Mori Hanafi, Mengabdi karena Cintanya pada NTB

mori hanafi

“Nak, ilmu yang kamu miliki harus dapat diberikan kepada daerah tempat kamu berasal. Bahkan meski kamu tidak lahir dan besar di sana. Pulang dan kembalilah ke sana, ke NTB tercinta”

***

Jakarta adalah jantung Indonesia. Ekonomi, Bisnis dan beberapa bidang lain nyaris semua berpusat di sana. Bahkan banyak yang berkata, jika ingin sukses, merantaulah ke Jakarta. Tidak heran jika masyarakat menjadi bangga ketika ada putera maupun puteri daerah yang menjadi “orang” di kota dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa tersebut. Dari NTB sendiri, saya mengenal sejumlah nama hebat yang pernah maupun sedang berkarir di Jakarta seperti Muhammad Feisal Tamin (Dompu), Marwan Saridjo (Bima), Din Syamsuddin (Sumbawa), Fahri Hamzah (Sumbawa), Hamdan Zoelva (Bima), Willgo Zainar (Mataram), dan masih banyak lagi.

Dari daftar panjang di atas, fokus saya kemudian tertuju pada satu nama yaitu Marwan Saridjo. Semasa hidupnya almarhum pernah menjabat sebagai Sekjen Departemen Agama Republik Indonesia, penulis sejumlah buku, pendiri Pondok Pesantren Al-Manar di Bogor, serta dikenal sebagai seorang tokoh asal Bima yang cukup berpengaruh.

Sosok Kelahiran Jakarta itu Bernama Mori Hanafi

mori hanafi

Meski besar di Jakarta, ia adalah putra asli Ngali, Bima, NTB.

NTB, seperti beberapa daerah lain di Indonesia sebentar lagi akan menemukan pemimpin barunya dalam sebuah panggung bernama pilkada. Sejumlah nama calon sudah diperkenalkan dalam bentuk baliho, spanduk, hingga billboard di ruang terbuka pun di dunia maya. Semuanya bukanlah nama baru bagi NTB, setidaknya masyarakat telah mengenal nama-nama tersebut sebelumnya. Meskipun tentu saja, selalu ada hal-hal unik dari mereka yang membuat masyarakat sedikit terusik. Salah satunya adalah tentang seorang calon asal Bima bernama Mori Hanafi. Asal Bima, lahir di Jakarta? Bahkan sebagian besar hidupnya dihabiskan di Jakarta, bagaimana bisa?

Seperti mereka, saya pun penasaran dengan nama itu. Nama yang tidak begitu akrab di telinga saya. Padahal beliau adalah anggota DPRD Provinsi NTB berturut-turut di dua periode. Pada periode keduanya, beliau justru menjabat sebagai Wakil Ketua. Lalu saya menelisik lebih jauh, penasaran mengapa tidak ada satupun pendidikannya yang ia tempuh di NTB, khususnya Bima. Daerah tempatnya berasal. Hingga sampailah saya pada sebuah nama yang menjawab seluruh rasa penasaran tadi. Siapa sangka, sosok kelahiran Jakarta 30 Juli 1970 ini adalah putra dari seorang tokoh NTB bernama Marwan Saridjo.

Marwan Saridjo dan Kesuksesan Seorang Mori Hanafi

mori hanafi

Almarhum Marwan Saridjo (kiri, berpeci hitam), ayah dari Mori Hanafi.

Marwan Saridjo bersama istrinya (Hj. Sitti Kultsum Said) merantau ke ibukota sejak tahun 1960-an. Di sana pulalah empat orang anaknya dilahirkan, salah satunya adalah Mori Hanafi. Sosok yang akan saya bahas pada postingan kali ini. Mori Hanafi lahir di Jakarta, menempuh seluruh pendidikan (TK, SD, SMP dan SMA) di Perguruan Islam Al-Azhar Jakarta. Selanjutnya di tahun 1994 ia menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Pancasila Jakarta. Untuk kemudian melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dimana jurusan Commerce (Perdagangan) di Universitas of Wollongong (UOW) Australia menjadi pilihannya.

Kenyang akan ilmu perdagangan yang dimilikinya, Mori lalu mendirikan dan menjalankan sejumlah usaha diantaranya: Morindo Jaya Motor (bisnis jual beli kendaraan bermotor), PT. Catur Rent a Car (jasa rental mobil professional untuk korporasi), PT. Catur Mitra JayaWisata (jasa tour dan travel) dan masih banyak lagi.

