Gunung Rinjani dan Kehadiran Si Sampah Visual

save-rinjani-001

Gunung Rinjani dan Kehadiran Si Sampah Visual. Ada pemandangan berbeda di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), deretan balok balok huruf berwarna merah terang bertuliskan “Segara Anak Lake” baru saja berdiri dengan gagahnya di sana. Entah sudah berapa lama, tetapi setidaknya sejak “barang bukti” pemandangan tersebut menghiasi timeline media sosial maka sejak itu pula para netizen beramai-ramai mencekal si balok balok huruf yang konon dibuat biar ada tempat selfie gitu. Jangankan mereka yang aktifis pecinta alam, atau mereka yang kaki-kakinya telah menapaki gunung yang diusulkan menjadi Geopark Dunia ini, saya yang baru bisa melihat keindahan Rinjani dari gambar saja merasa miris dengan spot selfie tersebut. Ya, spot selfie yang sebenarnya lebih cocok disebut sebagai sampah visual.

Gunung Rinjani sebagai Calon Geopark Dunia

save-rinjani-006

sumber: trekkingrinjani.com

Belum lama ini perwakilan badan UNESCO PBB melakukan tinjauan lapangan ke Gunung Rinjani dalam rangka persiapan penilaian Rinjani sebagai salah satu geopark dunia. Adapun misi kunjungan mereka tersebut ke Gunung Rinjani adalah untuk melakukan penilaian perihal kesesuaian antara dokumen yang disampaikan dengan apa yang terjadi (kenyataan) di lapangan. Berita lengkapnya bisa dibaca di sini. Dikatakan bahwa Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) diusulkan menjadi geopark dunia ke UNESCO PBB karena sedikitnya telah memiliki lima hal pokok untuk menjadi geopark dunia.

Salah satunya yaitu karena Gunung Rinjani pernah meraih sederet prestasi di ajang internasional yang merupakan bentuk keberhasilan pengembangan pariwisata, penghargaan tersebut yaitu: World Legacy Award untuk kategori Destination Stewardship dari Conservation International and National Geographic Traveler 2004, serta sebagai finalis pada Tourism for Tomorrow Award pada tahun 2005 dan 2008. Aih, tidak salah kalau banyak orang yang terkagum-kagum akan keindahan Taman Nasional Gunung Rinjani ini.

Kehadiran Si Sampah Visual

save-rinjani-005

Belum lama sejak kedatangan para aksesor dari UNESCO PBB yang menilai gunung dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut ini, kedatangan yang juga bertujuan untuk melihat sisi geologi, biologi dan budaya dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), tiba-tiba Jumat (24/6) kemarin timeline media sosial kami dikagetkan dengan kehadiran sejumlah foto yang memperlihatkan balok balok huruf berukuran besar dengan warna merah menyala bertuliskan: Segara Anak Lake. Balok balok huruf tersebut terpasang di area Danau Segara Anak, bagian dari kaldera Gunung Rinjani. Duh.. demi apa -_-

Gunung Rinjani dan seluruh kekayaan alam yang ada di sana sudah terlalu cantik. Pemandangannya yang khas sudah cukup menjelaskan identitasnya. Aih, persoalan sampah yang menumpuk, kenaikan tarif tiket masuk, dan masalah-masalah lainnya saja belum selesai malah ditambah lagi dengan masalah si sampah visual. Lantas kita kemudian bertanya, datang dari mana ide brilliant yang satu ini?

Gunung Kebanggaan yang Dipaksa Kekinian

save-rinjani-002

Akhirnya saya dipertemukan pada sebuah postingan di facebook yang berasal dari salah satu akun yang mungkin ada kaitannya dengan project si balok balok huruf berwarna merah menyala ini. Isi postingannya terdiri dari sejumlah foto dan beberapa baris kalimat yang bertuliskan:

Finally..
Its Done..!!! Please share..

Selamat berselfie ria di Danau Segara Anak…

Tetap jaga gunung kebanggaan kita ini dari sampah..

I LOVE RINJANI
Jangan ke lombok, nanti Gamau pulang hehehe

#‎segaraanakrinjani‬
‪#‎photocorner‬
‪#‎selfievenue‬

Selamat berselfie ria they said.. Heuheuheu. Jadi siapa yang siap bersefie ria di sana? Saya rasa tidak ada. Kecuali itu, mereka yang bilang tidak mengapa ada balok balok huruf berwarna merah menyala di sana. Iya, kecuali mereka yang menyangkal bahwa balok balok huruf berwarna merah menyala tersebut juga termasuk sampah. Sampah visual lebih tepatnya. Ya, tidak semua dari kita mencekal kehadiran balok balok huruf bertuliskan “Segara Anak Lake” tersebut rupanya.

save-rinjani-003

Banyak yang senang, banyak yang penasaran, bagaimana dengan kalian? Biarlah Gunung Rinjani tetap jadi gunung kebanggaan. Jangan dipaksa kekinian. Allah sudah kasih latar pemandangan foto-fotoan yang super cantik begini, yang meskipun tidak tertulis orang-orang juga sudah tahu itu adalah Danau Segara Anak. Maka latar foto bertuliskan “Segara Anak Lake” kiranya tidaklah perlu.

