sana. Nah, kalau berandai-andai nih, kita atau saya deh, diminta membuat kebijakan sebagai upaya mitigasi perubahan iklim. Maka yang akan saya lakukan adalah:
- Meniadakan plastik sekali pakai, juga totebag. Totebag tidak dijual di pusat perbelanjaan. Setiap orang harus bertanggung jawab menggunakan tas apapun itu dari rumah untuk berbelanja.
- Membatasi penggunaan kendaraan pribadi, bahkan akan lebih baik lagi untuk membatasi kepemilikannya di tiap rumah. Sebab sering kali, berapa banyak jumlah anggota keluarga di rumah, sebanyak itu pula banyaknya unit kendaraan bermotor yang dimiliki.
- Mewajibkan setiap pemilik rumah untuk mengelola sampah rumah tangganya sendiri. Jadi petugas sampah hanya menerima atau mengumpulkan sampah dari rumah-rumah, dalam bentuk yang benar-benar sudah dipilah.
–
Jadi penasaran, kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!
–
Referensi:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/09/ri-hasilkan-19-juta-ton-timbulan-sampah-pada-2022-mayoritas-sisa-makanan
Emisi Karbon: Penyebab, Dampak dan Cara Mengurangi (Update 2023)
No Comments