.
Perjalanan Menuju Air Terjun Mangku Sakti Bersama Sahabat Sajang Beraksi. Sebagai seorang yang tinggal di Lombok, saya tentu terbilang kudet karena baru pertama kalinya berkunjung ke air terjun Mangku Sakti. Tapi gak papa, daripada gak pernah sama sekali. Ya kan? Perjalanan menuju air terjun Mangku Sakti kemarin menjadi semakin asyik karena dilakukan bersama teman-teman Sahabat Sajang. Itu lho, teman-teman yang baru saya kenal dari kegiatan Kelas Inspirasi Lombok 4 di sekolah tempat kami mengajar tempo hari, yaitu SDN 1 Sajang. Tepat sekali karena air terjun Mangku Sakti memang terletak di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Sayang kan, sudah sampai di Sajang tapi tidak ke Mangku Sakti.
Mangku Sakti dan Keinginan Sejak Jauh Hari
Rencana untuk kembali ke SDN 1 Sajang dan melakukan sesuatu untuk adik-adik di sana sudah kami bahas bersama di grup whatsapp beberapa saat setelah kegiatan Kelas Inspirasi Lombok 4 usai. Ya, kami ingin kembali dengan payung nama yang berbeda dan sekadar melakukan follow up dari apa yang kami lihat sebelumnya. Maka terbentuklah Sahabat Sajang Beraksi. Kegiatan inti memang berlangsung hanya pada tanggal 25 Februari 2017, cerita lengkapnya bisa teman-teman baca di sini. Namun karena rombongan kami baru berencana kembali ke Mataram dan kota lainnya masing-masing di tanggal 26 dan 27 Februari 2017, maka dibahaslah kegiatan apa lagi yang bisa dilakukan setelah kegiatan inti tersebut.
Tidak butuh waktu lama, kami pun sepakat untuk berkunjung ke air terjun Mangku Sakti dan ke Dusun Selagolong (lokasi rumah sejumlah murid SDN 1 Sajang yang berjarak 7 km dari sekolah). Air terjun Mangku Sakti merupakan salah satu air terjun yang terletak di Desa Sajang. Air terjun Mangku Sakti memiliki kandungan belerang, mungkin itu sebabnya di sekitarnya dipenuhi oleh bebatuan besar yang kering. Apa sih nama batunya itu? Yang jelas jumlah bebatuannya lebih mendominasi dibanding jumlah dedaunan hijaunya. Yaelah bahasanya~
Perjalanan Panjang Menuju Mangku Sakti
Bagi para pencinta air terjun, saya sarankan skip saja bagian ini. Sub judulnya saja sudah lebay. Apalah kami, baru dihadapkan dengan perjalanan menuju air terjun Mangku Sakti saja sudah banyak mengeluh, sudah merasa ini perjalanan panjang nan menegangkan. Belum juga ke air terjun apa itu namanya? yang tertinggi se-jagad Lombok Raya eh Pulau Lombok? Sekeper? Iya, gitu deh. Eh tapi saya juga gak maksa sih, kali aja ada yang maksa pengen baca π
Oke, lanjut. Jadi kegiatan Sahabat Sajang Beraksi yang dilaksanakan pada 25 Februari 2017 itu kelar sekitar pukul 12 apa 1 siang gitu. Dilanjutkan dengan makan siang bareng, shalat Dzuhur, dan kehebohan tim kami yang pengen banget ke air terjun Mangku Sakti saat itu juga. Oleh bapak guru dan Kepsek SDN 1 Sajang, kami disiapkan beberapa unit motor hasil pinjaman anggota keluarga mereka di rumah. Wkwkwkwk. Seingat saya ada sekitar 6 unit motor yang kami pakai. Sempat terlontar sejumlah pertanyaan dari kami: eh pakai motor ya? pakai mobil gak bisa gitu? atau jalan kaki aja deh. Yang semuanya dijawab dengan tawa kecil oleh Pak Surya (salah seorang guru di SDN 1 Sajang) dkk.
