
foto: Imam Sofian
Mengenang MTQ Nasional di Lombok: Ketika Ramai Tak Kenal Usai. Perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVI Tahun 2016 yang menjadikan Lombok NTB sebagai tuan rumah telah usai per tanggal 6 Agustus 2016 lalu. Ya, tepat 10 hari yang lalu. Banyak yang menyayangkan betapa acara seramai dan semeriah ini sepi akan pemberitaan. Membaca sejumlah keluhan tersebut, saya ikut terusik. Aih, blogger macam apa saya! Satu postingan perihal MTQ pun tidak ada. Euforia sudah usai justru baru menggelar cerita. Ada banyak alasan yang sebenarnya tidak pantas jadi alasan mengapa di sini tidak satupun tulisan terkait MTQ. Tetapi bagaimanapun, inilah tulisan yang tidak sempat tayang pada periode 30 Juli hingga 6 Agustus 2016 lalu. Maafkan.
Sebelumnya, Ini Alasan Alasan Saya
Sebelum saya cerita banyak. Saya ceritakan dulu. Saat MTQ dimulai hingga sekarang saya sedang bekerja sebagai petugas operator Sensus Ekonomi 2016 yang menghabiskan seluruh waktu pagi hingga sore saya. Alasan selanjutnya, saya sedang mengejar proses penyelesaian skripsi yang mana baru bisa saya kerjakan di waktu malam hari. Oke, itu dia alasan alasannya π Tetapi jangan salah, sebagai permohonan maaf saya kepada siapapun karena tidak kunjung mempublikasikan sebuah tulisan terkait MTQ di blog, maka di tanggal 30 Juli 2016 tepat di hari pembukaan MTQ saya berjuang keras (tentunya bersama teman-teman twitter lain seperti Sandiaga Uno, Bapak Menteri Agama dan yang lainnya #eaa) agar hastag #MTQLombok tampil sebagai trending topic. Dan Alhamdulillah berhasil π
Ketika Pembukaan, Kegiatan Perlombaan dan Penutupan Sama Ramainya
Mengapa saya katakan alasan alasan di atas tadi tidak pantas saya jadikan alasan? Ya, karena jarak tempat saya bekerja dengan Islamic Center yang menjadi lokasi utama pelaksanaan MTQ sangatlah dekat. Jalan kaki juga bisa. Hanya saja karena terlalu lelah, rasanya selalu ingin lebih dulu sampai ke rumah. Malamnya yang dijadwalkan ngeskripsi, malah berakhir dengan ketiduran bersama draft skripsi #duh.. π Aneka kegiatan sebelum pembukaan benar benar saya lewatkan. Tetapi senangnya, acara pembukaan MTQ Nasional XXVI Tahun 2016 ditayangkan secara langsung di televisi oleh TVRI. Awalnya kami sekeluarga berencana mau nonton on the spot saja (nonton di sana maksudnya..), namun diurungkan mengingat jalanan menuju tkp saja sudah ramai tak terkira.
Sebuah kegiatan ramai di sesi pembukaan? Aih, sudah biasa! Paling besok besok saat kegiatan perlombaannya yang datang itu itu saja. Mungkin ada yang beranggapan demikian. Sayangnya eh untungnya, hal tersebut tidak berlaku demikian pada kegiatan MTQ yang dilaksanakan di Lombok ini. Ya, saya melihatnya sendiri. Mulai dari pembukaan, kegiatan lomba (yang malah sudah dipecah ke berbagai lokasi), bahkan penutupan semua tumpah ruah oleh warga. Ramai!
Di suatu malam, entah sudah hari ke berapa kegiatan MTQ. Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam. Saya pikir, bisalah saya melintas di sekitar Islamic Center. Toh juga sudah malam. Siapa sangka, kami harus membawa motor pelan pelan dikarenakan area jalan juga sudah menjadi lokasi nobar (nonton bareng) salah satu cabang lomba MTQ. Ya, area di dalam Islamic Center sudah kepenuhan, maka jadilah mereka para warga duduk rapi di luar sini menyaksikan para peserta melantukan ayat ayat Al-Quran. Masya Allah..senang sekali melihatnya π
Semuanya yang Atas Kuasa Allah

Foto: Ivan/Lombok Post
Terakhir kali saya melihat sebuah acara sukses mengundang banyak penonton di Mataram adalah saat Pameran Alutsista TNI AD setahun yang lalu. Ya, itu saja kalau yang saya lihat langsung. Tetapi kalau sekadar dengar keriuhannya saya percaya bahwa konser konser musik juga menarik penonton dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Dan lihatlah, ini MTQ. Semua warga tumpah ruah. Lantunan ayat Al-Qur’an menggema di mana mana. Tiba-tiba daratan pulau Lombok menjadi berat di beberapa titik. Bagaimanapun, inilah kuasa Allah. Kalian tahu? Usai penutupan MTQ, hujan justru turun dengan derasnya. Area tribun Islamic Center itu tidak ada penutupnya. Bayangkan jika hujan turun di waktu hari hari perlombaan lalu? Sempat turun memang saat perlombaan, tetapi tidak sederas usai penutupan. Dan tahu tidak? Hujan tidak menyurutkan langkah para warga untuk tetap menyaksikan lomba.
