7 Momen Paling Dirindukan saat Ramadan

dirindukan saat ramadan

7 Momen Paling Dirindukan saat Ramadan. Selalu ada momen yang dirindukan saat Ramadan, bulan suci bagi seluruh umat Islam yang di dalamnya terdapat banyak sekali keutamaan. Tak heran jika selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Semua orang berharap diberi umur yang panjang sehingga bisa dipertemukan kembali dengan bulan yang mulia ini. Tentunya kita semua berharap agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dari waktu ke waktu. Berharap Ramadan yang dijalani kini, bisa jauh lebih berkualitas dibanding ramadan-ramadan yang lalu. Kita akan senang saat bulan suci ini menjelang, demikian pula saat waktunya berakhir. Ah, ada rasa sedih dalam diri ini, sedih karena harus berpisah dengan bulan yang mulai. Sedih sebab belum mampu beribadah lebih maksimal di bulan tersebut.

Setiap orang pasti punya kenangan masing-masing dengan bulan Ramadan. Entah itu kenangan di masa kecil, hingga sudah dewasa sekarang ini. Tak hanya kenangan indah, bisa pula kenangan yang mungkin saat diingat, membuat sedih hati. Momen-momen yang terjadi di bulan yang mulia, yang mungkin tidak akan kita rasakan di bulan lainnya. Momen itulah yang tentu akan dirindukan kelak saat Ramadan berakhir dan meninggalkan kita semua. Ada rasa sedih, pun khawatir, akankah kita kembali dipertemukan di tahun berikutnya?

7 Momen Paling Dirindukan saat Ramadan

Lantas momen apakah yang paling dirindukan saat Ramadan? Kenangan-kenangan manis yang membuat kita sangat bahagia menjalaninya. Hal-hal sederhana yang selalu membuatnya berbeda dari bulan-bulan lainnya. Ah, tak terasa sebentar lagi berlalu, perlu setahun lagi untuk menanti kedatangannya. Sebelum berlalu, mari mengingat dulu momen-momen tak terlupakan di bulan yang mulia ini. Apa saja?

1. Shalat Berjamaah dan Kegiatan Lainnya di Masjid

Rasanya hanya di bulan Ramadan, barisan shalat di masjid bisa lebih banyak dari hari biasanya. Momen tersebut tentu sangat dirindukan, harapannya sih bisa sama di bulan-bulan selanjutnya. Bukan itu saja, saya kecil (sejak usia SD) saat tinggal di Makassar, sangat senang shalat berjamaah di masjid. Sebisa mungkin, shalat 5 waktu, saya kerjakan di masjid. Terlebih lagi saat bulan Ramadan. Saya dan teman-teman akan janjian saling jemput dari satu rumah ke rumah lainnya untuk berangkat bersama. Entahlah, rasanya menyenangkan bisa shalat di masjid. Bisa dikatakan, saya lebih banyak menghabiskan waktu di masjid dibandingkan di rumah. Mulai dari shalat, mengaji, bebersih masjid bersama teman-teman, menyiapkan buka puasa, dan lainnya.

Time flies, sejak SMA hingga awal kuliah, kebiasaan pergi shalat berjamaah bareng teman-teman sudah tidak seperti dulu lagi. Mungkin sudah pada sibuk dengan urusannya masing-masing. Kalaupu ke masjid, paling untuk shalat isya dan tarawih saja. Apalagi sejak pindah ke Lombok, meski lokasi masjid sangat dekat, namun karena keaktifannya berbeda dengan yang saya rasakan dengan pengurus masjid di Makassar dulu. Terlebih lagi karena udah gak cocok ye kan sayanya disebut remaja masjid hahahaha, ya udah..ke masjidnya untuk shalat isya dan tarawih saja. Pandemi pula, shalatnya lebih sering di rumah.

2. Buka Puasa Bersama

Meski aktivitas yang satu ini super ribet, baik dalam hal rencana dan realisasinya. Tapi entah mengapa, sesekali bikin rindu juga. Hahaha ingat banget zaman dulu pas kuliah, ada lah itu, buka puasa teman-teman SD, SMP, SMA, organisasi, dan semacamnya. Ribet dari menentukan tanggalnya, siapa aja yang bakal ikutan, tempatnya nanti di mana. Tahu sendiri kan gimana ramainya rumah makan/resto/kafe saat Ramadan gini. Ikutan buka puasa bersama ini tuh harus pintar-pintar juga, jangan sampai ketinggalan shalatnya. Pastikan tersedia mushala yang lapang, udah wudhu dari rumah, dan membawa peralatan shalat sendiri. Kenapa? Karena jangan sampai keasyikan ngobrol dan makan, kita sampai terlena, terus ketinggalan deh shalatnya.

