Zero Waste Cities dan Perjalanan Kota Bandung dalam Mewujudkannya. Zero Waste Cities adalah program penguatan pengelolaan sampah di kabupaten/kota yang berdasarkan pada prinsip desentralisasi. Tentunya dengan mendorong gaya hidup bebas sampah, demi mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih efisien dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Duh, pembuka tulisannya berat banget ya? Sederhananya sih kita sudah pahamlah, ini adalah tentang bagaimana sebuah kabupaten/kota dan semua unsur di dalamnya pada kompak untuk ‘udah selesai sama yang namanya urusan tata kelola sampah’. Gak ada tuh ceritanya sampah numpuk di sembarang tempat, atau masyarakat yang belum ngeh pilah sampah sendiri dari rumah.
Kota Bandung, sebuah kota yang ingin sekali saya datangi sejak kakak saya melanjutkan pendidikan magisternya di sana beberapa tahun yang lalu. Ia bercerita perihal bagaimana damainya kota tersebut, orang-orang di sana ramah, dan yang paling saya ingat: udaranya sejuk, bahkan dingin! Saya lupa si kakak tinggal di daerah mana kala itu, ia bercerita bahkan di kos-kosannya saja dingin, begitu pula suasana di sekitar. Inilah yang membuatnya asyik-asyik saja berjalan kaki, entah saat ke kampus atau pusat perbelanjaan. Prinsipnya, kalau masih bisa jalan kaki, ya ia lebih memilih berjalan dibanding naik kendaraan. Toh sejuk juga kok sepanjang perjalanan.
Akhirnya Berkunjung ke Bandung
Sejak mendengar cerita kakak tentang Bandung, pun melihat bagaimana banyaknya tersedia ruang publik di sana yang Masya Allah terjaga kebersihannya. Saya jadi punya impian untuk sesegera mungkin bisa berkunjung ke Bandung. Apalagi kala itu baru-baru saja hadir rute penerbangan langsung Lombok-Bandung, aih makin tergiurlah saya. Rezeki tidak kemana, asalkan kita gigih mengejarnya. Impian saya terjawab gak pakai lama, di tahun 2015 saya tiba di Bandung untuk pertama kalinya. Ya, saya memenangkan sebuah lomba dimana hadiahnya ada tiket pesawat PP gratis bebas pilih tujuan. Dengan membawa Rani, anak sulung saya, saya ke sana, mengunjungi si kakak sekaligus jalan-jalan. Saya masih ingat betapa bahagianya kami bisa duduk menikmati sore di Alun Alun Bandung yang terletak di depan Masjid Raya tersebut. Tempat yang terjaga kebersihannya, yang dari pengamatan saya sendiri kala itu, setiap pengunjung memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan di sana.
Apa Kabar Kota Bandung? Masih Bersihkah?
Saat pertama kali ke sana di tahun 2015, saya takjub, ya Bandung memang seperti yang diceritakan oleh kakak saya. Bikin betah siapa saja untuk tinggal di sana. Setidaknya saat di sana, saya melihat kota tersebut sebagai suatu kawasan yang terjaga kebersihannya. Tidak usah jauh-jauh, sekadar jalan di sekitar kos-kosan kakak saya saja, jarang sekali saya temukan aroma tak sedap akibat sampah. Oh ya, lokasinya di pemukiman padat penduduk lho, banyak gang-gang sempit juga. Kalian mungkin bakal takjub, aliran selokannya tuh lancarnya minta ampun. Jadi menyesal gak difoto waktu itu. Hahahaha.
Saya mengingat kembali momen tadi karena ada kaitannya dengan kegiatan yang saya hadiri secara virtual pada Selasa, 29 Maret 2022 lalu. Bersama rekam media dan blogger, yang juga dapat disaksikan secara live streaming di YouTube, digelar Konferensi Pers: Menjajaki Transisi (Perjalanan Kota Bandung Menuju Zero Waste Cities). Pada kegiatan yang merupakan evaluasi atas sejauh mana sih perbaikan pengelolaan sampah di Kota Bandung pun gimana sih hasil dari studi kasus tersebut. Maka dihadirkanlah narasumber terkait, yakni Ir. Ria Ismaria, M.T (Forum Bandung Juara Bebas Sampah), dan Ratna Ayu Wulandari, S.Hut (Zero Waste Cities YPBB Kota Bandung). Serta Deti Yulianti, S.T., M.T (Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung) sebagai penanggap. Wihh, komplit dan bakalan daging semua tuh pembahasannya!