Jaga gunung kebanggaan kita ini dari sampah, termasuk sampah visual yang demikian. Balok balok huruf berukuran besar yang sudah susah payah dibawa hingga tuntas terpasang di area Danau Segara Anak ini menghabiskan dana berapa? Kalau dipakai untuk pengelolaan WC atau hal lain yang lebih baik bagi Taman Nasional Gunung Rinjani tentu akan lebih bermanfaat. Berfoto dengan balok balok huruf berwarna merah menyala ini bisa bikin apa? Bisa bikin foto kita dapat ribuan like di media sosial? Atau bikin kita famous seketika dengan jumlah follower yang kian meningkat? Jangan-jangan malah justru membuat kita sukses di-bully para pecinta alam di luar sana.

Selamatkan Gunung Rinjani, Bawa Turun Si Sampah Visual Ini

save-rinjani-004

Sebuah petisi bertajuk “Selamatkan Gunung Rinjani Kami” pun telah beredar seiring beredarnya foto-foto sampah visual di timeline media sosial. Setidaknya sudah ada sekitar 900-an orang yang menandatangani petisi ini. Mungkin akibat ramainya petisi tadi pula plang tulisan tersebut rencananya akan ditarik. Ya, konon pada sebuah situs berita disebutkan bahwa plang atau balok balok huruf bertuliskan “Segara Anak Lake” ini akan ditarik per Sabtu (25/6) malam ini.

‘’Sekali lagi, plang itu akan ditarik malam (25/6) ini juga untuk kemudian diletakkan di tempat yang tidak mengganggu pemandangan,’’ ujarnya.

Sayangnya ditarik, bukan diturunkan. Setidaknya itu yang bisa saya tangkap dari berita tersebut. Ditarik untuk kemudian diletakkan di tempat yang tidak mengganggu pemandangan. Halooo… tempat yang tidak mengganggu pemandangan itu di mana kira-kira? Sadar tidak kalau balok balok huruf berwarna merah menyala itu bertuliskan “Segara Anak Lake”, penempatannya tidak mungkin di tempat selain area Danau Segara Anak. Ayolah, jangan membuat lelucon dengan urusan ini. Toh teman-teman hanya meminta agar sampah visual ini diturunkan dan lokasi yang ada dibersihkan seperti sedia kala.

Jadi,

Dear siapa saja yang ada di balik proyek balok balok huruf bertuliskan “Segara Anak Lake”,  yuk tetap jaga gunung kebanggaan kita ini dari sampah, termasuk dari yang namanya sampah visual 😉

=================

UPDATE:

Per 28 Juni 2016 Selfie Venue yang dipasang di danau Segara Anak sudah berhasil dibawa turun oleh rekan rekan porter di sembalun. (Info dari akun facebook Barry Perdana Putra)

Biasa dipanggil Andy. Pernah tinggal lama di Makassar dan sekarang di Mataram, Lombok. Ngeblog sejak 2007. Senang kulineran, staycation, kopdaran di cafe, browsing produk di toko online tapi gak beli, dan tentu saja...senang menulis :) Bisa dikontak di andyhardiyanti@gmail.com

26 Comments

  • MeriskaPW 25 June 2016 at 6:48 pm

    Iya mbak, gak usah dikasi plang udah bagus juga, dikasi plang jadi kayak di danau buatan taman kota, haha, tapi kasian juga sih sama yang udah ngangkatin balok baloknya itu kalo diturunin lg, 😀

    Reply
  • siski 25 June 2016 at 6:51 pm

    ikut prihatin dengan budaya selfie masyarakat indonesia yang kadang terlalu ekstrime, save rinjani walaupun saya belum pernah kesana hanya mengagumi lewat foto, hal tersebut ikut membuat ku prihatin

    Reply
  • nonong 25 June 2016 at 7:29 pm

    izin share

    Reply
  • Hastira 25 June 2016 at 7:42 pm

    aduh aku mau deh kesini, belum kesempatan, kapan ya

    Reply
  • Anggarani Ahliah Citra 25 June 2016 at 8:33 pm

    Biar kekinian, jadi kurang alami viewnya ya, Mak

    Reply
  • cputriarty 25 June 2016 at 9:22 pm

    Jadi pembelajaran berharga nih untuk menghargai keindahan alam apa adanya tanpa perlu mengotori dengan keberadaan sampah visual ya mbk ????

