Bandung dan Hal-hal yang tak terlupakan sewaktu berkunjung

bandara-bandung

Bandung dan hal-hal yang tak terlupakan sewaktu berkunjung. Senang sekali di bulan Juni tahun 2015 yang lalu saya berkesempatan ke Bandung. Sebuah perjalanan yang singkat, tidak direncanakan, tapi amat berkesan. Berawal dari suatu lomba blog yang berhasil saya menangkan, saya mendapatkan tiket pesawat PP Lombok-Bandung gratis. Dengan jadwal penerbangan yang dibatasi periodenya. Sementara beberapa hari lagi saya akan mengikuti ujian akhir semester di kampus. Alhasil berangkatlah saya di suatu waktu, yang kepulangannya hanya berselang 2 hari sebelum ujian dimulai. Ya, tidak lama kami berkunjung ke Bandung. Hanya 2 hari, cukupkah untuk menambatkan hal-hal yang tak terlupakan?

Sabtu siang kami tiba di Bandung. Oh ya, atas satu dan lain hal akhirnya saya berangkat bersama anak saya. Dan ini adalah kali pertama kami jalan berdua saja. Dia sangat excited ketika dibilang akan ke Bandung, ini karena dia penasaran sama yang namanya alun-alun Bandung. Alun-alun yang lapangannya hijau terus bisa guling-guling cantik seperti yang sering kami lihat di galeri foto instagram maupun postingan blog teman-teman. Ya, pertama kali melihat foto tersebut anak saya selalu bertanya taman seperti itu ada di mana? Dia pikir ada di Mataram layaknya Taman Sangkareang, Udayana dan sebagainya.

Total perjalanan kami sebenarnya selama 6 hari. Tapi bisa dibilang lebih banyak dihabiskan di Jakarta, beberapa jam setelah tiba kami langsung ke Jakarta, sisanya yang 2 hari barulah dihabiskan di Bandung. Lalu, apa saja hal-hal yang tak terlupakan yang kami rasakan selama di Bandung? Disimak yuk πŸ˜‰

Pelesiran dan Kos-kosan Sepanjang Jalan

jalan-pelesiran-bandung

Setibanya di Bandung kami sudah dijemput oleh Kak Diyah, kakak saya yang kuliah di sana. Namanya juga dijemput anak kos, jadi ya dijemputnya pakai kendaraan umum alias taksi. Ya kali tega banget ajak adik dan ponakannya nge-angkot dengan barang-barang bawaan yang cukup banyak. Rincian barang yang dibawa adalah satu troli besar, satu tas ransel, dan satu tas jinjing yang lumayan berat juga. Barangnya kebanyakan untuk dua orang yang gak seberapa lama perjalanannya? Oh yeah, ini titipan dari seorang ibu untuk anak-anaknya yang berada di Bandung dan Jakarta. Oke ya, jadi barang-barang ini kebanyakan isinyaΒ holeh-holeh.

Dari Bandara Husein Sastranegara kami menuju kos-kosan tempat Kak Diyah bernaung selama di Bandung, tepatnya di Jalan Pelesiran Kelurahan Taman Sari. Si taksipun akhirnya berhenti tepat di tulisan Jalan Pelesiran. Saya bertanya pada Kak Diyah, “taksinya tidak disuruh masuk nih?”. “Gak usah, jalanannya sempit, ntar susah mutarnya. Lagian kosan Kak Diyah dari sini dekat kok”, si kakak menjawab. Dari tempat taksi berhenti sudah terlihat betapa jalanan ke dalam jalan pelesiran tersebut sangat menurun. Oke, berarti gak bakalan capek kok ini jalannya, jawab saya dalam hati.

