Anak perempuan berjilbab itu bernama Hadil Hudati Awwari Rameci, akrab disapa ‘Meci’. Sudah cukup lama saya mengenalnya, tentu saja sebab Meci adalah ponakan saya, dimana kakek dari Meci merupakan kakak kandung dari ibu saya. Saya mengenalnya begitu saja, sampai pada suatu ketika gadis kecil asal Sumbawa Besar itu berkunjung ke rumah kami di Mataram bersama ayah dan ibunya untuk menyampaikan suatu kabar.
“Doakan Meci ya, Alhamdulillah .. Meci ikut Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD tingkat Provinsi mewakili kabupaten Sumbawa Besar pada bidang studi Matematika”, kurang lebih itu yang disampaikan oleh ibunya. Beberapa waktu setelah kedatangannya tersebut, pada suatu pagi yang biasa saja yang saya tidak pernah ingat lagi tentang kedatangannya kali pertama, tentang osn tingkat provinsi itu, tentang apakah Ia menang atau tidak. Meci berkunjung lagi bersama ibunya, membawa sebuah kabar gembira bagi kami. “Alhamdulillah.. Meci lolos tingkat provinsi. Insya Allah besok berangkat ke Yogyakarta untuk tingkat Nasional”, sekali lagi ibunya berujar. Ditambah kata kunci “Doakan yaa..”. Ya, tentu saja. Pasti kami doakan. Saya khususnya sangat bangga, mengingat dulu saya bukan apa-apa, ikut OSN hanya sampai tingkat kota! berpartisipasinya sudah SMA pula!
Maka berangkatlah Meci membawa nama provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama lima orang siswa SD lainnya, mengikuti OSN SD yang berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 18 sampai 23 Mei 2015. Sesekali saya melihat fotonya pun membaca status yang dipaparkan oleh ibunya di media sosial selama berlangsungnya rangkaian kegiatan OSN disana. Namun tetap saja, saya tidak lagi menunggu kabar apakah ia meraih medali atau tidak. Apakah ia mendapat medali emas, perak ataupun perunggu. Tidak sama sekali. Menurut saya, Meci sudah cukup membuat kami bangga dengan menunjukkan prestasinya, ditengah kondisi saat ini dimana anak SD lainnya sudah sibuk pacaran pun bermain instagram dengan level narsis yang kelewatan.
Iya, saat itu saya sudah lupa dan tidak terlalu ingin tahu apakah Meci sudah kembali dari Yogyakarta atau tidak. Tapi kemudian beberapa foto ditampilkan oleh ibunya di media sosial. Foto dimana Meci berdiri sembari memegang medali, tersenyum manis ditengah-tengah orangtua dan teman-temannya. “Alhamdulillah … Meci meraih medali perunggu, terima kasih atas doa teman-teman semua”, kalimat tersebut melengkapi beberapa foto yang telah diupload sang ibu. Aih, lagi-lagi saya dibuat bangga oleh Meci. Ia meraih medali perunggu, membawa nama provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Iya.. cuma medali perunggu, bukan emas atau perak. Jadi biar postingan ini saja yang berteriak 🙂
Meci sudah pulang, kembali ke Sumbawa melanjutkan aktivitas seperti biasa, kembali belajar di SDN 02 Sumbawa Besar. Dan provinsi kami pun juga, tetap seperti biasa adanya. Tanpa kata-kata, atau mungkin saya yang kurang menengok media? Berita kemenangan Meci dan Rifqi (temannya wakil NTB yang juga meraih medali) seolah hanya diketahui kami saja, yang berteman dengan ibu Meci di media sosial. Dan mungkin pula pihak pendamping dari diknas. Apa kabar media NTB? Tidak berminat menyuguhkan pembaca akan informasi prestasi ini? Sekadar meyakinkan mereka diluar sana, bahwa urutan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)* provinsi kita yang ‘nyaris’ berada paling bawah hanyalah soal angka yang tidak melulu harus dipercaya. Atau mungkin melawan mereka yang berkata “orang-orang pintarnya NTB sudah pada di luar semua”.