    Reply
  • Evrinasp 25 June 2016 at 9:40 pm

    Kalo di gunung ada tulisan jadi berasa gak petualangan lagi rasanya. Baiknya tidak usah dikasih macem2 nanti malah jadi tidak alami dan rusak. Biarkan dia cantik apa adanya

    Reply
  • Noorma firriana 25 June 2016 at 9:43 pm

    Boleh dikasih begini kalau di kota. Laah gunung, apalagi danau yang sudah indah gini maah ga perluuu

    Reply
  • Ibu jerapah 26 June 2016 at 12:15 am

    Astaghfirullah.. Kok sebel yaa liatnya.. Ngapain siii ada kayak begitu di sana? Ish..
    Mau selfie mah ke bandung aja. Banyak kok balok2 huruf gitu. Bertebaran di mana2.
    Mendingan dananya dialokasikan untuk perbaikan lahan2 yg rusak karena pendaki atau bikin wc. Ah banyak lah yg harus dibenahi.
    Makasih ya mba tulisannya.. Aku kangen rinjani 🙁

    Reply
  • Evi 26 June 2016 at 1:02 am

    Dari kemarin saya juga sudah banyak memainkan komplain di timeline. Heran Untuk apa Ya dikasih nama baluk baluk seperti itu? Dengan melihat bentuknya saja orang sudah tahu kalau itu adalah Segara Anak. Tapi ya gitu deh kalau yang pengelola pariwisata kurang kreatif. Main tabrak. Mudah-mudahan balok-balok itu segera dicabut ya mbak 🙂

    Reply
  • Evi 26 June 2016 at 1:04 am

    Hahaha koreksi. Kata *memainkan diganti *membaca. Begini nih kalau mau nulis pakai AutoText 🙂

    Reply
  • Tian lustiana 26 June 2016 at 1:55 am

    Berharap keren yang ada malah jd bulan2an netizen yang pecinta alam ya. Semoga cepat diturunkan ya bukan dipindahkan ke tempat yg tdk menghalangi pemandangan

    Reply
  • Keke Naima 26 June 2016 at 2:03 am

    Lagian pada latah amat, sih. Semua tempat wisata harus dikasih plang huruf. Gak asik, ah

    Reply
  • Hidayah Sulistyowati 26 June 2016 at 3:07 am

    Aku belum pernah kesana, tapi aku udah pernah ke gunung jaman masih muda dulu. Dan adanya balok huruf itu malah mengotori pemandangan alam yang udah cantik karena anugerah Tuhan. Miris bangeeet, hiksss

    Reply
  • rita dewi 26 June 2016 at 9:31 am

    Biarkan Rinjani tetap cantik dengan ke-alami-an nya…

    Reply
  • r.man 26 June 2016 at 11:58 am

    Semoga dapat kembali seperti sediakala kala

    Reply
  • Satusatuen.com 26 June 2016 at 12:17 pm

    latah itu bu. Dipikir Holiwud kali yak

    Reply
  • Uwien Budi 26 June 2016 at 12:42 pm

    Tanpa adanya balok-balok tulisan itu pun Gunung Rinjani, danau Segara Anak, tetap punya ciri khas. walau gak pake tulisan orang juga pasti tahu kan ya.
    Dn itu..itu yg postingan di fesbuk.. errr, jaman sekarang sudah bergeser, dulu, kami pecinta alam ke gunung itu untuk latihan survival di alam. sekarang ke gunung untuk selfie. duh Gustiijj

    Reply
  • astiitah.as 26 June 2016 at 2:17 pm

    Waaaah ada pro dan kon jugaa yaaa.. semoga cepat bisa diselesaikan, sayang dongg spot wisatanyaa

    Reply
  • DoNurdians 26 June 2016 at 5:31 pm

    kangen kesana lagi mbak…dulu saya kesana 2007, mungkin sekarang sudah sangat berbeda,,,,

    Reply
  • Akhdan Baihaqi 27 June 2016 at 4:56 am

    impian ku ya ke rinjani sini, semoga keturutan ya Allah… aminnn
    thanks sharenya..

    Reply
  • ilmo 27 June 2016 at 7:30 am

    Kalau pake balok huruf berasa di mall, atau berasa di alam yang sangat mudah sekali di jangkau.

    Reply
  • ratna dewi 27 June 2016 at 9:41 am

    Jadi berasa di taman kota kalo ada balok-baloknya gitu. Tanpa balok huruf pemandangan disana aku rasa udah sangat memukau.

    Reply
  • Nathalia DP 30 June 2016 at 11:23 pm

    Ga matching ya…
    Skrg gmn update beritanya mba?

    Reply
  • Prima Hapsari 16 July 2016 at 12:10 pm

    Selfi oh Selfi..????
    Heran juga masak gunung dikasih huruf balok gitu, malah berasa di alun2 ????

    Reply
  • Jamal 2 August 2017 at 3:31 pm

    entah kenapa saya berkaca2 bacanya mbak.. saya belum pernah ke Rinjani/Segara Anak.. tp huruf balok2 ini sudah terlalu merembet kemana2 (for the sake of selfie spots).. kalau di kota/taman kota masih oke lah.. lha ini puncak gunung.. sama juga dgn Lembah Harau di Payakumbuh-Sumbar ada spot selfie Harau Valley -_- atau pantai Gili T.. syukur kl sudah diturunkan.. mindset pengelola wisata memang mesti dikembangkan tdk sekedar naro huruf2 balok raksasa
    salam kenal mbak btw..

    Reply

Leave a Comment