Tidak lama kemudian saya mengeluh sendiri. Tahu kenapa? Kosan Kak Diyah itu bisa terletak di ujung Jalan Pelesiran. Iya, ujung. Kami berjalan cukup jauh, jauh menurut saya yang sudah lama tidak berjalan kaki selama di Lombok. Tidak hanya itu, tahu kan betapa rempongnya kami jalan. Berhubung si anak maunya digendong Kak Diyah, maka ransel dan tas troli saya yang bawa. Sambil sesekali gantian membawa tas jinjing. Selain karena berat, sepanjang jalan kami jadi pusat perhatian dong yaa πŸ˜‰ Bisa dibilang satu jalan Pelesiran itu isinya nyaris anak kosan semua! Dan selama kami jalan ada saja yang menoleh dan tidak jarang ada yang cekikikan. Rasanya seperti sedang menyusuri red carpet di acara apa-apalah atau mungkin seperti momen tereliminasinya AFI Indosiar dimana saya yang harus pulang malam ini πŸ˜€

Kalau saat menuju kosan tadi perasaan lebih berat di malu-malu karena heboh dilihat banyak orang, maka saat berbalik arah tepatnya saat akan berangkat menuju travel untuk ke Jakarta kami menyusuri jalan Pelesiran ini lagi dan rasa beratnya lebih karena treknya memang berat! Menanjak cyin! Berasa udah mendaki gunung apa gitu #lebay. Dan bawaannya masih 11-12 lah sama bawaan yang tadi. Huft. Dan sekali lagi, tetap ajalah kita dilihatin sama anak kosan sepanjang jalan. Kali ini cekikikannya bukan karena baru lihat kita, tapi kayaknya lucu aja kali ya lihat kita kelelahan gitu menyusuri jalan Pelesiran ini. Bantuin apa kek, malah diketawain. Dasar anak kosan! πŸ˜€ #ngomongsamakakaksendiri

Cihampelas Walk dan Kejadian Jalan Kaki Lagi

cihampelas-walk-bandung

Aha! Kami akhirnya tiba di Bandung lagi setelah menghabiskan waktu beberapa hari di Jakarta. Tiba di Bandung sudah hampir sore. Karena saat itu bulan puasa dan belum siap stok makanan di kosan, kamipun berencana untuk berbuka puasa di luar. Cihampelas Walk atau Ciwalk jadi pilihannya. Iya, betul. Kami jalan kaki lagi keluar jalan Pelesiran. Tapi jauh lebih ringan karena tanpa barang bawaan. Kami menaiki angkot menuju Ciwalk dan sukses dapat momen ‘macet’ ala Bandung. Kata Kak Diyah, dia sih biasanya ke Ciwalk jalan kaki aja. Katanya dekat. Berhubung definisi dekat menurut saya dan Kak Diyah tidak sama, saya skip saja rencana jalan kaki yang diusulkannya.

Tiba di Ciwalk sudah waktu berbuka, jadi batalkan puasa dengan air minum seadanya saja dulu. Kemudian langsung menuju mushala atau masjid ya yang ada di sana. Mau disebut mushala, tempatnya gak kecil-kecil amat. Mau disebut masjid juga gak gede-gede amat. Yang saya suka dari tempat shalat di mall ini adalah desainnya yang unik dan juga bersih euy! Keran tempat wudhu dan mukena yang disediakan juga banyak. Eh sampai disediakan tempat mengeringkan kaki segala pula πŸ˜€ Komplit dah.

Kelar shalat kami langsung cari tempat makan yang mana sudah pada penuh semua. Untung aja setelah menunggu sebentar kami dapat tempat di The Kiosk Food Market. Usai makan, mutar-mutar mall bentar terus si anak kan pengen difoto, ya sayanya gak mau lah. Ya kali pepotoan di mall πŸ˜€ Eh gak lama di depan kita kok ya ada yang heboh foto-foto berlatar tulisan Cihampelas Walk gitu. Terus Kak Diyah jelasin, kalau di Bandung itu mah segalanya difoto sama para wisatawan yang datang. Gak mallnya, gak kampus ITB-nya. Akhirnya saya fotoin deh si anak πŸ˜€

