Bagaimana Menjawab Pertanyaan Rencana 5 Tahun Ke Depan. Rencana 5 tahun ke depan menjadi hal yang sering ditanyakan saat seseorang melamar pekerjaan dan tiba pada tahap tes wawancara. Saya tahunya sih dari cerita teman-teman, karena saya pribadi belum pernah melamar kerja. Eh, pernah sih satu hingga dua kali melamar kerja, dan sekali apply untuk menjadi relawan, tapi ya gak ada dapat pertanyaan itu. Malah dapat pertanyaan ini saat mengikuti tantangan BPN Ramadan 2021 hari ke-14. Jadi bagaimana menjawabnya?
Namanya hidup, memang sebaiknya kita memiliki rencana atau planning tertentu. Baik yang sifatnya jangka pendek, maupun jangka panjang. Meski dalam perjalanannya, kita lebih sering menjalani hidup yang ah biar saja mengalir apa adanya..let it flow. Rencana-rencana yang dibuat akan tetap ada manfaatnya, setidaknya agar ada bayangan apa dan bagaimana kita di beberapa tahun kemudian. Dalam pikiran kita, tertanam bahwa oh saya mau begini..saya mau begitu..dalam kurun waktu lima tahun dari sekarang.
Bagaimana Menjawab Pertanyaan Rencana 5 Tahun Ke Depan
Lantas bagaimana sebaiknya menjawab pertanyaan terkait rencana 5 tahun ke depan. Jika ditanya berdasarkan pengalaman, maka saya tidak memiliki kapasitas untuk menjawab. Namun jika bertanya pada saya, akan menjawab seperti apa saat mendapatkan pertanyaan tersebut. Maka, here we go! Saya jawab setahu saya. Hahaha. Intinya sih, jawablah sejelas mungkin, bukan dengan jawaban yang sifatnya umum. Misalnya nih, di beberapa tahun yang akan datang, rencananya saya akan menjadi pribadi yang lebih baik, ingin lebih sukses, bla bla bla. Harus jelas, pribadi lebih baik itu seperti apa. Apakah lebih baik dalam hal ibadah, hubungan sosial, pekerjaan, atau yang lainnya. Jawaban tersebut kurang lebih sama saat hendak menjawab pertanyaan pada tes wawancara kerja. Apa dan bagaimana rencana kita terhadap perusahaan tempat kita akan bekerja.
Tentang Merealisasikan Rencana
Manusia hanya bisa berencana, Allah SWT yang menentukan. Serta sebaik-baik rencana, adalah rencana yang diwujudkan. Setiap kita, memiliki waktu yang sama setiap harinya, sama-sama 24 jam. Tapi produktif atau tidaknya, kembali pada diri kita masing-masing. Bagaimana memaksimalkan 24 jam waktu yang tersedia tersebut. Waktu terus berjalan, dan sudah saatnya kita merealisasikan apa-apa yang sudah direncanakan. Tidak perlu langsung terwujud, namun setidaknya ada progressnya.
Senang sekali, karena dari beberapa rencana di tahun-tahun yang lalu, Alhamdulillah ada saja yang sudah terealisasi. Tidak sepenuhnya, memang. Tapi setidaknya tidak sampai stagnan. Seperti salah satu rencana saya untuk mulai belajar mengurangi barang-barang yang dimiliki di rumah. Baik yang berupa pakaian, mainan anak, buku pelajaran/bacaan, sepatu, dan lainnya.
Alhamdulillah, ada jalannya untuk bisa mengeluarkannya dari rumah dan menjadi lebih bermanfaat di tangan orang lain. Untuk urusan yang satu ini, saya menyerahkannya pada sebuah yayasan yang dikelola oleh teman-teman di Lombok Tengah sana. Menarik sih konsepnya, mereka menyebutnya sebagai Sale Day. Dimana barang-barang donasi yang terkumpul, dijual pada masyarakat berkelas ekonomi rendah. Uang hasil penjualannya digunakan untuk membiayai sekolah/kuliah adik-adik binaan yayasan tersebut. Bagus kan? Kapan-kapan saya cerita lebih detailnya ya.
5 Tahun Ke Depan, Rencananya Saya Akan…
Lima tahun ke depan, berarti tepatnya di tahun 2026. Saya langsung terbayang bagaimana anak-anak saya, Rani dan Tita, di tahun tersebut. Mereka sudah berusia 15 dan 9 tahun. Wow! Sudah pada besar semua. Saya sendiri berusia 35 tahun, duh gak kebayang… apakah childishnya masih gak hilang juga, atau gimana. Apakah di tahun itu sudah sukses mencapai berat badan ideal atau tidak. Meski tidak sampai dituliskan, sejauh ini saya terbayang bahwa pada lima tahu ke depan nanti, rencananya saya akan…
Sudah Tinggal Sendiri bersama Keluarga Kecil
Buat yang mengenal saya, tentu tahu bahwa saat ini saya belum punya rumah, pun tidak mengontrak rumah. Ya, sejak tahun 2012, tepatnya saat pindah ke Lombok, saya tinggal bersama mama saya. Alasannya, karena ada rumah di sini yang cukup luas, dan sayang jika tidak diisi dan tinggal bersama. Ingin rasanya tinggal sendiri bersama keluarga kecil, tidak harus di rumah pribadi, ngontrak pun tak apa. Saya pikir, 5 tahun yang akan datang, anak-anak pun sudah besar. Teman-teman pun pasti tahu bagaimana suka duka tinggal dengan banyak keluarga. Hehehe. Dengan tinggal di luar pun, meskipun telat, saya dan keluarga kecil saya mau tidak mau harus belajar mandiri. Bismillah, semoga dimudahkan yaa 🙂
Berangkat ke Tanah Suci
Pengen banget bisa ke tanah suci Mekkah bareng suami dan anak-anak, entah itu untuk umroh atau haji. Mumpung masih muda, bisa bareng anak-anak, jadi gampang geraknya juga kan. Ya gak hanya ke tanah suci sih sebenarnya, pengen traveling ke banyak tempat. Jalan bareng berempat, entah itu naik kapal laut, road trip, atau yang lainnya. Walaupun tetap, Mekkah jadi tujuan utama. Kalau gitu, dari sekarang mesti dikuatkan niatnya, dikencengin lagi usaha dan doanya. Supaya Insya Allah, kalau sudah tiba waktunya, sudah beres pula segala persiapannya. Dan yang terpenting adalah, diizinkan oleh-Nya.
Memiliki Kebebasan Finansial
Ya ampun ada angin apa saya ngetik rencana ini? Jadi sampai sekarang belum bebas finansial? Hmm..belumlah, duh malu jawabnya. Iya, belum. Dan semoga sebelum lima tahun ke depan, udah bisa bebas finansial. Definisi kebebasan finansial aja baru tahu beberapa tahun terakhir kemarin. Yamaap kalau terbilang telat untuk saya yang lima tahun yang akan datang sudah masuk usia 35 tahun. Lebih baik terlambat, daripada terlambat banget eh daripada gak sama sekali. Ye kan?
–
Hmm untuk sementara, itu dulu yaa rencana-rencananya. Aslinya sih pasti bakal banyak banget, tapi ya gitu, saat mau ditulis gini. Pada terlupa semua dong~ Kalau teman-teman gimana, punya rencana apa nih?
No Comments