—
Itu saja dulu tulisan pengantar saya tentang MTQ di Lombok tempo hari. Sudah lama tidak menulis, jadinya kaku begini. Saya ingin menulis lebih banyak lagi nanti, yang walau timingnya tentu sudah tidak tepat π Tetapi, tidak apa kan terlambat daripada tidak sama sekali?
memang cocok ya dilakukan di lombok yang terkenal dg seribu mesjidnya
Betul sekali mbak. Euforianya terasa banget. Semoga segera diadakan di Aceh juga, pasti tidak kalah seru π
merinding lihat antusias pengunjungnya. keren ya…banyak banget yang datang sampe membludag jumlahnya…
Iya mbak. Agak susah memang untuk nonton langsung kalau tidak datang lebih awal. Ramainya benar benar ramaiiiii
whoaaa rame bangettt ya mba penontonnya, kebayang tuh.. ikut seneng juga pas MTQ Nasional ini sukses dan jadi trending topic…
Ramainya dari pembukaan, sesi perlombaan sampai penutupan itu yang bikin bener bener takjub. Saya pikir hanya ramai saat pembukaan saja π
gillaaa penontonnya banyak bangeet :3
Iya nih…ngalahngalahin konser musik yakk.. sampai merinding euy lihat langsung pemandangan kayak gini~
Layak betul dijuluki pulau seribu masjid, antusiasme warga luar biasa, mengalahkan konser musik hehe.
Saya jadi teringat pernah gagal melaju ke MTQ provinsi belasan tahun lalu. Sedih karena mentok di Kabupaten.
Bahkan sampai sekarang masih pingin ketemu Muammar ZA yang kesohor itu. Tapi belum juga.
Rumah jauh Mbak dari Islamic Center? Semoga skripsinya cepat rampung dan lancar semua urusannya…
Sampai ke kabupaten saja udah keren tuh mas. Saya malah gak pernah ikut seleksi sama sekali wkwkwkkw..
Gak jauh jauh amat kok ke Islamic Center, cuma karena lagi ada event MTQ ini jalanan ditutup sana sini. Jadinya mesti muter muter cari jalan alternatif π
Sebagai masyarakat Banten sya senang Banten menjadi juara umum.
Saya juga sangat mengapresiasi Lombok NTB yang menjadi host MTQ tahun ini.
Semoga acara tahun berikutnya semakin baik lagi.
Selamat buat Banten :))
Emang keren ih..saya sempat berkenalan dengan pemenang lomba tafsir asal Banten. Salut euy!Jago jago~
Wah ramai banget ya Mbak, ada Pak Presiden Jokowi pula. MTQ itu semacam lomba membaca Al-Qur’an ya Mbak ?
Iya mir..kan MTQ Nasional ini..ya wajarlah dibuka sama pak Presiden. MTQ itu lombanya macam-macam, salah satunya yaitu pembacaan Al-Qur’an. Ada juga lomba tafsir, kaligrafi dan masih banyak lagi.
Wow … inilah contoh mamak-mamak yang berjuang memajukan daerahnya melalui dunia digital. Suka sama semangatnya ^^
Beugh…tidakji kodong, kak. Ini malah rasanya payah sekali baru bisa publikasikan tulisan tentang MTQ disaat acaranya udah kelar blasss..
Acaranya keren banget, di daerah saya juga sering diadakan MTQ tapi masih tingkatan Kabupaten kayaknya.
Sebelum diadakan yang tingkat nasional, memang ada seleksinya dulu π Mulai dari tingkat bawah (apa namanya ya) sampai tingkat provinsi. Finalis tingkat provinsi inilah yang kemudian bertanding di tingkat nasional.
aku seneng iku-ikut acara gini meskipun hanya nonton dan meramaikan dan mendukung aja π