Zero Waste Cities dan Perjalanan Kota Bandung dalam Mewujudkannya
Beberapa kali ke Bandung, yang saya tahu ya di sana jauh lebih bersih dibanding kota-kota yang pernah saya datangi. Namun yang saya tidak tahu adalah bagaimana perjalanan panjang Kota Bandung dalam melalui program demi program, untuk bisa tiba di titik sekarang. Saya baru tahu lho perihal program Kawasan Bebas Sampah (KBS) di tahun 2015. Kemudian dilanjutkan program Kang Pisman di tahun 2018, yaitu program yang berprinsip pada Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan. Pantas aja saat ke sana saya terkagum-kagum dengan tata kelola Kota Bandung yang baik. Selanjutnya, oleh YPBB dicobalah untuk mulai mengembangkan program Zero Waste Cities.
Dengan mengadopsi program ZWC dari Mother Earth Foundation di Filipina, YPBB merekomendasikan adanya sejumlah perbaikan tata kelola persampahan. Mulai dari regulasi, kelembagaan, operasional, pembiayaan, hingga keterlibatan publik. Ya, sudah seharusnya perbaikan dilakukan secara holistik. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan demi memperkuat dampak positif program KBS yang sudah diinisiasi sejak 2015 dulu.
Prinsip Program Kawasan Bebas Sampah
Untuk menjadi Zero Waste Cities, tentu perlu diketahui dulu apa saja sih prinsip-prinsip dalam program kawasan bebas sampah itu sendiri. Bu Ir. Ria Ismaria, M.T dari Forum Bandung Juara Bebas Sampah, menyebutkan beberapa poin, diantaranya: desentralisasi Sistem Pengelolaan Sampah (SPS), perubahan sistem dari yang awalnya tercampur menjadi terpilah/pemilahan sampah, pengurangan timbunan, membiasakan memilah-mengolah-memanfaatkan hasil, penegakan regulasi, dan partisipatif.
Tantangan yang Dihadapi dalam Mewujudkan Bandung Zero Waste Cities
Kota Bandung, dalam masa transisinya menuju Zero Waste Cities, seperti yang saya katakan tadi, tentu dihadapkan pada sejumlah tantangan. Tantangan tersebut diantaranya, yakni:
- Masih kurangnya kesadaran pemilahan sampah dari rumah yang menyulitkan petugas untuk melakukan pemilahan
- Tidak adanya anggaran resmi insentif dari pemerintah
- Berdasarkan studi kasus YPBB, ditemukan warga yang hanya menyetor sampah organik demi memenuhi syarat ZWC
- Biaya pengelolaan sampah yang terbilang besar
–
Melihat prinsip yang termuat dari program Kawasan Bebas Sampah, pun belajar dari tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan Zero Waste Cities, rasanya benar bahwa semua ini haruslah dilakukan secara menyeluruh, dengan bergerak sama. Butuh kesadaran kita semua, demikian pula dengan peranan pemerintah, agar impian Kota Bandung bebas sampah dapat terwujud dan dipertahankan sampai kapanpun itu.
Ahh, masih inget waktu dirimu ke Bandung dan kita jumpa yaa sama Rani keciil. Ah, jauh banget Bandung kini yang semakin macet dan panas namun ku tetep cinta sama kota kelahiranku.
Apalagi permassalahan sampah yang disetiap jalan menumpuk, padahal ada bacaannya dilarang buang sampah. Smeoga saja masyarakat penih kesadaran dan bersama secara menyeluruh membangun zero waste cities.
Duh tambah kaguuuum pisan euy sama tekad urang Bandung! Jadi kalau diurutkan gini ya :
2015 Program Kawasan Bebas Sampah (KBS)
2018 Kang Pisman Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan
2021 dst : Program Zero Waste Cities
ck ck ck
Ku sebagai tamu juga terkagum-kagum . Ternyata panjang perjalanannya Bandung ya, mulai program Kawasan Bebas Sampah (KBS) di tahun 2015, lalu program Kang Pisman di tahun 2018. Tata kelola Kota Bandung yang baik yakin deh bisa menuju program Zero Waste Cities.
WAh keren banget nih sama program Zero Waste Cities untuk membangun Kota Bandung bebas sampah dapat terwujud. Semoga saja masyarakat semakin meningkatkan kesadaran dan bersama secara menyeluruh membangun zero waste cities.
Program Zero Waste Cities ini keren banget. Yang penting terus dilakukan berkesinambunga. Jalan-jalan ke Bandung memang menyangkan dan banyak banget tempat wisata dan hiburan yang ga ada habis2nya. Urusan buang sampah ini nih yang wajib disiplin semua masyarakat. Dulu malah sampahnya sampai ke jalan2 ya duh Berhiber kan padahal Paris Van Java ini 🙂
Kalau menurutku Bandung itu masih bersih dan asri. Tapi memang di beberapa sudut kota ya masih ada sampah dan belum tertata rapi, namun sudah jauh lebih baik dibanding beberapa tahun yang lalu. Saya sendiri kalau pas ke Bandung juga suka jalan kaki. Berasa damai. Toh jarak terjangkau dan udara segar.
