Gateways Study Visit Indonesia 2024, Ketika Dunia Mengenal Merdeka Belajar. Technology as an enabler, not a replacement. Demikian kutipan dari keynote speech Mas Menteri Nadiem Makarim pada Gateways Study Visit Indonesia 2024. Gateways merupakan inisiatif global yang dijalankan oleh UNESCO dan UNICEF untuk membantu negara-negara dalam membangun dan meningkatkan platform pembelajaran digital publik. Tujuannya tidak lain untuk memastikan bahwa pendidikan publik meluas ke lingkungan digital dan online. Kali ini, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah gelaran Gateways Study Visit yang sebelumnya berlangsung di Kairo, Mesir, pada 14-16 Mei 2024.
Selama tiga hari kemarin, 1-3 Oktober, Gateways Study Visit (GSV) Indonesia 2024 digelar dengan mengangkat tajuk Beyond Tech Intervention: Navigating Indonesia’s Education Transformation. Ketika Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah/penyelenggara, itu berarti ada hal menarik yang ingin dunia pelajari dari negara kita ini. Ya, negara yang tergabung dalam Gateways Initiative beserta sejumlah organisasi internasional di dalamnya tertarik pada bagaimana negara kita menerapkan teknologi untuk mempercepat proses transformasi pendidikan.
Ketika Dunia Mengenal Merdeka Belajar
Untuk diketahui bahwa transformasi pendidikan yang kita kenal berada dalam payung Merdeka Belajar telah menjadi kunci keberhasilan meningkatnya kualitas pendidikan Indonesia. Intervensi teknologi yang berlangsung selama lima tahu terakhir oleh guru, kepala sekolah, dan kepala dinas pendidikan telah sukses menyederhanakan proses administrasi dan menjadikan seluruh pihak dapat lebih berfokus pada penyelenggaraan pembelajaran. Penyelenggaraan pembelajaran yang mengutamakan kebutuhan murid ini tentunya membuka peluang pembelajaran yang lebih luas.
Dalam paparannya di acara GSVI 2024 di Bali, Rabu (2/10), Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyampaikan bahwa “Dalam lima tahun terakhir, Indonesia telah melakukan transformasi besar dalam sistem pendidikan. Kami menggunakan teknologi sebagai penyeimbang sistem pendidikan, guna mendorong potensi para penggerak pendidikan seperti guru, kepala sekolah, dan kepala dinas (pendidikan) sehingga dapat berkolaborasi dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan kepada murid”.
Singkatnya, Mas Menteri menekankan bahwa teknologi berfungsi sebagai penggerak, bukan pengganti. Teknologi tidak akan bisa menggantikan peran guru, maupun kepala sekolah. Namun, teknologi tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan kapasitas guru, kepala sekolah, bahkan perangkat-perangkat terkait di dalamnya.
Gateways Study Visit Indonesia 2024
Bertempat di The Meru Sanur, Bali-Indonesia, event GSVI 2024 dihadiri oleh delegasi dari 20 negara serta 9 organisasi internasional. Menariknya, para delegasi berasal dari berbagai belahan dunia-merepresentasikan sejumlah benua, yakni: Asia, Afrika, Eropa, dan Australia. Betapa banyak negara yang tertarik mengetahui bagaimana transformasi pendidikan dengan intervensi teknologi berlangsung begitu cepat- selama lima tahun terakhir di Indonesia.
Masa Pandemi, Blessing in disguise bagi Pendidikan di Indonesia
Tentu masih teringat di benak kita bagaimana masa pandemi COVID-19 mengubah segalanya, seketika. Situasi pendidikan di Indonesia pun salah satunya. Bagaimana mendadak para murid, guru, dan seluruh pihak harus mengubah metode pembelajaran dengan menyesuaikan kondisi kala itu. Blessing in disguise, situasi tersebut justru menjadi langkah awal bagaimana kemudian teknologi berperan penting dalam melakukan transformasi pendidikan yang lebih cepat di Indonesia. Sebut saja sejumlah platform/aplikasi: Platform Merdeka Mengajar, Raport Pendidikan, Kampus Merdeka, Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS), Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah), dan lainnya.
GSVI 2024, Belajar Bersama Bagaimana Intervensi Teknologi Berperan dalam Transformasi Pendidikan
Lantas apa saja hal menarik selama berlangsungnya event Gateaways Study Visit Indonesia 2024? Tentu ada banyak sekali pengalaman berharga yang dirasakan oleh para penyelenggara, serta delegasi dari sejumlah negara. Mulai dari paparan terkait transformasi pendidikan di Indonesia yang dikemas dalam sesi Deep Dive. Menarik melihat paparan Bapak Iwan Syahril, selaku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, pada sesi Deep Dive 1, bertajuk “K12 Tech Ecosystem: Empowering Educational Actors and Revolutionizing Learning Culture”.
“Selama pandemi Covid-19, Indonesia menempati posisi kedua secara global sebagai negara yang mengalami kehilangan pembelajaran (learning loss) sebanyak 644 hari. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengintervensi transformasi pendidikan melalui Merdeka Belajar, yang membawa visi untuk menciptakan pemelajar sepanjang hayat (lifelong learners) berkarakteristik baik dan berdasar pada ideologi Pancasila”, jelas Pak Iwan.
Masih dalam sesi yang sama, hadir pula Ibu Erniwati selaku Kepala Sekolah SDN 066 Pekkabata Sulawesi Barat yang berbagi cerita praktik baik pun manfaat yang telah dirasakan setelah adanya intervensi teknologi dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Dimana menurut Ibu Erniwati, awalnya tata sekolah mereka tidak merepresentasikan tujuan satu tahun ke depan karena tidak ada data tentang kondisi riil di sekolah. Kemudian dengan hadirnya aplikasi berbasis teknologi Rapor Pendidikan, dirinya bisa melihat capaian siswa dalam data literasi dan numerasi, sehingga perencanaan pun dapat dibuat berbasis data. Bahkan gambaran karakter siswa dan iklim pendidikan yang selama ini adalah konsep abstrak, sekarang muncul sebagai data riil.