ciwalk-pelesiran

Pas pulang rencananya mau naik taksi aja gitu. Tapi gak dapat juga. Entah ramai atau gimana. Mau naik angkot, Kak Diyah-nya gak mau. Dan yap, kami jalan kaki lagi. Kali ini saya belum tahu treknya. Dan tetap aja jauh menurut saya, jauh lebih dingin pula (karena jalannya malam), dan treknya menanjak saudara-saudara! Sepanjang jalan udah gemas banget sama si kakak yang satu ini. Mana adiknya ditinggalin di belakang pula. Hiks. Lumayan dah capeknya jalan 550 meter. Gak percaya? Lihat peta gih di atas.

Kampus ITB dan Masjid Salman yang Rupawan

fsrd-itb

Ini apa bangetlah sub judulnya πŸ˜€ Iya, jadi keesokan harinya kami ke ITB dalam rangka menemani si kakak yang mau kasih makan hewan penelitiannya plus mengajak ponakan tercintanya untuk melihat langsung si hewan tersebut. Tapi berhubung anak kecil tidak boleh ke laboratorium, kamipun menunggu di bawah. Karena nunggunya lama banget, udah macam-macam deh aktivitas yang saya dan anak saya lakukan. Mulai dari foto-fotoan yang kemudian langsung ditegur sama salah seorang bapak dosen, “Ya, abadikan semua momennya. Ayo-ayo lanjut lagi foto-fotoannya”, dosennya ngomong gitu pas melewati kami πŸ˜€ sampai cerita-cerita gak jelas sama mbak-mbak mahasiswi yang lagi ngumpul di koridor.

Oh ya, serunya mereka yang duduk ngumpul gini di ITB adalah mereka itu lagi ngobrolin materi kuliah apa gitu, intinya lagi membahas pelajaran, yang menurut kita (atau menurut saya) terlalu serius untuk dijadikan bahan pembicaraan saat duduk-duduk santai gini. Itu kalau saya jadi bagian diantara mereka, udah pasti gak nyambung sendiri deh. Wkwkwkwkw.. Jadi ingat tulisan curcol salah seorang mahasiswi ITB yang banyak beredar di fesbuk~

masjid-salman-itb

Tidak lama kemudian Kak Diyah nongol dengat mencit percobaannya dan dilihat-lihat bentar sama ponakannya. Dan udah waktu Dzuhur aja. Jadi kita langsung cuss ke Masjid Salman. Masjid ramai banget, ada aja aktivitas orang-orang di sana. Tidak hanya shalat pokoknya. Ada yang lagi kajian, ada yang lagi rapat apa gitu dan lain-lain. Masjidnya juga bersih dan tersedia banyak mukena. Asyik deh buat kita-kita yang mau singgah mendirikan shalat di sini. Kata Kak Diyah, kalau bulan puasa gini setiap harinya ada aja orang-orang keren yang mengisi kajian menjelang buka puasa di sana, seperti: Amien Rais, Aa Gym dan masih banyak lagi. Sayangnya, kami belum sempat berbuka di Masjid Salman.

Jajan-jajan Kemasan di Akapack

akapack-bandung

Dari Masjid Salman, kamipun bertolak ke Kiara Condong untuk berburu sesuatu #halahbahasanya. Yap, jadi pagi tadi saya ditelepon suami untuk sekalian beli titipannya. Beberapa jenis kemasan yang biasanya hanya bisa dibeli online kalau dari Lombok. Nama tokonya Akapack, setelah dilihat di peta tempatnya lumayan jauh dari tempat kita saat ini. Tapi ya gak papalah, mumpung di Bandung.