3. Semangat Khatam Al-Qur’an

Bulan Ramadan pun jadi saatnya kencengin baca Al-Qur’an. Setidaknya bisa menyelesaikan 30 juz selama sebulan. Kalau dihitung-hitung, ya berarti satu hari satu juz. Apa tuh istilahnya? One day one juz. Bisa khatam lebih dari sekali? wah, lebih bagus lagi! Tentunya, selain baca Al-Qur’an, sebaiknya baca pula terjemahan/arti dari ayat-ayat tersebut. Kenapa? Ya supaya kita tahu dan paham ayat-ayat yang dibaca. Jadi gak sekadar baca, tanpa tahu artinya.

4. Suasana yang Menenangkan

Di luar mereka yang isengnya gak ketulungan main mercon, pada ngerasain gak sih betapa suasana di bulan Ramadan tuh menenangkan banget. Coba deh sesekali lihat langit, tenang yaa..indah..seperti ada sesuatu yang berbeda. Demikian juga semilir anginnya. Kalau udah malam banget, gak merasa kemalaman kayak biasanya. Selalu ada suara-suara bacaan Al-Qur’an, imam yang memimpin shalat, dan lainnya. Padahal ini belum membahas 10 malam terakhir lho, satu bulan Ramadan secara umum aja punya suasana yang menyenangkan. Setuju gak?

5. Mengisi Buku Amaliah Ramadhan

Oh ku rindu momen-momen semasa duduk di bangku sekolah dulu, apa lagi kalau bukan mengisi buku Amaliah Ramadhan. Buku yang berisi jurnal ibadah para siswa-siswi selama bulan Ramadan. Mulai dari mengerjakan shalat fardhu, tadarrus, hafalan doa dan surah-surah pendek, kehadiran saat shalat tarawih dan witir, hingga catatan khotbah. Ingat banget tuh gimana saya dan teman-teman mencari tahu siapa nama penceramah, karena biasanya gak jelas apa yang disebutkan mc. Menulis judul ceramah/khotbahnya. Serta yang terpenting: berburu tanda tangan pak ustadz alias si penceramah tersebut!

Sekarang masih ada gak sih tugas mengisi buku Amaliah Ramadhan gini? Anak saya yang sekarang sudah kelas 3 SD, sejak kelas 1 kok gak ada ditugaskan gitu ya? Apa memang udah gak ada? Wah, gak seru nih..heheheh

6. Pulang Kampung menggunakan Kapal Pelni

Teman-teman yang sudah baca fakta tentang saya pasti tahu bahwa betapa senangnya saya dengan kapal laut. Gimana gak senang, sejak kecil saya sudah terbiasa menggunakan alat transportasi kapal laut dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan sungguh momen naik kapal laut saat Ramadan atau lebih tepatnya menjelang lebaran gini tuh sungguh menegangkan. Mau tahu kenapa? Karena biasanya jumlah penumpang akan lebih banyak dari biasanya. Dari terminal pelabuhan hingga masuk kabin kapal tuh rasanya jauh banget. Penumpang saling dorong, dempet-dempetan, ya ampun bener-bener.. Begitu masuk kapal, walau belum sempat duduk, rasanya udah lega. Saking susahnya menembus kerumunan orang.

Pulang kampung menggunakan kapal Pelni? eh emang kampung saya di mana? Hahaha. Maksudnya naik kapal Pelni untuk bisa menghabiskan sisa Ramadan sekaligus berlebaran bersama keluarga. Saya beberapa kali tuh merasakannya, dari Makassar mau lebaran di Ambon, Kupang, Dompu, Mataram, dan lainnya. Nah, sekarang gimana? ya udah, di Mataram aja, paling kalau sempat..ya kakak yang tinggal di Makassar yang datang kemari.

7. Berbagi Kepada Siapa Saja

Satu hal lagi yang menjadi ciri khas bulan Ramadan adalah bulannya berbagi! Lihatlah betapa banyak yang mengadakan acara buka puasa bersama, dirangkaikan dengan pemberian santunan bagi fakir miskin. Lihat pula betapa masjid, panti asuhan, Rumah Yatim, yang tak pernah sepi. Tidak hanya tentang kewajiban membayar zakat fitrah, di luar itu, Alhamdulillah semua pada semangat untuk bersedekah. Masih dalam perjalanan di waktu menjelang buka puasa? Tak perlu khawatir karena ada saja orang-orang yang menggelar acara bagi-bagi takjil gratis. Tak hanya takjil, terkadang bahkan bisa sampai membagikan makanan berat untuk buka puasa. Masya Allah..

Luar biasanya berkah di bulan Ramadan dan segala keutamaannya, membuat siapa saja bersedih ketika bulan mulia ini sebentar lagi berakhir. Harapannya, semoga kita dipertemukan kembali di tahun yang akan datang, dan bisa menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan lebih baik lagi.

Biasa dipanggil Andy. Pernah tinggal lama di Makassar dan sekarang di Mataram, Lombok. Ngeblog sejak 2007. Senang kulineran, staycation, kopdaran di cafe, browsing produk di toko online tapi gak beli, dan tentu saja...senang menulis :) Bisa dikontak di andyhardiyanti@gmail.com

No Comments

Leave a Comment