Tak ketinggalan, Kepala Dinas Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Bapak Kholid, menyampaikan bahwa sebelumnya kompleksitas evaluasi, perencanaan, dan implementasi program-program untuk peningkatan kualitas sekolah ini membebani mereka. Namun seiring dengan keberadaan Rapor Pendidikan, proses pemetaan akar masalah hingga pencarian solusi ini berjalan lebih mudah karena otomatis tersaji di platform tersebut, usai data-data terisi.
Dari Talkshow, Diskusi, Study Visit, Hingga Melihat Indahnya Ragam Budaya Indonesia
Sesi Deep Dive 1 di atas hanya sedikit dari bagian seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung pada Gateways Study Visits Indonesia 2024. Lebih dari itu, masih ada berbagai sesi deep dive lainnya, sesi fireside chat, workshop, study visit ke sejumlah sekolah (SDN 9 Padangsambian, SMPN 9 Denpasar, SMA 3 Denpasar, SMKN 3 Denpasar), hingga sesi hiburan ragam budaya Indonesia (pertunjukan kontemporer oleh Kitapoleng Foundation, bertajuk “Punakawan: Jiwa yang Merdeka”). Paparan terkait hal menarik lainnya dari event GSVI 2024 tersebut akan saya sajikan pada postingan terpisah ya.
Melanjutkan bahasan sebelumnya, tahu gak sih, bahwa platform 26 Episode Merdeka Belajar Kemendikbudristek tersebut sejalan dengan 5 Thematic Action Tracks yang telah digagas oleh UNESCO, yaitu: Hal ini dipaparkan oleh Ibu DR. Itje Chodidjah, selaku Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO. Dimana 5 Thematic Action Track ini merupakan panduan yang dibuat oleh UNESCO dalam bidang pendidikan terutama untuk SDGs tujuan 4, Pendidikan Berkualitas.
It’s Not Finish, It’s Always Work in Progress
Tidaklah mudah dalam mewujudkan transformasi pendidikan bagi lebih dari 60 juta murid di Indonesia. Butuh kolaborasi erat antara pemerintah pusat, 552 pemerintah daerah, 437.334 sekolah, serta dedikasi dari 4 juta guru. Melalui acara Gateways Study Visit Indonesia 2024 yang bertema “Lebih dari Intervensi Teknologi: Menavigasi Transformasi Pendidikan Indonesia,” Indonesia menunjukkan langkah signifikan dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas sistem sekolah, manajemen pendidikan, dan proses pembelajaran.
Dalam sesi konferensi pers, Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Iwan Syahril pun turut menyampaikan syukur atas apresiasi dari dunia internasional terkait langkah transformatif yang telah dilakukan Indonesia.
Gateways Lead UNESCO, Mark West, menyampaikan dalam keypoint penutupan GSVI 2024, bahwa kolaborasi adalah hal yang penting dilakukan dalam mencapai transformasi pendidikan. Tidak hanya mendengar apa yang dibagikan oleh negara-negara anggota Gateways Initiative, lebih dari itu, penting untuk melakukan kontribusi langsung dan melakukan kolaborasi. Sebab perbaikan pendidikan tidak berhenti di sini, ini akan terus berlangsung. It’s Not Finish, It’s Always Work in Progress.
Sejalan dengan itu, Gateways Lead UNICEF Frank van Cappelle menggarisbawahi, poin penting dari intervensi teknologi di dunia pendidikan yang bukan hanya terkait skala dan keterjangkauan, melainkan juga berdampak nyata. “Di Indonesia, terdapat pola pikir yang berubah mengenai pendekatan transformasi pendidikan. Dengan kehadiran teknologi, sejumlah aspek dalam pengajaran yang bersifat administratif dapat diotomatisasi sehingga menyederhanakan kerja pengajar,” kata Frank.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, berterima kasih atas apresiasi dari UNESCO dan UNICEF. Menurutnya, acara ini mampu menjembatani hubungan baik antara Indonesia dan UNESCO dalam mewujudkan Agenda 2030 dalam hal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait pendidikan. Itje menilai bahwa inisiatif yang dilakukan Indonesia melalui berbagai kebijakan Merdeka Belajar—yang dirancang sebelum pandemi—ternyata sejalan dengan lima aksi tematik PBB untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Bergerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar
Dari paparan di atas, pun pengalaman selama mengikuti rangkaian Gateways Study Visit Indonesia 2024, kebayang ya bagaimana agar Merdeka Belajar ini terus berjalan, tentunya dengan melakukan perbaikan demi perbaikan. Seperti yang disampaikan oleh Mark, It’s Not Finish, It’s Always Work in Progress.
Bahagia sekali bisa menjadi bagian dari Sidina Community, mitra resmi Kemendikbudristek, sebab saya bisa terus belajar terkait kebijakan-kebijakan Kemendikbudristek, serta berkesempatan menjadi saksi Indonesia menjadi tuan rumah Gateways Study Visit kali ini. Sebagai seorang ibu- orangtua dari dua murid (kelas 1 SD dan 7 SMP) saya sangat berharap apa yang sudah dibangun ini dapat diteruskan. Bergerak bersama, lanjutkan Merdeka Belajar. Kolaborasi dan dukungan semua pihak tentu sangat dibutuhkan demi mewujudkan pendidikan berkualitas bagi anak-anak kita.
No Comments