Disela-sela kesibukannya menjadi pengusaha, Mori juga memiliki tanggung jawab sebagai salah satu staf pengajar di Universitas Pancasila. Karir seorang Mori Hanafi di tanah Jakarta bisa dikatakan cemerlang. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari peran kedua orangtuanya, terutama sang ayah, yang telah menggapai kesuksesan dan dikenal namanya sebagai seorang tokoh berpengaruh di Jakarta yang berasal dari Bima, NTB.

Mori Hanafi, Mengabdi karena Cintanya pada NTB

mori hanafi

Mori Hanafi, bersilaturahmi dengan warga Bima Dompu yang berada di Mataram

Lahir dan besar di Jakarta. Sukses dengan segala usaha yang dijalankannya. Bahkan bisa dikatakan ia telah berada di zona nyaman. Jadi, apa lagi yang dicari dengan kembali memulai sesuatu yang baru di NTB?

“Nak, ilmu yang kamu miliki harus dapat diberikan kepada daerah tempat kamu berasal. Bahkan meski kamu tidak lahir dan besar di sana. Pulang dan kembalilah ke sana, ke NTB tercinta”

Pesan itu datang dari seorang Marwan Saridjo. Sebuah amanat yang ditujukan kepada empat orang anaknya sebelum akhirnya dirinya kembali ke pangkuan Yang Maha Pencipta pada Maret tahun 2014. Sayangnya, beberapa tahun kemudian si sulung, Dedy Rosadi (kakak kandung Mori Hanafi) telah menyusul almarhum ayahnya. Sedangkan dua anak lainnya tengah meniti karir di negeri Paman Sam. Namun tidak mengapa, jauh di tempat terindahnya di sana, sang ayah patut berbahagia. Sebab salah seorang anaknya, yakni Mori Hanafi, telah mendedikasikan dirinya kepada tempat ia berasal. Dengan menjadi wakil rakyat di provinsi NTB. Sebagai wujud pengabdian pun penerapan dari ilmu yang telah dituntutnya selama bertahun-tahun.

Pelajaran Tentang Pentingnya Berwirausaha

mori hanafi

Sebagai seorang pengusaha, Mori pun tidak henti-hentinya mengajak dan membimbing masyarakat untuk mulai berwirausaha. Mengapa? Sebab setiap tahunnya lahir sekitar 10 ribuan lulusan baru baik sarjana maupun diploma, sedangkan lapangan kerja yang tersedia hanya ratusan jumlahnya. Tentu hal tersebut sangat timpang. Ketimpangan tersebut mengakibatkan banyaknya bermunculan para pengangguran, terjadinya berbagai tindak kriminal serta semakin besarnya jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. Dengan berwirausaha, peluang terserapnya tenaga-tenaga kerja yang baru akan terbuka lebar. Semakin banyak wirausahawan yang lahir, maka semakin banyak pula tenaga kerja yang dapat diserap.

Selain menekankan tentang pentingnya berwirausaha, dalam setiap kesempatannya saat bertemu dengan masyarakat, Mori sering kali memberikan bantuan dalam bentuk alat ataupun sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang. Seperti hand tractor, mesin air, bibit bawang dan padi, dan yang lainnya. Pemberian bantuan-bantuan dalam bentuk tersebut bukan tanpa alasan. Dimana dirinya mengajarkan tentang pentingnya memberi kail, bukan ikan. Rakyat akan menjadi pribadi yang mandiri jika diajarkan untuk berusaha dalam mendapatkan apa yang ia inginkan. Sehingga kapanpun mereka menginginkan ‘ikan’, mereka dapat mencari/memancingnya dengan menerapkan ilmu yang dimiliki serta memanfaatkan peralatan yang telah disediakan.

Bekerja, Berkarya dan Mengabdikan Ilmu Kepada NTB Tercinta

mori hanafi

Infografis tentang Mori Hanafi | sumber: morihanafi.com

Ya, dialah Mori Hanafi. Orang Jakarta yang sempat oleh sejumlah orang dikatakan tiba-tiba datang mencari nama ke NTB. Untuk apa mencari nama, kalaupun ingin tinggi hati, menurut saya rasanya sudah cukup di Jakarta apa-apa yang ia miliki. Tapi toh bukan itu tujuannya. Bekerja, berkarya dan mengabdikan ilmu yang telah didapatkan demi mewujudkan NTB Untuk Semua adalah cita-citanya. Mengapa untuk semua? Agar tidak lagi terjadi ketimpangan, agar NTB yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusianya ini pada akhirnya menemukan pemimpin barunya, pemimpin dengan visi membangun kepentingan untuk semua.