Kami ganti angkot kalau gak salah dua kali. Dan yang ngegemesinnya itu panasnya minta ampun. Ternyata Bandung bisa panas juga ya πŸ˜‰ Kemarin-kemarin perasaan saya ngeluh kedinginan melulu. Dasar gak bersyukur, dingin protes panas juga protes #ngomongsambilngaca. Dan akhirnya tiba juga di kompleks ruko tempat Akapack berada. Rukonya sih gak besar-besar banget. Tapi koleksinya lengkap! Segala macam kemasan dan mesin-mesin produksi ada di sana. Rasanya mau saya bawa ke Lombok aja nih tokonya πŸ˜€

Alun-Alun Bandung yang ditunggup-tunggu

alun-alun-bandung

Tujuan utama kami ke Bandung adalah ke Alun-Alun. Nah ini kenapa udah mau pulang belum juga ke Alun-Alun. Akhirnya dari Akapack kami langsung ke Alun-Alun Bandung. Tiba di sana, anak saya udah kaya lihat apa aja. Dia sumringah luar biasa melihat hamparan hijau lapangan. Langsung buka sepatu dan duduk-duduk minum susu di sana. Gak lama berselang, udah guling-guling pun lari-lari gak jelas. Selanjutnya macam deh gayanya bermain. Tidak hanya itu, diapun berkomentar tentang banyak hal.

“Ma, coba di Lombok ada yang seperti ini”

“Ma, kalau di Taman Sangkareang kita guling-guling begini malah kotor dan sakit ya Ma…”

“Ma, enak di sini ma.. kalau jatuh ndak sakit”

Dan masih banyak lagi testimoni dari si anak. Di sana sampai kami punya teman baru, mereka sekeluarga dari Cimahi. Anaknya main bola bareng anak saya. Lama banget, gak tahu kapan berhentinya. Karena sudah semakin sore, sayapun mengajak si anak pulang. Dianya gak mau dong! Hayyah~ Dibujuk lagi, tetap gak mau. Akhirnya lanjut dulu mainnya. Begitu terus sampai berapa kali, padahal teman main bolanya tadi udah pulang. Akhirnya berakhir dengan emaknya (saya) yang ngejanjiin bakal ajak si anak main di alun-alun lagi. Nah loh, janji adalah hutang tuh wkwkwkwk..

Sebenarnya masih ada satu dua tempat lagi yang kami kunjungi, seperti factory outlet yang bertebaran di daerah Dago dan restoran Pizza yang bahkan di Lombok juga ada. Oh ya, juga arena bermain anak di mall yang harga koinnya mahal gak ketulungan. Tapi saya ceritakan yang tak terlupakan saja. Sekaligus untuk membuktikan quote favorit yang banyak beredar di media sosial bahwa “Bahagia itu Sederhana”.

Sesederhana mengajak anak saya ke Alun-alun Bandung yang berhasil membuatnya bahagia jauh berkali-kali lipat dibandingkan ketika pergi ke arena bermain di mall, saat belanja baju yang ia pilih sendiri, dan yang lainnya. Sesederhana merasakan lelahnya berjalan kaki di Bandung yang akhirnya membuat saya ikut merasakan bagaimana si kakak menjalani satu dua tahunnya belakangan ini selama di Bandung. Sesederhana menyimak topik yang tidak santai yang dibahas oleh mereka para mahasiswa saat duduk-duduk santai di ITB.

Dan saya tetap ingin ke Bandung, merapalkan kembali satu persatu tempat dan hal-hal yang tak boleh terlupakan saat kami berkunjung πŸ˜‰

“Tulisan ini diikutkan dalam niaharyanto1stgiveaway : The Unforgettable Bandung

Biasa dipanggil Andy. Pernah tinggal lama di Makassar dan sekarang di Mataram, Lombok. Ngeblog sejak 2007. Senang kulineran, staycation, kopdaran di cafe, browsing produk di toko online tapi gak beli, dan tentu saja...senang menulis :) Bisa dikontak di andyhardiyanti@gmail.com

33 Comments

  • Diah 29 February 2016 at 5:57 pm

    hiyaaaa, itu Akapack lucu2 banget siih Mbak.. isshh bisa kalap itu klo mampir kesitu lama2 πŸ˜€
    akhirnya ke AlunAlun yaah Mbak,, saya belum kesituuu… maauuu πŸ™‚

    Reply
    • andyhardiyanti 1 March 2016 at 6:08 am

      Iya mbak. Kalau ke Akapack langsung berasa pengen buka usaha saat itu juga wkwkwkwk..
      Ada banyak kemasan dan mesin-mesin untuk makanan dan minuman gitu~

      Reply
  • Arman 29 February 2016 at 8:20 pm

    Lha kenapa pula anak minta dipoto di mall kok gak boleh Hahaha.