Sepanjang perjalanan, baru deh kami tahu kenapa harus pakai motor. Pertama, kalau pakai mobil kasihan mobilnya. Kedua, kalau jalan kaki kasihan kakinya eh kaki kami. Kalau naik motor? Kasihan kami dan motornya. Wkwkwkwk. Jadi jalanannya ini rusak parah. Gak ada tampang jalan deh pokoknya. Perpaduan jalan rusak berbatu-batu, turunan, tanjakan, plus licin pula! Komplit! Jangan ditanya betapa deg-degannya kami di atas motor waktu itu. Saya berkali-kali minta turun saja dari motor yang dikendarai oleh suami, yups..rasanya saya lebih memilih jalan kaki daripada harus deg-degan sepanjang jalan. Takut terpleset, terbentur batu, atau yang paling ekstrim jatuh di sisi jurang yang menganga di beberapa titik. Hiks π Saking deg-degannya, saya sampai tidak mengambil satu pun gambar terkait kondisi jalan ke sana. Foto-foto di atas adalah hasil jepretan hp teman saya, Kak Tia. Tapi yang dia foto itu mah masih yang kondisi aman π
Disambut Hijaunya Pepohonan
Sesi motor-motoran offroad usai sudah. Tapi bukan berarti kami sudah benar-benar tiba di air terjun Mangku Sakti yang dimaksud. Jangan melihat air terjunnya, mendengar gemericik suara air saja belum. Motor kami parkir di tempat ini, semacam pintu masuk untuk berjalan kaki menuju Mangku Sakti. Tempatnya cantik,Β pohon-pohonnya tinggi dengan dedaunannya yang hijau. Eh tapi kan air terjun Mangku Sakti bukan tipikal air terjun yang dipenuhi rimbunnya pepohonan hijau seperti ini? Heuuu..jelas sudah kalau kami memang perlu berjalan kaki lagi.
Kunjungan saya ke air terjun yang ada di Lombok memang tidak sebanyak kunjungan saya ke pantai. Sangat jauh bedanya. Total saya baru mengunjungi 3 air terjun di Lombok, yaitu Sendang Gile, Tiu Kelep dan Mangku Sakti ini. Itu tidak termasuk kunjungan ke air terjun yang imut-imut dan tidak memerlukan tenaga ekstra. Meskipun jalan menuju air terjun Mangku Sakti yang kami lalui menggunakan motor tadi terbilang menegangkan, tapi saya akui jalan dari pintu masuk tempat kami memarkir motor sampai ke lokasi air terjun tidak semelelahkan dibanding perjalanan ke Tiu Kelep. Perjalanan pulangnya mungkin lebih tepatnya. Entahlah. Mungkin karena di sana bentuknya sudah berupa tangga-tangga.
Bebatuan Besar Khas Air Terjun Mangku Sakti
Tidak lama kemudian setelah berjalan, kami menemukan bebatuan besar yang mulai mengisi bagian di tengah-tengah pepohonan. Aih, air terjunnya sudah dekat! Suara air pun sudah terdengar. Saya semakin tidak sabar ingin melihat air terjun yang dari foto-foto upload-an instagram terlihat memancarkan warna air hijau tosca. Coba deh cari dengan hastag #airterjunmangkusakti. Sayangnya saat kami tiba, airnya sedang tidak berwarna hijau tosca. Kalau kata bapak-bapak yang mendampingi kami sih, itu karena di atasnya habis banjir. Jadi airnya sangat deras dan tidak lagi terlihat hijau tosca seperti biasanya.