andyhardiyanti

Biasa dipanggil Andy. Pernah tinggal lama di Makassar dan sekarang di Mataram, Lombok. Ngeblog sejak 2007. Senang kulineran, staycation, kopdaran di cafe, browsing produk di toko online tapi gak beli, dan tentu saja...senang menulis :) Bisa dikontak di andyhardiyanti@gmail.com

16 Comments

  • safprada
    safprada 6 January 2018 at 3:12 am

    Saya belum menentukan pilihan. siap ya yang kren untuk di pilih.. hehehehe

    Reply
  • Okti
    Okti 6 January 2018 at 4:17 am

    Sebagai pengusaha pastinya banyak cara bagiamana supaya warga NTB bisa membuka usaha dan tidak harus selalu jadi TKI. Kalaupun jadi TKI bekali dg ilmunya dan jadilah TKI Prosedural. Selama ini banyak kasus TKI nonprosedural dari NTB. Ayo putra daerah ini salah satu PR mu… Amalkan ilmu yang kau punya untuk kemaslahatan warga NTB

    Reply
  • Duni
    Duni 6 January 2018 at 6:31 am

    Mantab…sosok Anak Muda Kerend

    Reply
  • Hafidzah Cumlaude
    Hafidzah Cumlaude 7 January 2018 at 2:06 am

    Karena sejatinya mengabdi tak harus di tanah kelahiran sendiri. Asal bermanfaat bagi orang lain. Bukankah itu sebaik-baik manusia..

    Reply
  • nhie
    nhie 7 January 2018 at 3:22 am

    sukses untuk pak mori hanafi. bener banget tuh mengabdi tidak hanya dikampung sendiri. yang penting tetap diwilayah NKRI toh. ☺

    Reply
  • Nchie Hanie
    Nchie Hanie 7 January 2018 at 3:52 am

    Sosok Putra Daerah seperti Pak Mori Hanafi patut ditiru niy, semoga dapat mengembangkan NTB menjadi lebih baik ya, sukses pak!

    Reply
  • Tuty Queen
    Tuty Queen 7 January 2018 at 4:20 am

    Semoga NTB punya pemimpin yang bisa mengembangkan dan memajukan daerahnya yaa

    Reply
  • Nanie
    Nanie 7 January 2018 at 6:25 am

    NTB dengan segala potensi dan pesonanyaa, kapan aku berkunjung huhuhu

    Reply
  • Ria Kurniasih
    Ria Kurniasih 7 January 2018 at 7:21 am

    huahhh keren ya Pak Mori ini mbak, walaupun sudah sukses di Jakarta tapi masih punya cita-cita untuk mengembangkan potensi yang ada di NTB

    Reply
  • Beautyasti1
    Beautyasti1 7 January 2018 at 8:12 am

    Selalu saja ada yang julid mba~ yang aneh justru orang yang ga ada darah NTB nya, tapi jadi pejabat sana hehehe

    Reply
  • Rita Asmaraningsih
    Rita Asmaraningsih 7 January 2018 at 11:46 am

    Satu lagi muncul putra daerah asal NTB.. Btw, saya baru tahu kalo Din Syamsuddin dan Fahri Hamzah jd dari NTB..

    Reply
  • Dian Safitri
    Dian Safitri 7 January 2018 at 12:36 pm

    Sepertinya Pak Mori ini sosok pengusaha yang patut ditiru ya. Bukan hanya berusaha untuk dirinya sendiri tapi juga memotivasi agar orang lain juga terus berkarya.

    Reply
  • April Hamsa
    April Hamsa 8 January 2018 at 9:26 am

    Semoga sukses selalu Pak Mori di jalur manapun berkiprah.

    Reply
  • Nova DW
    Nova DW 8 January 2018 at 12:16 pm

    Sosok yang menginspirasi bagi kita semua. Berbagi apapun asal bermanfaat bisa dilakukan dimana saja, seperti yang dilakukan Pak Mori Hanafi

    Reply
  • Anindita Ayu
    Anindita Ayu 9 January 2018 at 2:55 am

    Pengusaha yang harus dicontoh nih, mau mengembangkan daerah NTB..

    Reply
  • Eka Fikry
    Eka Fikry 9 January 2018 at 2:57 am

    Suka foto pak Hanafi yang nomor dua, semoga beliau bisa memajukan NTB :))

    Reply

Leave a Comment