    Alun alun bandung ini bagus ya.

    Good luck buat kontes nya.

    Reply
    • andyhardiyanti 1 March 2016 at 6:07 am

      Eh iya ya, kenapa? Malu aja kali..Ntar dikirain orang baru lihat mall πŸ˜€
      Iya, bagus man. Ayo pulang ke indo lagi terus ke sini..hihihi.

      Reply
  • cumilebay 29 February 2016 at 10:56 pm

    Tontonan nya AFI indosiar berarti ketahuan angkatan nya hahaha

    Reply
    • andyhardiyanti 1 March 2016 at 6:06 am

      Bwaahahhaha.. eh tapi saya nonton AFInya jaman SD loh :p
      Gak tuir tuir banget kan?
      #pembelaan

      Reply
  • Santi Dewi 1 March 2016 at 4:39 am

    aish… senangnya bisa jalan2 gratis ke bandung πŸ™‚ tapi kalo cuma sehari di bandung, rasanya gak cukup ya…

    Reply
    • andyhardiyanti 1 March 2016 at 6:03 am

      Iya mbak. Padahal itu tumben ngeblog lagi, ada lomba terus iseng ikutan eh malah menang πŸ™‚
      Bener banget, kapan-kapan pengen liburan lama lagi ke Bandung. Biar bisa berkunjung ke lebih banyak tempat~

      Reply
  • ophi ziadah 1 March 2016 at 5:11 am

    Jadi beneran “jalan-jalan” ya sesuai judulnya.
    tapi udah sah yaa ke Bandung klo udah negrumput di alun2.

    Reply
    • andyhardiyanti 1 March 2016 at 6:00 am

      Hahahah..iya mbak. Yang penting udah ngerasain guling-guling di alun-alun πŸ˜€

      Reply
  • Lidya 1 March 2016 at 7:44 am

    kalau ke Bandung lagi mampir ke Bekasi ya mbak

    Reply
    • andyhardiyanti 5 March 2016 at 12:42 pm

      Iya mbak πŸ™‚ Atau nanti kalau pas ke Bandung lagi, culik kami ke Bekasi dong πŸ˜€
      #eh

      Reply
  • Nuarita Novianasari 1 March 2016 at 9:17 am

    Duuuhhh… Bandung, ya? Satu kota yang ingin saya kunjungi suatu saat nanti. Terimakasih atas reviewnya, sangat membantu πŸ™‚

    Reply
    • andyhardiyanti 5 March 2016 at 12:43 pm

      Semoga bisa segera terwujud yaa keinginannya ke Bandung πŸ˜‰
      Saya nih yang senang kalau tulisan ini bisa bermanfaat buat mbak πŸ™‚

      Reply
  • Vixalexa 1 March 2016 at 9:37 am

    Aku klo ke Bandung selalu ke dago, suasana nya seru banget disana apalagi klo sore hari πŸ˜€

    Reply
    • andyhardiyanti 5 March 2016 at 12:43 pm

      Kemarin kalau gak salah cuma lewat aja di Dago, hehehe.. Next time deh~

      Reply
  • Arinta Setia Sari 1 March 2016 at 12:19 pm

    Seru ya ceritanya tentang Bandung. Jadi ingat pas Kunjungan Industri 2014 ke Cibaduyut dan belanja oleh2 khas Bandung…