Masih kurang emang kesadaran memilih dan memilah sampah organik dan anorganik. Harusnya berangkat dari rumah masing2 udah dipilah agar memudahkan tugas petugas. Btw keren nih Bandung, semoga terwujud Zero Waste Cities!
Mbak, 2015 saya juga ke Bandung loh, ke alun-alun Bandung pula. kok kita nggak ketemu ya hehehe. Seneng banget kalau lihat kota Bandung yang memang berusaha untuk menjadi lebih ramah lingkungan. SEmoga kota kota lain juga bisa mengikuti program program baik yang dilaksanakan di Bandung
Lihat Bandung sekarang tuh suka banget, aku terakhir ke Bandung 2018 sebelum pandemi. Memang deh ya kalau ingin memulai sesuatu tuh minimal dari kitanya dulu, terutama untuk lebih aware penggunaan produk kemasan nih. Karena dengan begitu bisa mengurangi produksi sampah.
Jadi kangen Bandung yang sudah banyak perubahan menuju kota yang makin bersih. Dulu saat kuliah, tahun 2006, bandung tuh ya gitulah. terus terakhir ke bandung tahun 2018, ter wow wow dengan perubahannya. Nampak lebih rapi dan bersih fasilitas umumnya.
Bandung adalah salah satu kota yang saya suka juga apalagi dulu jadi kota kedua suami saya. Kereen ya Bandung mulai berubah dalam penanganan sampah semoga ditiru kota kota lain.
Belum penah sekalipun ke Bandung. Panorama di Bandung terkenal keindahannya. Sudah seharusnya dijaga kebersihannya. Salut dengan adanya konsep zero waste city. Semoga diikuti daerah lain. Secara kita sudah darurat sampah.
bandung jadi salah satu kota yang pengen aku kunjungi
karena banyak banget yang spill soal pembangunan dan tata kotanya yang apik
makin keren karena udah mulai menerapkan konsep zero waste nya
Mantap nih Bandung dengan konsep Zero Waste City. Semua warga kompak berpartisipasi. Sapa lagi nih walikotanya
Ini sebenarnya Hari dimulai dari Kita sendiri y mba … mendorong gaya hidup bebas sampah, demi mewujudkan pengelolaan sampah agar benar2 terjaga semoga banyak nanti kota2 lain bisa diikuti program zero waste city ini
Ah keren ya Kota Bandung ini
Perjalanan menuju zero waste cities nya dilakukan secara serius
Semoga bisa jadi contoh kota kota lainnya
Iya, teh..
Kemarin suami juga merancang sebuah pengelolaan sampah skala besar yang memungkinkan mengolah sampah plastik. Biayanya memang luar biasa.
Bagus sekali bila Zero Waste Cities ini diterapkan, agar sampah berkurang dan kita hidup dengan nyaman di lingkungan yang sehat.
Klo zero wate cities ini bisa terwujud, mantep banget. Bandung bisa jadi rujukan kota2 lain dalam hal penanganan sampah.. Sukses untuk Bandung.
Aku ke Bandung 3 tahun yang lalu..memang terlihat lebih bersih. Kebetulan kakakku di Cimahi, trus pas ke sana diajakin jln2 ke kota nya
oh aku baru tau nih kalo Kota Bandung, dalam masa transisinya menuju Zero Waste Cities. Menarik banget sih… pastinya akan lebih nyaman
Aku langsung kepo dong, “Apakah YPBB itu?
Well ini dia!
YPBB singkatan dari Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan.
Sebuah organisasi non profit dan Non Government (NGO) yang mendedikasikan diri untuk membantu masyarakat mencapai kualitas kehidupan umat yang tinggi untuk generasi sekarang dan terlebih untuk anak cucu melalui gaya hidup yang serasi dengan alam dengan kampanye utamanya, “Zero Waste”
… dan Bandung pun sedang menuju ke target ini!
Semoga hal ini bisa diikuti dengan banyak kota besar lainnya. Mengedukasi penduduknya, supaya bisa zerowaste juga, semoga bisa tercapai.
Dukung ZWC untuk kelanjutan bumi kita sampai ke anak cucu. Btw aku jadi kangen Bandung., lama banget gak ke sana
kurangnya kesadaran masyarakat memang pasti menjadi hambatan pertama dan utama ya mba, tapi salut banget dengan Bandung yang sudah mengisiasi ide ini. Semoga kota kota lainnya juga bsa menyusul..supaya indonesia jadi zero waste country.
semua kalangan musti memiliki kesadaran akan pentingnya memilah sampah sehingga program zero waste cities bisa terwujud