Masya Allah! Lihatlah teman-teman, air terjunnya cantik sekali. Bebatuan besar berwarna abu itu kian menambah kecantikannya. Rasanya kami lupa sejenak saat-saat menegangkan selama perjalanan offroad tadi π Oh iya, jika kita mengikuti aliran air terjun Mangku Sakti ini, kita bisa melihat air terjun lainnya, seperti air terjun Kuda Sembrani dan Mangku Kodeq. Tapi untuk sementara, saya sudah cukup puas dengan Mangku Sakti. Apalagi si kecil sudah bersiap bermain air di sana. Semoga ada kesempatan mengunjungi kedua air terjun itu. Semoga jalanan menuju Mangku Sakti juga sudah tidak keropos lagi nanti hihihi.
Nikmatnya Ngopi di Mangku Sakti
Saat berangkat ke Mangku Sakti, kami dibekali kopi oleh ibu-ibu guru di SDN 1 Sajang. Satu termos berisi kopi panas lengkap dengan beberapa gelasnya. Usai berfoto ria dan bermain air, kami duduk bersama di salah satu batu besar (eh ini batu kan?) sambil menikmati kopi panas khas Desa Sajang. Aihhh..nikmat! Gak ada duanya ini mah! Ngopi-ngopi cantik di kafe sambil nge-wifi sih lewattttttt. Hihihi.
Saking asyiknya menikmati segelas kopi yang gak bisa nambah karena stok terbatas #eh, kami sampai lupa kalau hari semakin sore saja. Ya, kami harus bergegas kembali sebelum terlalu sore. Kembali ke mana? Ke sekolah. Yups…kami rencananya akan menginap semalam di perpustakaan sekolah SDN 1 Sajang. Oh iya, jangan tanya bagaimana perjalanan pulang kami sewaktu melewati trek offroad yakk. Sama menegangkannya! Pokoknya kalau lihat postingan blog tentang panorama air terjun yang cantik dan menawan itu jangan sampai lupa bahwa ada perjuangan keras plus menegangkan untuk mencapainya. Wkwkwkwk~
Lupakan perjalanannya, fokus ke tujuannya. Eaaaa.. padahal masih kepikiran sampai sekarang sama jalanan rusak banget banget itu. Aih, semoga saat ke sana lagi jalanannya sudah layak dilalui ya π
Blognya keren mba, tersusun dengan rapi π Salam kenal π
Ini mah aku setuju, ngopi di kafe plus wifi kalah lah kalo lawannya air terjun begini :). Mnding yg ini aku pilih..
Banyak bgt akses k air terjun di indo yg rusak parah begitu mba. Aku pernah ngalamin ke curug malela, itu sama rusaknya ke curug mangku sakti ini. Hrs motor, jalanan ancur, jurang kanan kiri.. 2 jam jalan kaki pula.. Ato air terjun dwi warna di sibolangit. Itu malah hrs jalan kaki 3 jam wkwkwkwk… Tp semua terbayar sih mba ama cakepnya air terjun :). Itu yg bikin aku rela mau capek2an kesana π
Dimana-mana kalau medan ke Air Terjun yang belum dikelola mesti penuh perjuangan ya mbak. tapi kalau sudah ketemu Air terjunnya berasa hilang tuh capek perjalanannya
and Rani said: “ayo ade’ kuat” ?
Yang ngasih foto jalan akhir terjaluh di jalan juga.. HaHahahaha
Entah kenapa pemerintah kita seperti tidak tertarik memperbaiki sarana dan prasarana wisata air terjun. Banyak akses jalan ke tempat wisata air terjun yang rusak tapi seolah dihiraukan. Jadinya minat masyarakat juga bekurang.
Bisa piknik di dekat air terjun Mangku Sakti ya mbak? Ih keren, bisa buat piknik keluarga nih.. ^^
sejuknya, mba Andy aku mau dong diajak ke sana indah banget.
Ahh aku sukaa..aku sukaa perjalanan ke Air Terjun Mangku Sakti ini , ajak aku ke sini ya Andyyy ada yg ijo2 sama gemericik airr
halah, Rani ikut juga iih, asiik!