    Moga menang Giveawaynya. Good luck πŸ™‚

    *Gak usah BW mbak karena blm update postingan tuk Bulan Maret

    Reply
    • andyhardiyanti 5 March 2016 at 12:46 pm

      Iya mbak, seru banget ^_^
      Wih asiiik sudah pernah ke Cibaduyut..
      Eh malah gak dibolehin BW, padahal baru aja mau berkunjung balik πŸ˜‰

      Reply
  • Jarwadi MJ 2 March 2016 at 2:03 pm

    di bandung apa yang saya kunjungi belum banyak. tapi apa yang bagi saya sangat meninggalkan kenangan adalah ketika malam hari saya jalan2 di jalan braga

    Reply
    • andyhardiyanti 5 March 2016 at 12:47 pm

      Benar mas. Kemarin juga saya gitu, gak bisa berkunjung ke banyak tempat. Soalnya si kakak juga padat sama urusan kampus dan ini jalannya ada bawa si kecil. Tapi dari tempat yang sedikit dikunjungi itu saja sudah cukup mengesankan πŸ˜‰

      Reply
  • evrinasp 4 March 2016 at 11:32 pm

    wew bolak balik ke Bandung aku belum pernah mampir ke Cwalk mbak

    Reply
    • andyhardiyanti 5 March 2016 at 12:49 pm

      Hahahahah iya mbak. Ini mall rekomendasi si kakak. Mallnya cantik katanya, ya sudah jadinya ke sini deh πŸ˜€

      Reply
  • Hilman Mulya Nugraha 5 March 2016 at 5:04 am

    lah, memakai subjudul yang keren, saya suka yang beginian, kirain saya aja yang nulis gini hehe

    btw, 16 tahun di Bandung saya belum pernah ke Bandara Husein πŸ™‚

    Reply
    • andyhardiyanti 5 March 2016 at 12:50 pm

      Iya mas, saya biasanya memang suka pakai sub judul gitu. Biar tulisannya dibagi jadi beberapa bagian-bagian. Jadi kesannya gak terlalu panjang πŸ˜‰

      Reply
  • kholis 5 March 2016 at 2:41 pm

    gimana kabar cihampelas? masih kayak dulu kah? udh lama ga kesana heheh

    Reply
    • andyhardiyanti 10 March 2016 at 11:29 am

      Cihampelas? Kayak dulu? Lah dulunya saya gak tau tuh kayak gimana mas πŸ˜€
      Ini juga baru pertama kali ke Ciwalk~

      Reply
  • Mbak Kepo 8 March 2016 at 2:09 am

    Alun-alun bandung asik dipake buat nongkrong emang mbak, tinggal melipir dikit nemu jajanan, melipir lagi nemu kota kembang. Tempat hunting beli sepatu murah dengan kualitas cukup bagus.
    Kalau mau sholat juga tinggal masuk, paket komplit ya

    Reply
    • andyhardiyanti 8 March 2016 at 12:08 pm

      Iya. Saya paling suka karena lokasinya masih satu kawasan dengan tempat shalat. Jadi kalaupun nongkrong lama di sana gak perlu khawatir bakal susah jadi tempat shalat.

      Reply
  • Lusi 15 March 2016 at 11:47 am

    Anakku seneng banget kalau diajak liburan ke Bandung. Mereka suka beli pernak pernik cewek.

    Reply
    • andyhardiyanti 17 March 2016 at 9:29 am

      Besok-besok kalau anak saya udah gede dan diajak ke Bandung lagi pasti udah sibuk milih pernah pernik gitu juga mbak πŸ˜€

      Reply
  • Syafiq 18 March 2016 at 3:32 am

    Terima Kasih.. artikelnya menarik dan bermanfaat banget ka.
    jadi semakin tahu utk orang baru seperti saya hehe

    Reply
    • andyhardiyanti 19 March 2016 at 4:56 pm

      Sipp..terima kasih sudah berkunjung ya πŸ˜‰

      Reply
  • dika 25 March 2016 at 3:02 am

    jadi kangen bandung πŸ™

    Reply

Leave a Comment