Warung Bawakaraeng: Geliat Kuliner Makassar di Kota Mataram. Ada nama Bawakaraeng di Lombok! Tepatnya di kota Mataram, ibukota dari provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebuah provinsi tempat pulau Lombok ini berada. Ini penting disebutkan satu satu, sebab sampai sekarang masih banyak yang gagal paham dengan perbedaan Mataram, Lombok dan NTB. Ya, Bawakaraeng menjadi nama sebuah warung yang terletak di Jalan Bung Hatta, tepat di depan SDN 2 Cakranegara, Mataram. Sebuah warung yang menyajikan sejumlah kuliner Makassar. Aih, makin mudah saja kini menemukan makanan maupun minuman khas Makassar di Mataram.
Saya melewati perempatan Jalan Bung Hatta- Jalan Pejanggik seperti biasa. Hingga suatu waktu ada pemandangan berbeda yang membuat saya menoleh sejenak sekaligus penasaran. Ada tulisan “Coto Makassar” pada sebuah papan di pinggir jalan sana. Sekali lagi, sebagai orang yang lama tinggal di Makassar dan belum bisa meracik kuliner-kuliner Makasssar sendiri, maka tulisan-tulisan seperti yang saya lihat tadi cukup membuat kaget dan penasaran. Kaget karena eh ada warung coto Makassar lagi nih! Penasaran karena ingin tahu apakah coto Makassar di warung yang baru ini rasanya bisa sama dengan coto yang berasal dari daerah aslinya atau tidak.
Dan di suatu hari Minggu jadi juga saya menuntaskan rasa penasaran tersebut. Saya pun dibuat lebih kaget lagi karena ternyata si pemilik warung adalah orang yang saya kenal. Rachman namanya, sahabat suami sekaligus ayah dari teman kelas anak saya di sekolah. Sebelumnya saat di sekolah kami memang sudah pernah berbincang-bincang dan kemudian tahu bahwa Pak Rachman memang berasal dari Makassar. Senang sekali bisa punya teman sesama Makassar di sini dan makin senang karena dia membuka warung tidak jauh dari tempat tinggal kami. Pagi itu, kami pun segera memesan menu utama yang ada yaitu Coto Makassar. Yang pada hari-hari selanjutnya menyusul pula menu-menu lainnya. Ada apa saja?
Coto Makassar
Menu utama di Warung Bawakaraeng ini adalah coto Makassar. Pak Rachman langsung lah yang menjadi peracik bumbunya. Cotonya enak, saya suka. Dan semoga kedepannya rasa coto ini bisa tetap dipertahankan. Kenapa? Karena saya sudah terlanjur kecewa dengan rasa Coto Makassar yang ada di sebuah warung di jalan Pariwisata. Menurut saya sih, kuah coto di sana makin ke sini makin encer saja. Jauh berbeda dengan saat saat pertama saya makan di sana.
Oh ya, harga semangkuk coto di sini adalah Rp20.000,- Cukup mahal ya? Eh tapi dengar-dengar dari kawan di Makassar, katanya harga semangkuk Coto Nusantara (salah satu coto yang terkenal di Makassar) pun sekarang Rp20.000,- Artinya? harga Coto Makassar ya memang kurang lebih sudah segini. Makan coto tentu belum lengkap kalau tidak pakai ketupat kan? Untuk harga satu ketupatnya di sini yaitu Rp2.000,- Saat makan pertama kali di Warung Bawakaraeng saya sukses melahap 2 mangkuk coto, 5 ketupat, plus 1 kali tambah kuah. Ini lapar apa doyan? Hihihi…
Sop Konro
Saya belum pernah mencicipi menu sop konro di sini. Makanya nih foto Sop Konro belum mejeng di postingan ini. Coming soon yak! Tapi kalau dari pengamatan saya dan pengakuan (tsahhh) si pemilik warung, menu sop konro ini juga jadi salah satu favorit pengunjung. Katanya setiap harinya selalu habis. Wih, jadi penasaran nih pengen cobain sop konronya. Oh iya, sop konro ini adalah sop yang berisi tulang iga sapi. Kalau di Makassar, saya biasanya makan sop konro di Warung Sop Konro Karebosi. Di sana ada pilihan sop konro dan konro bakar. Kalau di Warung Bawakaraeng saya belum tahu, ada konro bakarnya juga atau tidak.