Suatu ketika saya bertanya pada Kak Titin (Ibunda Meci), dari kompetisi tersebut Meci dapat hadiah apa saja. Sebab sepengetahuan saya, prestasi seperti ini seringkali akan membuahkan hadiah yang lumayan. Setidaknya sejumlah ‘uang pembinaan’ yang akan diberikan oleh pemerintah, baik tingkat kota maupun provinsi. Atau mungkin hadiah lain dalam bentuk berbeda, beasiswa misalnya. Nyatanya iya dan tidak. Iya, karena beberapa hari yang lalu pihak diknas kota tempat Meci bersekolah telah memberikan apresiasi dalam bentuk uang pembinaan. Dan tidak (atau mungkin ‘belum’?) karena pemerintah provinsi yang dibawa-bawa namanya masih ‘kalem’ saja. Padahal seandainya Bapak Gubernur NTB tahu bahwa seusai acara penutupan OSN di Yogyakarta tersebut, sekolah-sekolah bergengsi di Pulau Jawa berlomba-lomba menawarkan beasiswa penuh hingga selesai SMA pada para peserta, termasuk kepada Meci yang ‘hanya’ membawa pulang perunggu. Saya dibuat ‘gemas’ oleh sikap ibu dan anak tersebut yang tidak menerima satupun tawaran beasiswa yang ada. Sang anak menolak mentah-mentah tawaran tersebut hanya karena tidak ingin pada OSN berikutnya namanya tidak lagi mewakili provinsi NTB, melainkan mewakili provinsi tempat ia akan melanjutkan sekolah (pemberi beasiswa) nantinya. Demikian pula sang Ibu, “gak galau kok walau beasiswanya gak diambil..enak aja aset NTB mau dirampas”, begitu tulisnya pada sebuah pesan singkat.
Tapi Meci hanyalah seorang gadis kecil yang duduk di penghujung bangku SD, yang mengimpikan foto bersama bapak Gubernur NTB, yang ingin didukung prestasinya, sekadar berbentuk ‘uang pembinaan’ ataukah ‘didanai pendidikannya’. Sebab Meci saat ini belum bisa membawa medali emas ataupun perak, hanyalah sekeping perunggu yang mungkin bukan apa-apa. Iya, maka inilah .. medali perunggu dari Meci untuk NTB.
Allhamdulillah, selamat ya untuk Meci. Ikut seneng deh lihatnya
Makasih Tante Lidya 🙂
Subhanallah Meci hebat sekali kau dek, peruggu itu hebat, saya saja yg dewasa belum tentu bisa. jangan kaget dengan bapak ibu pemerintah daerah ya, ada yg perhatian ada juga yg tidak
Iya, mbak. Udah hebat banget itu.. Saya aja waktu SD gak ada minat-minatnya sama pelajaran..wkwkwk.
Betul mbak, ada yang perhatian, ada yang kalem, ada yang kalem banget 😀 *pokePEMERINTAH*
Sedih, anak2 berprestasi di bidang pendidikan tidak dihargai sama sekali. Beda dengan dunia hiburan, yang hadiahnya begitu wah. Padahal anak2 berprestasi kalau dibina bisa memajukan negeri ini ya.
Selamat buat Meci, tetap semangat ya walau tidak banyak hadiah ☺
Untuk urusan penghargaan terhadap prestasi akademik, memang kita tak bisa banyak berharap kepada pemerintah, Mbak. Korupsi rupanya sudah mengkontaminasi kebijakan daerah thd sektor pendidikan juga. Sangat memprihatinkan.
Salam @nuzululpunya
Subhanallah meci keren semoga pemerintah membaca email ini, meci bisa dapat beasiswa aamiin
Alhamdulillah, semoga Meci selalu semangat mengharumkan nama bangsa ya.
Prestasi di bidang pendidikan kurang mendapat apresiasi ya, beda dengan prestasi di bidang hiburan. Menyedihkan
Semoga Meci ikhlas ya dan terus berprestasi, kelak bisa membangun negerinya, aamiin
Btw komenku di postingan ini beberapa hari yll tidak masuk ya?
selaamaaatt Meci
semoga pemerintah lebih ada bentuk perhatian ya buat anak2 berprestasi
Subhanallah Meci …. Semoga bisa semakin mengharumkan nama Indonesia. 🙂 Terus semangat, ya?
Wah hebat sekali. Matematika kan susah banget ya.
selamat ya untuk NTB … semoga prestasi ini menjadi motivasi buat NTB kedepannya