Perjalanan menuju destinasi wisata yang masih virgin biasanya memang penuh aral melintang (ini juga lebay banget yak hihihi)
Di Sulsel juga masih banyak destinasi wisata yang belum terjamah infrastruktur untuk menuju ke lokasi. Tapi pas sampe tujuan, duuuh.. terbayarkan lelahnya..
Baru sekali ke Lombok dan bukan buat liburan. Sedih deh. Next time harus direncanakan liburan di sini ya.
Lihat medannya menyeramkan, tapii… pas nyampai di air terjunnya WOW, indah nian dan bikin mupeng. Sayangnya jauh ya mbak… hehe
serunya kak liburan bisa sama keluarga dan teman-teman, bedanya sama saya sekeluarga yang punya tujuan berbeda, ada yang suka wisata mall, ada suka wisata gunung, dan ada suka wisata pantai.
kak.. foto-fotonya keren euyy.. pakai kamera apaki? btw, kalau ada rejeki ke Lombok, antar ke sini nah π
Seru juga perjalanannya kak. Kapan waktu jika ada rejeki, boleh lah saya bersama kak Anchu ditemani kesini. Berasa ada yang manggil-manggil kalau liat yang kayak gini.
Perjalanan yang menyenangkan dan mengesankan. Ingin rasanya menjejakkan kaki di sana seraya menyeduh kopi dan menggantungkan hammock. Semoga ada waktu dan kesempatan kesana…
Ngopi di ruang terbuka asyik sekali. Mauku tong jalan-jalan ke Lombok.
Cantik banget air terjun dan sungainya. Tapi medannya untuk ke sana itu lho… Kutaksanggup! Hehe…
saya paling senang ketika berkunjung ke tempat-tempat begini itu adalah perjalanannya, proses2nya saya sangat nikmati, sampai di air terjunnya adalah sebuah klimaks,
Salam kenal kak π
ke alam memang gak pernah membosankan, jalanannya berat akan terbayarkan dengan scene yang cantik. Lunas! Dan efeknya akan kerasa selamanyaa. π
saya selalu suka dengan pemandangan di air terjun, memandangi betapa kuasanya Tuhan menciptakan itu semua.. sudah alam tidak pergi ke tempat wisata yang ada air terjunnya π
Perjalanan menuju air terjun ini mengingatkan pada salah satu trip saya menuju Air Terjun Mata Jitu di Pulau Moyo (NTB). Saat ini dengan menggunakan motor trail kami menyusuri hutan dengan jalan kondisinya sedikit mirip dengan foto diatas.
Jadi langsung ingat, pernah trip sama teman2. Sehari bisa mengunjungi 3 air terjun.. Air terjun ini kayaknya seru kalau nanti ada rejeki ke lombok wkwk
Tahun kemarin 2018, akhirnya saya bila ke lombok. Tapi cuma sehari karena tiket sdh ditangan buat pulang besoknya.
Cuma makn di lombok tengah.
Saya kira lombok yang kemarin sy datangi hanya pantai saja π π π
Biasanya memang bgitu kak. Destinasi wisata yg belum terjamah jalan dan sistem utilitasnya psti blum dilengkapi dengan jalan yg bgus. Mungkin itu jga yg bikin pas sampai di tempat tujuan jdi melegakan dan terbayar.
Slam buat sahabat Sajang beraksi kak π
Sedja ikut berpetualang yeaiyyyy. Kalau mamaknya mengeluh pas ke air terjun, saya yakin Sedja nda mengeluh wkwkkwkw anak-anak biasanya excited ki kalau kegiatan begini
perjalanan ke air terjunnya lumayan curam yaa, musti betul-betul extra hati-hati apalagi kalau bawa buah hati, tapi sampai di sana terbayar sih dengan pemandangan nya dan segarnya udara di tempat itu yang sudah pasti sangat sejuk.