Es Pisang Ijo
Karena panasnya kota Mataram sekarang sudah nyasir menyamai panasnya Makassar #eh jadi butuh banget nih kita sama yang segar-segar. Es pisang ijo ini mungkin bisa jadi salah satu pilihannya! Cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp10.000,- teman-teman sudah bisa menikmati seporsi es pisang ijo. Rasanya manis (tidak terlalu manis kok), segar dan potongan pisangnya yang mampu mengenyangkan perut. Lucu juga saya melihat pengunjung yang lain di warung ini, mereka rata-rata memesan seporsi Coto Makassar dan Es Pisang Ijo. Tanpa memesan minuman lagi.
Ya, untuk minumannya mungkin sudah cukup dari kuah es pisang ijo itu sendiri. Tergantung selera masing-masing sih ya menurut saya. Kalau teman-teman bagaimana? Masih butuh pesan minuman lain lagi gak?
Bubur Manado
Bingung? Nah lo, saya juga bingung. Yang namanya bubur Manado ya pasti termasuk kuliner Manado dong! Tapi berhubung saya sudah coba dan menu ini juga banyak yang pesan, jadi gak papa lah ya masuk postingan juga. Kalau bubur Manado di tempat lain biasanya menggunakan ikan asin, maka di Warung Bawakaraeng ini ikannya pakai ikan cakalang. Biar beda aja kali ya?
Bubur Manadonya enak nih. Saya waktu cobainnya bungkus aja sih, makan di rumah. Mungkin kalau langsung disantap di sana lebih enak lagi. Jadi pas masih hangat-hangatnya gitu.
Cerita-cerita Tentang Warung Bawakaraeng
Warung Bawakaraeng ini belum cukup sebulan didirikan. Adalah Pak Rachman yang saya ceritakan tadi, yang merupakan ownernya. Pak Rachman ini sebelumnya kerja di perusahaan tambang. Beliau sudah hampir keliling Indonesia dari pekerjaan tersebut. Berkelana dari pekerjaan tambang yang satu ke yang lain, sampai akhirnya dia memilih untuk berwirausaha. Ada kisah menarik dibalik pendirian warung Bawakaraengnya ini.
Jadi ternyata warung yang terbuat dari bambu-bambu tersebut seluruhnya benar-benar dikerjakan seorang diri oleh Pak Rachman #salutsamasemangatnya #pakrachmankeren. Beliau menceritakan hal tersebut pada kami. Sampai mau menangis katanya, mulai dari potong-potong bambu sampai finishingnya. Kata beliau, saya sudah bertekad untuk mendirikan warung ini, jadi bagaimana pun juga harus terwujud. Dan benar saja, padahal baru beberapa hari dibuka Warung Bawakaraeng sudah ramai saja. Lokasinya yang cukup strategis (sangat strategis malah menurut saya) menjadikannya selalu kebanjiran pengunjung.
Saya pribadi sih suka dengan menu-menu yang ada di Warung Bawakaraeng. Walaupun sebenarnya Warung Bawakaraeng ini tidak sepenuhnya menyediakan menu-menu khas Makassar. Diluar Coto Makassar dan menu lain khas Makassar itu, juga terdapat Bubur Manado (yang jelas-jelas adalah menu khas dari luar Makassar hahaha) dan beberapa menu umum seperti Mie Goreng maupun Nasi Goreng. Menurut pemiliknya, memang perlu disediakan menu-menu tersebut pasalnya tidak semua pengunjung familiar dengan makanan khas Makassar #okedehpak.
Geliat Kuliner Makassar di Kota Mataram
Seperti yang saya sudah singgung di awal postingan juga. Kalau kita kita yang dari Makassar nih pasti bakal kaget dan penasaran setiap kali lihat tulisan Coto Makassar di Mataram. Dan nyatanya sampai sekarang ini udah banyak aja warung-warung yang menjajakan Coto Makassar sebagai menu utamanya. Meskipun si penjual tidak benar-benar berasal dari Makassar. Ada yang orang Palopo, ada yang orang Gowa, dan Pak Rachman pemilik Warung Bawakaraeng ini saja merupakan orang Bone.
Selain di Warung Bawakaraeng, menu khas Makassar juga bisa ditemukan di beberapa warung lainnya di kota Mataram, yaitu di Kedai Kopi Arumbu, Warung Coto Makassar di Jalan Pariwisata, Jalan Langko dan Jalan Adi Sucipto. Perihal warung-warung ini tunggu di postingan saya selanjutnya ya 😉
Jadi teman-teman sudah pernah ke Warung Bawakaraeng? Kalau belum, jangan lupa mampir icip-icip Coto Makassar di sini yaa..
enaknyaaa jadi pengen makan tuh masakan hahaha
ada menu konro bakar gak mbak disana? nanti aku titip ya
Wah… Kbetulan nih minggu depan ke mataram…